Kamu mungkin sering tak menyadari banyaknya keputusan yang kamu ambil dalam setiap harimu yang padat. Keputusan besar dan kecil. Penting dan sepele. Yang ukurannya sebenarnya relatif. Keputusan kecil ternyata bisa juga berpengaruh besar pada hidupmu. Yang kamu anggap sepele ternyata dianggap penting oleh teman atau orang lain yang terkait dengan keputusanmu.
Kemampuan dan keberanian untuk mengambil keputusan sangat penting. Sehingga banyak hal bisa diputuskan, dilakukan, ditindaklanjuti, dan dievaluasi. Tidak mengambil keputusan apapun sebenarnya adalah sebuah keputusan juga. Abstain dalam sebuah pemungutan suara juga sebuah keputusan. Jadi daripada golput, misalnya dalam pemilu, lebih baik kamu memilih. Tapi golput juga sebuah keputusan lho Guys. Bingung, ya?
Biar gak bingung kamu harus baca yang ini. Kecakapan dalam pengambilan keputusan dapat dilatih. Menurut James McCue, seorang dosen di jurusan psychology and criminology di Edith Cowan University, ada 6 langkah untuk melatih hal tersebut.
Dengarkan ekspektasinya tentang suatu kegiatan atau pilihan tindakan. Misalnya banyak temanmu yang merokok. Kamu akhirnya ikut-ikutan. Sebenarnya kamu belum mengambil keputusan yang pasti dan jelas apakah kamu memang akan menjadi perokok. Kamu juga belum bisa menjawab kalau ditanya apakah kamu siap dengan konsekuensinya.
Misalnya bagaimana kalau nyasar. Apa yang kamu lakukan dengan pertimbangan waktu, biaya, dan keamanan yang akan kamu hadapi untuk kembali ke tujuanmu semula. Kamu harus pilih antara naik bus, naik taksi, naik angkutan online? Semua ada resikonya.
Perlu sejenak keluar dari situasi penuh tekanan. Menyendiri di kamar mandi, menelpon atau berkirim pesan elektronik dengan teman. Agar keputusan bisayan diambil dengan jernih. Bukan dalam situasi tertekan.
Kadang mereka gak mau cerita tentang sebuah langkah yang diambilnya. Mengapa mereka menyembunyikannya dari ortu? Panduan moral dalam pengambilan keputusan menjadi sesuatu yang penting karena tak semua hal bisa dipantau ortu. Baik dan buruk. Benar atau salah. Semua harus kamu fahami akan punya konsekuensi pada dirimu.
Minta bantuan dalam mengambil keputusan itu bukan hal yang tabu. Bukan berarti kamu melepaskan diri dari tanggung jawab. Bukan juga menghindar dari resiko. Namanya bantuan kan bukan yang segalanya. Keputusan tetap ada ditanganmu. Pengalaman dan analisis orang lain bisa memperkaya referensimu sebelum mengambil keputusan.
Kesalahan adalah pelajaran terbaik, diskusikan, jadikan bekal agar tak lagi terperosok ke lubang yang sama. Bangkit dan jadi lebih baik dalam mengambil keputusan. Pada akhirnya kamu akan menjadi seorang decision-maker yang handal. Yang terus mau belajar. Yang terus mau memperbaiki diri.
Kemampuan dan keberanian untuk mengambil keputusan sangat penting. Sehingga banyak hal bisa diputuskan, dilakukan, ditindaklanjuti, dan dievaluasi. Tidak mengambil keputusan apapun sebenarnya adalah sebuah keputusan juga. Abstain dalam sebuah pemungutan suara juga sebuah keputusan. Jadi daripada golput, misalnya dalam pemilu, lebih baik kamu memilih. Tapi golput juga sebuah keputusan lho Guys. Bingung, ya?
Biar gak bingung kamu harus baca yang ini. Kecakapan dalam pengambilan keputusan dapat dilatih. Menurut James McCue, seorang dosen di jurusan psychology and criminology di Edith Cowan University, ada 6 langkah untuk melatih hal tersebut.
Pedulilah pada kegiatan yang akan dilakukan dimana keputusan penting harus diambil
Dengarkan ekspektasinya tentang suatu kegiatan atau pilihan tindakan. Misalnya banyak temanmu yang merokok. Kamu akhirnya ikut-ikutan. Sebenarnya kamu belum mengambil keputusan yang pasti dan jelas apakah kamu memang akan menjadi perokok. Kamu juga belum bisa menjawab kalau ditanya apakah kamu siap dengan konsekuensinya.
Paparkan skenario yang menampilkan resiko dan membutuhkan sebuah keputusan
Misalnya bagaimana kalau nyasar. Apa yang kamu lakukan dengan pertimbangan waktu, biaya, dan keamanan yang akan kamu hadapi untuk kembali ke tujuanmu semula. Kamu harus pilih antara naik bus, naik taksi, naik angkutan online? Semua ada resikonya.
Gunakan trik ‘stop and think’
Perlu sejenak keluar dari situasi penuh tekanan. Menyendiri di kamar mandi, menelpon atau berkirim pesan elektronik dengan teman. Agar keputusan bisayan diambil dengan jernih. Bukan dalam situasi tertekan.
Sediakan kompas pemandu dalam pengambilan keputusan
Kadang mereka gak mau cerita tentang sebuah langkah yang diambilnya. Mengapa mereka menyembunyikannya dari ortu? Panduan moral dalam pengambilan keputusan menjadi sesuatu yang penting karena tak semua hal bisa dipantau ortu. Baik dan buruk. Benar atau salah. Semua harus kamu fahami akan punya konsekuensi pada dirimu.
Ingatkan untuk minta bantuan
Minta bantuan dalam mengambil keputusan itu bukan hal yang tabu. Bukan berarti kamu melepaskan diri dari tanggung jawab. Bukan juga menghindar dari resiko. Namanya bantuan kan bukan yang segalanya. Keputusan tetap ada ditanganmu. Pengalaman dan analisis orang lain bisa memperkaya referensimu sebelum mengambil keputusan.
Gunakan kesalahan sebagai peluang untuk belajar lagi
Kesalahan adalah pelajaran terbaik, diskusikan, jadikan bekal agar tak lagi terperosok ke lubang yang sama. Bangkit dan jadi lebih baik dalam mengambil keputusan. Pada akhirnya kamu akan menjadi seorang decision-maker yang handal. Yang terus mau belajar. Yang terus mau memperbaiki diri.
Advertisement