Info Populer 2022

Laporan Pendahuluan / LP Ca Colon Lengkap Dengan Konsep Askep, Download Format Doc Dan Pdf

Laporan Pendahuluan / LP Ca Colon Lengkap Dengan Konsep Askep, Download Format Doc Dan Pdf
Laporan Pendahuluan / LP Ca Colon Lengkap Dengan Konsep Askep, Download Format Doc Dan Pdf
Teman-teman perawat seluruh Indonesia Dimanapun berada, baik yang sedang di akademik, profesi maupun yang sudah kerja. Pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan ca colon yang kami susun berdasarkan beberapa refferensi terpercaya, dilengkapi dengan konsep asuhan keperawatan.

Untuk mempermudah teman-teman sejawat sekalian, lp ca colon yang kami bagikan ini juga telah kami lengkapi dengan pathway ca colon dalam format doc, sehingga pathwaynya bisa diedit dan disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang akan diangkat. 

Lp kanker atau Ca Colon ini kami sediakan dalam format doc dan pdf, yang bisa didownload dengan menggunakan link unduhan yang telah kami sematkan dalam artikel ini.

Laporan Pendahuluan 

Tinjauan Teori

Definisi

Kanker atau Ca colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon.            

Kanker atau Ca colon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )

Kanker atau Ca Colon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari colon (Brooker, 2001 : 72).

Kanker atau Ca colon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).

Kanker atau Ca Colon / usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon.


Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan (e.g Mormons,seventh Day Adventists).

Makanan yang harus dihindari :
  • Daging merah
  • Lemak hewan 
  • Makanan berlemak
  • Daging dan ikan goreng atau panggang 
  • Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
Makanan yang harus dikonsumsi:
  • Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (seperti brokoli,brussels sprouts)
  • Butir padi yang utuh
  • Cairan yang cukup terutama air
Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan  tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut


Klasifikasi

Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut:
  • A   : Kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
  • B1 : kanker telah meinfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
  • B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
  • C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah
  • C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari lima buah.
  • D   : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas dan tidak dapat di operasi lagi.

Stadium Klinis

Tabel : stadium pada ca. Kolon yang di temukan dengan system TMN
STADIUM
TINGKAT PENYEBARAN
TIS
Carsinoma in situ
T1
Belum mengenai otot dinding, polipoid/papiler
T2
Sudah mengenai otot dinding
T3
Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke sekitar
T4
Sama dengan T3 dengan fistula
N
Limfonodus terkena
M
Ada metastasis



Patofisiologi

Perubahan Patologi

Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian  ( Sthrock 1991 a ) :
  • 26 % pada caecum dan ascending colon
  • 10 % pada transfersum colon 
  • 15 % pada desending colon
  • 20 % pada sigmoid colon 
  • 30 % pada rectum
Gambar dibawah ini menggambarkan terjadinya kanker pada sigmoid dan colon kanan dan mengurangi timbulnya penyakit pada rektum dalam waktu 30 tahun ( Sthrock ).
                
Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk :
  • Kelenjar Adrenalin
  • Ginjal 
  • Kulit 
  • Tulang 
  • Otak

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial. 

Pathway Ca Colon

Download Pathway Ca Colon Format Doc DISINI

Manifestasi Klinis

Gejala sangat di tentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

1. Kanker kolon kanan

Isi kolon berupa cairan, cenderung teteap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samar dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat di lakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigatrium.

2. Kanker kolon kiri dan rectum

Cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses bisa kecil dan berbentuk pita. Baik mucus maupun darah segar sering terihat pada feses. Dapat terjadi anemia karena kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenairadiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala-gejala pada tungkai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat-alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkapsetelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.


Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :
  • Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
  • Pembentukan abses
  • Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.


Kejadian

Kira-kira 152.000 orang di amerika serikat terdiagnosa kanker Colon pada tahun 1992 dan 57.000 orang meninggal karena kanker ini pada tahun yang sama (ACS 1993). Sebagian besar klien pada kanker Colon mempunyai frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Kanker pada colon kanan biasanya terjadi pada wanita dan Ca pada rektum biasanya terjadi pada laki-laki.


Alternatif Transcultural

Kejadian Ca Colon pada USA tampaknya mengalami kemunduran dari seluruh bangsa-bangsa lain kecuali pada laki-laki afrika dan amerika.Kejadian yang lebih besar terjadi terhadap kanker ini terjadi di daerah industri bagian barat dansebagian jepang firlandia dan afrika ini adalah pemikiran yang berhubungan dengan diet. Daerah yang penduduknya mengalami kejadian yang rendah terhadap Ca colon mempunyai diet tinggi terhadap buah-buahan,sayuran,ikan dan sebagian kecil daging.


Pemeriksaan Penunjang

1. Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.

2. Radiologis

Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan  letaknya. Tes ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium  secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan colonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.

3. Histopatologi

Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

4. Laboratorium

Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feces spesimen.

5. Ultrasonografi (USG)

Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening  di abdomen dan hati.

Penatalaksanaan Medis

Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah sebagai berikut ;

1. Pembedahan (operasi)

Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi  tidak menjamin semua sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

2. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor, merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung dan usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu makan.

3. Kemotherapy

Chemotherapy memakai obat anikanker  yang kuat, dapat masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus.

4. Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Identitas pasien

Meliputi nama, umur, jenis, pekerjaan, alamat, tempat tinggal

b. Riwayat penyakit sekarang

Pada pengkajian ini yang perlu dikaji adanya keluhan pada area abdomen terjadi pembesaran

c. Riwayat penyakit dahulu

Adakah riwayat penyakit dahulu yang diderita pasien dengan timbulnya kanker kolon

d. Riwayat penyakit keluarga

Adalah anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien, adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit kronis lainnya

e. Riwayat psikososial dan spiritual

Bagaimana hubungan pasien dengan anggota keluarga lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun saat sakit, apakah pasien mengalami kecemasan, rasa sakit, karena penyakit yang dideritanya dan bagaimana pasien menggunakan koping mekanisme untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

2. Riwayat biopsikososial spiritual

a. Pola nutrisi

Bagaiman kebiasaan makan, minum sehari – hari, jenis makanan apa saja yang sering di konsumsi, makanan yang paling disukai, frekuensi makanannya

b. Pola eliminasi

kebiasaan BAB, BAK, frekuensi, warna BAB, BAK, adakah keluar darah, atau tidak, keras, lembek, cair?

c. Pola istirahat dsn tidur

  • Kebiasan istirahat tidurberapa jam?
  • Kebiasan sebelum tidur apa saja yang dilakukan?
d. Pola personal hygiene

Kebiasan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan atau tidak menyikat gigi

e. Pola aktivitas dan latihan

Kegiatan sehari – hari, olahraga yang sering dilakukan, aktivitas diluar kegiatan olahraga, misalnya nmengurusi urusan adat di kampung dan sekitarnya

f. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minum – minuman keras ketergantungan dengan obat – obatan (narkoba)

g. Hubungan peran

Hubungan dengan keluarga harmonis, dengan tetagga, teman – teman sekitar lingkungan rumah, aktif dalam kegiatan adat?

h. Pola persepsi dan konsep diri

Pandangan terhadap image diri pribadi, kecintaan terhadap keluarga, kebersamaan dengan keluarga

i. Pola nilai kepercayaan

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, keyakinan terhadap agama yang dianut, mengerjakan perintah agama yang dianut dan patuh terhadap perintah dan larangannya

j. Pola reproduksi dan seksual

Hubungan dengan keluarga harmonis, bahagia, hubungan dengan keluarga besarnya dan lingkungan sekitar.

3. Riwayat pengkajian nyeri

P: provokasi paliatif

  • Apa yang menyebabkan gejala? 
  • Apa yang bisa memperberat? 
  • Apa yang bisa mengurangi?

Q: quality - quantity
Bagaiman gejala dirasakan, sejauh mana gejal dirasakan?

R: region – radiasi
Dimana gejala yang dirasakan? Apakah menyebar?

S: skal – saverity
Seberapa tingkat keparahan dirasakan? Pada skala berapa?

T: time

  • Kapan gejala mulai timbul? 
  • Seberapa serng gejala dirasakan? 
  • Tiaba – tiba atau bertahap? 
  • Seberapa lama gejala dirasakan?

4. Pemeriksaan fisik

  • Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos metis, suhu 37,5 0 C, nadi 60 – 100 x / menit. RR 16 – 20 x / menit, TD 120 / 80 mmHg
  • Pemeriksaan head to toe
Kepala dan leher


Dengan teknik inspeksi dan palpasi:

a. Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan

b. Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?

c. Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?

d. Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?

e. Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat trauma?

f. Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid

Pemeriksaan dada
a. Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?

b. Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada

c. Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada batas paru dan hepar

d. Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wheezing

Kardiovaskuler
a. Inspeksi
Bentuk dada simetris

b. Palpasi
Frekuensi dada simetris

c. Perkusi
Suara pekak

d. Auskultasi
Irama regular, systole / murmur

system pencernaan / abdomen
a. Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, apakah ada benjolan – benjolan / massa

b. Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba?

c. Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)

d. Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit


Analisa data, Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah di kumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).

Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :

  • Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
  • Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
  • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual / muntah
  • Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.


Rencana asuhan keperawatan

No
Diagnosa keperawatan
Tujuan dari kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)
Tujuan : pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.
Criteria hasil :pasien tampak rileks, dapat beristirahat / tidur dan melakukan pergerakan yang berarti sesuai toleransi..
1)   Pantau tempat dan respons pasien terhadap nyeri
2)   Ajarkan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan perubahan posisi, gosokan (massase) dan teknik relaksasi
3)   Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk relaksasi, membatasi pengunjung
4)   Kolaborasi pemberian analgetik
1)   Mengetahui cara mengatasi nyeri yang tepat
2)   Pasien merasa lebih nyaman dan pasien bisa mengatasi nyerinya


3)   Meningkatkan istirahat dan tidur yanf adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
4)   Mengurangi rasa nyeri
2.
Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan
Tujuan:
-       Luka semakin kering dan menutup
-       Tidak terjadi nekrosis
Criteria hasil :
-         Tidak ada da tanda – tanda infeksi seperti pes, kemerahan, oodema
1)   ·         Pantau tanda – tanda kerusakan integritas kulit

2)   Jelaskan dan ajarkan cara perawatan kulit pasca oprasi
3)   Berikan barier kulit sesuai resep
.
1)   Mengetahui penanganan yang tepat
2)   Tetap bersih dan menghindari dari infeksi
3)   Menghindari dari infeksi
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual / muntah
Tujuan : klien mampu mempertahankan & meningkatkan intake nutrisi.
Criteria hasil :
-          Klien akan memperlihatkan perilaku mempertahankan atau meningkatkan berat badan dengan nilai laboratorium normal.
-          Klien mengerti dan mengikuti anjuran diet
-          Tidak ada mual / muntah.
·      Kaji sejauh mana ketidak adekuatan nutrisi pasien
·      Timbang berat badan sesuai indikasi
·       Anjurkan makan sedikit tapi sering


·      Tawarkan minum saat makan bila toleran
·       Kolaborasi dengan ahli gizi pemberian makanan yang bervariasi
R : menganalisa penyebab melaksanakan intervensi.
R : mengawasi kefektifan secara diet

R : tidak memberi rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat di tingkatkan
R : dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas.
R : Menstimulasi nafsu makan dan mempertahankan intake nutrisi yang adekuat.
4.
Konstipasi berhubungan dengan penurunan frekuensi defekasi yang normal pada seseorang di sertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang keras dan kering
Tujuan : pola eliminasi dalam rentang yang di harapkan : feses lembut dan berbentuk.
Criteria hasil :
-          klien akan menunjukkan pengetahuan akan program defekasi yang di butuhkan
-          melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan
·      kaji warna dan konsistensi feses, frekuensi, keluarnya flatus, bising usus dan nyeri tekan abdomen
·      pantau tanda gejala rupture usus.





·      Kaji faktor penyebab konstipasi
R : penting untuk menilai keefektifan intervensi, dan memudahkan rencana selanjutnya.

R : keadaan ini dapat menjadi penyebab kelemahan otot abdomen dan penurunan peristaltik usus, yang dapat menebabkan konstipasi.
R : mengetahui dengan jelas faktor penyebab memudahkan pilihan intervensi yang tepat


Daftar Pustaka

  • Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
  • Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
  • Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
  • Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
  • Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
  • Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
  • Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Download LP Ca Colon format doc dan pdf dibawah
Demikian laporan pendahuluan ca colon lengkap dengan konsep askep, format doc dan pdf kami bagikan. semoga bisa menjadi refferensi teman-teman perawat dimanapun berada, dalam pembuatan tugas LP, askep, maupun makalah, Terima kasih.
Advertisement

Iklan Sidebar