seorang perawat tidak terlepas dari yang namanya askep. mulai dari masa kuliah hingga setelah kerja pun akan tetap dikaitkan dengan yang namanya askep.
nah bertujuan membantu teman - teman sejawat disini kami coba membagikan asuhan keperawatan atau askep hipertiroid. bagi yang membutuhkan silahkan dibaca dan didownload pada link yang telah kami sediakan.
Untuk mendownload askep hypertiroid silahkan klik Disini
I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroid merupakan penyakit hormone yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Penyakit tiroid merupakan penyakit yang banyak ditemui di masyarakat , 5% pada pria dan 15% pada wanita. Penyakit graves di Amerika sekitar 1% dan di Inggris 20-27/1000 wanita dan 1,5-2,5/1000 pria, sering ditemui di usia kurang dari 40 tahun (Djokomoeljanto, 2010).
Istilah hipertiroidisme sering disamakan dengan tirotoksikosis , meskipun secara prinsip berbeda. Dengan hipertiroidisme dimaksutkan hiperfungsi kelenjar tiroid dan sekresi berlebihan dari hormone tiroid dalam sirkulasi. Pada tirotoksikosis dapat disebabkan oleh etiologi yang amat berbeda ,bukan hanya yang berasal dari kelenjar tiroid . adapun hipertiroidisme subklinis, secara definisi diartikan kasus dengan kadar hormone normal tetapi TSH rendah. Di kawasan Asia dikatakan prevalensi lebih tinggi dibanding yang non Asia (12% versus 2,5%). (Djokomoeljanto, 2010).
Penyakit graves merupakan penyebab utama dan tersering tirotoksikosis (80-90%), sedangkan yang disebabkan karena tiroiditis mencapai 15% dan 5% Karen toxic nodular goiter. Prevalensi penyakit Graves bervariasi dalam populasi terutama tergantung pada intake yodium (tingginya intake yodium berhubungan dengan peningkatan prevalensi penyakit Graves). Penyakit Graves terjadi pada 2% wanita,namun hanya sepersepuluhnya pada pria. Kelainan ini banyak terjadi antara usia 20-50 tahun, namun dapat juga pada usia yang lebih tua (Fauci, et al., 2008).
Hipertiroidisme sering ditandai dengan produksi hormone T3 dan T4 yang meningkat , tetapi dalam persentase kecil (kira-kira 5%) hanya T3 yang meningkat, disebut sebagai tirotoksikosis T3 (banyak ditemukan di daerah dengan defisiensi yodium). Status tiroid sebenarnya ditentukan oleh kecukupan sel atas hormone tiroid dan bukan kadar ‘normal’ hormone tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip paling dasar yang perlu diingat kembali. Pertama bahwa hormone yang aktif adalah free hormone , kedua bahwa metabolism sel didasarkan atas tersedianya free T3 bukan T4, ketiga bahwa distribusi deiodinase I, II, dan III di berbagai organ tubuh berbeda (DI banyak di hepar, ginjal dan tiroid, DII di otak, hipofisis, dan DIII di jaringan fetal, otak, plasenta),namun hanya DI yang dapat dihambat oleh PTU (Djokomoeljanto, 2010).
Berdasarkan angka kejadian dan kegawatan yang bisa terjadi pada kasus ini maka penulis tertarik untuk mengangkat ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY “H” DENGAN HIPERTIROID yang sudah dilaksanakan diruangan keperawatan MUZDALIFAH di RS.
TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertiroid.
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melaksanakan pendekatan pada pasien dan menganalisa sehingga dapat mengetahui kebutuhan pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipertiroid
b. Perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan hipertiroid
c. Perawat mampu melaksanakan tindakan keperawatan sebagai pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan pada pasien hipertiroid
d. Perawat mampu melaksanakan evaluasi pada klien pada pasien dengan hipertiroid
MANFAAT PENULISAN
Bagi rumah sakit Makalah ini bermanfaat sebagai bahan informasi dalam upaya pemberi asuhan keperawatan yang ditujukan kepada pasien dengan hipertiroid.
METODE PENULISAN
1. Wawancara
Dengan cara berkomunikasi langsung dengan pasien dan keluarganya dalam pengumpulan data.
2. Observasi
Dengan cara mengamati prilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data.
3. Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan cara melihat laporan dan status pasien.
4. Studi Pustaka
Dari buku- buku penunjang dan media elektronik yang mendukung.
SISTEMATIKA PENULISAN
Terdiri dari 4 BAB yaitu :
- Bab I : Pendahuluan
- Bab II : Tinjauan Teori
- Bab III : Laporan Asuhan Keperawatan
- Bab IV : Pembahasan
- Bab V : Penutup
- Saran
- Kesimpulan
II. TINJAUAN TEORI
ANATOMI PATOLOGI
Kelenjar tiroid adalah salah satu kelenjar getah bening yang terletak di daerah leher, berdekatan dengan nervus laryngeus rekurrens dan kelenjar paratiroid. Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dan terberat dibandingkan kelenjar lainnya.Terdiri dari dua bagian dengan berat kira-kira 20-30 gram.
Kelenjar tiroid ini kaya pembuluh darah dan terdapat sistem limfatik yang berada di dalam kelenjar. Terdapat kedua susunan saraf otonom, akan tetapi saraf simpatik lebih berperan. Sel yang mendominasi kelenjar ini adalah sel folikel. Hormon yang diproduksi adalah tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Produksi hormon ini tergantung pada stimulasi dari tirotropin stimulatinghormon (TSH) yang berasal dari hipofisis, di samping hormon ini kelenjar tiroid masih memproduksi tiroglobulin. Sifat hormon T3 dan T4 adalah meningkatkan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
DEFINISI
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah. Thyrotoxicosis adalah suatu kondisi keracunan yang disebabkan oleh suatu kelebihan hormon-hormon tiroid dari penyebab mana saja. Thyrotoxicosis dapat disebabkan oleh suatu pemasukan yang berlebihan dari hormon-hormon tiroid atau oleh produksi hormon-hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan).
Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang.Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengo bati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Hormon-hormon tiroid menstimulasi metabolisme dari sel-sel. Mereka diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4) triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3. Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel.
Dan Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.
ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating. Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
MANIFESTASI KLINIS
1) Gangguan kardiopulmoner seperti:
a. Berdebar-debar
b. Tekanan nadi meningkat
c. Kadang-kadang disertai sesak nafas
2) Gangguan gastrointestinal
a. Selera makan semakin bertambah
b. Berat badan mulai menurun
c. Kerap buang air besar/diare
d. Sering berpeluh/berkeringat karena metabolisme meningkat
3) Gangguan saraf dan neuromuskular oleh kelebihan tiroksin
a. Emosi labil
b. Rasa gelisah
c. Susah tidur
d. Penglihatan terjejas karena saraf mata tertekan
e. Mata melotot/bola mata menonjol terjadi akibat pembengkakan otot dan jaringan lemak di sekitar mata.
4) Kelainan kulit
a. Biasanya kulit menjadi hangat, lembab dan terdapat hiperpigmentasi
b. Gangguan tulang, sering ditemukan fraktur terutama pada pasien lansia oleh karena reabsorpsi kalsium usus menurun dan resorpsi tulang meningkat.
PATOFISIOLOGI
Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada etiologi, akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin diakibatkan oleh delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon-hormon. Masukan hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid
Fathway
Fathway Hipertiroid |
KOMPLIKASI
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba.
Badai tiroid bisa menyebabkan :
- Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
- Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
- Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
- Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi
- Pembedahan
- Stress
- Diabetes yang kurang terkendali
- Ketakutan
- Kehamilan atau persalinan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC HIPERTIROID
a. T4 Serum
Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan teknik radio immune assay atau peningkatan kompetitif. Kisaran T4 dalam serum yang normal berada diantara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5 hingga 150 nmol/L). T4 Terikat terutama dengan TBG dan prealbumin : T3 terikat lebih longgar. T4 normalnya terikat dengan protein. Setiap factor yang mengubah protein pangikat ini juga akan mengubah kadar T4
b. T3 Serum
T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat, atau total T3 total, dalam serum. Sekresinya terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T4 . Meskipun kadar T3 dan T4 serum umumnya meningkat atau menurun secara bersama-sama, namun kadar T4 tampaknya merupakan tanda yang akurat untuk menunjukan adanyahipertiroidisme, yang menyebabkan kenaikan kadar T4 lebih besar daripada kadar T3. Batas-batas normal untuk T3 serum adalah 70 hingga 220 mg/dl (1,15 hingga 3,10nmol/L)
c.Tes T3
Ambilan Resin Tes T3 ambilan resin merupakan pemeriksaan untuk mengukur secara tidak langsung kaar TBG tidak-jenuh. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah hormone tiroid yang terikat dengan TBG dan jumlah tempat pengikatan yang ada.Pemeriksaan ini, menghasilkan indeks jumlah hormone tiroid yang sudah ada dalam sirkulasi darah pasien. Normalnya, TBG tidak sepenuhnya jenuh dengan hormone tiroid dan masih terdapat tempat-tempat kosong untuk mengikat T3 berlabel-radioiodium, yang ditambahkan ke dalam specimen darah pasien. Nilai ambilan T3 yang normal adalah 25% hingga 35% yang menunjukan bahwa kurang lebih seper tiga dari tempat yang ada paa TBG sudah ditempati oleh hormone tiroid. Jika jumlah tempat kosong rendah, seperti pada hipertiroidisme, maka ambilan T3 lebih besar dari 35%
d.Tes TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
Sekresi T3 dan T4 oleh kelenjar tiroid dikendalikan hormone stimulasi tiroid (TSH atau tirotropin) dari kelenjar hipofisis anterior. Pengukuran konsentrasi TSH serum sangat penting artinya dalam menegakkan diagnosis serta penatalaksanaan kelainan tiroid dan untuk membedakan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada kelenjar tiroid sendiri dengan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada hipofisis atau hipotalamus. Kadar TSH dapat diukur dengan assay radio imunometrik, nilai normal dengan assay generasi ketiga, berkisar dari 0,02 hingga 5,0 μU/ml. Kadar TSH sensitif dan dapat dipercaya sebagai indikator fungsi tiroid. Kadar akan berada dibawah normal pada pasien dengan peningkatan autonom pada fungsi tiroid (penyakit graves, hiperfungsi nodul tiroid).
e. Tes Thyrotropin Releasing Hormone
Tes Stimulasi TRH merupakan cara langsung untuk memeriksa cadangan TSH di hipofisis dan akan sangat berguna apabila hasil tes T3 dan T4 tidak dapat dianalisa. Pasien diminta berpuasa pada malam harinya. Tiga puluh menit sebelum dan sesudah penyuntikan TRH secara intravena, sampel darah diambil untuk mengukur kadar TSH. Sebelum tes dilakukan, kepada pasien harus diingatka bahwa penyuntikan TRH secara intravena dapat menyebabkan kemerahan pada wajah yang bersifat temporer, mual, atau keinginan untuk buang air kecil.
f. Tiroglobulin
Tiroglobulin merupakan precursor untuk T3 dan T4 dapat diukur kadarnya dalam serum dengan hasil yang bisa diandalkan melalui pemeriksaaan radioimmuno assay. Faktor-faktor yang meningkatkan atau menurunkan aktivitas kelenjar tiroid dan sekresi T3 serta T4 memiliki efek yang serupa terhadap sintesis dan sekresi tiroglobulin. Kadar tiroglobulin meningkat pada karsinoma tiroid, hipertiroidisme dan tiroiditis subakut. Kadar tiroglobulin juga dapat akan meningkat pada keadaan fisiologik normal seperti kehamilan.
g. Ambilan Iodium Radioaktif
Tes ambilan iodium radioaktif dilakukan untuk mengukur kecepatan pengambilan iodium oleh kelenjar tiroid. Kepada pasien disuntikan atau radionuklida lainnya dengan dosis tracer, dan pengukuran pada tiroid dilakukan dengan alat pencacah skintilas (scintillation counter) yang akan mendeteksi serta menghitung sinar gamma yang dilepaskan dari hasil penguraian dalam kelenjar tiroid. Tes ini mengukur proporsi dosis iodium radioaktif yang diberikan yang terdapat dalam kelenjar tiroid pada waktu tertentu sesudah pemberiannya. Tes ambilan iodium-radioaktif merupakan pemeriksaan sederhana dan memberikanhasil yang dapat diandalkan.Penderita hipertiroidisme akan mengalami penumpukan dalam proporsi yang tinggi (mencapai 90% pada sebagian pasien).
h. Pemindai Radio atau Pemindai Skintilasi Tiroid
Serupa dengan tes ambilan iodium radioaktif dalam pemindaian tiroid digunakan alat detector skintilasi dengan focus kuat yang digerakkan maju mundur dalam suatu rangkaian jalur parallel dan secara progresif kemudian digerakkan kebawah. Pada saat yang bersamaan, alat pencetak merekam suatu tanda ketika telah tercapai suatu jumlah hitungan yang ditentukan sebelumnya. Teknik ini akan menghasilkan gambar visual yang menentukan lokasi radioaktivitas di daerah yang dipindai. Meskipun I 131 merupakan isotop yang paling sering digunakan, beberapa isotop iodium lainnya yang mencakup Tc9m (sodium pertechnetate) dan isotop radioaktif lainnya (thalium serta americum) digunakan dibeberapa laboratorium karena sifat-sifat fisik dan biokimianya memungkinkan untuk pemberian radiasi dengan dosis rendah. Pemindaian sangat membantu dalam menemukan lokasi, ukuran, bentuk dan fungsi anatomic kelenjar tiroid. Khususnya jaringan tiroid tersebut terletak substernal atau berukuran besar. Identifikasi daerah yang mengalami peningkatan fungsi (hot area) atau penurunan fungsi (cold area) dapat membantu dalam menegakkan diagnosis. Meskipun sebagian besar daerah yang mengalami penurunan fungsi tidak menunjukkan kelainan malignitas, defisiensi fungsi akan meningkatnya kemungkinan terjadinya keganasan terutama jika hanya terdapat satu daerah yang tidak berfungsi. Pemindaian terhadap keseluruhan tubuh (whole body CT scan) yang diperlukan untuk memperoleh profil seluruh tubuh dapat dilakukan untuk mencari metastasis malignitas pada kelenjar tiroid yang masih berfungsi.
i. Ultrasonografi
Pemeriksaan ini dapat membantu membedakan kelainan kistik atau solid padatiroid. Kelainan solid lebih sering disebabkan keganasan dibanding dengan kelainankistik. Tetapi kelainan kistik pun dapat disebabkan keganasan meskipun kemungkinannya lebih kecil. Pemeriksaan radiologik di daerah leher Karsinoma tiroid kadang-kadang disertai perkapuran. Ini sebagai tanda yang boleh dipegang.
PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
a. Obat Anti-Tiroid.
Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme. Contoh obat adalah sebagai berikut :
- Thioamide
- Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
- Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
- Potassium Iodide
- Sodium Ipodate
- Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist.
Obat ini adalah untuk mengurangi gejala-gejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi :
- Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis
- Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah pengobatan yodium radioaktif
- Persiapan tiroidektomi
- Pasien hamil, usia lanjut
- Krisis tiroid
2. Surgical
1. Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif
- Tiroidektomi Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar
TERAPI
- Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol.
- Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
- Operasi tiroidektomi subtotal. Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
Askep Hipertiroid |
III. ASUHAN KEPERAWATAN HYPERTIROID
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Identifikasi
A. Identitas Pasien B. Identitas Penanggung Jawab
Nama/ Umur : Ny. H/ 31 Tahun Nama/ Umur: Tn A/ 37 tahun
Tanggal MRS : 17 Desember 2014 Pekerjaan: Karyawan Swasta
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis kelamin: Laki- Laki
Agama : Islam Agama : Islam
Ruangan : Muzdalifah Hubungan : suami
Diagnosa Medis : Hipertiroid Alamat : jl. kemala
No. Med. Rec : 12005485
Alamat : jl kemala
2. Keluhan Utama : terasa lemas di seluruh tubuh.
Riwayat perjalanan penyakit ( dengan pendekatan P,Q,R,S,T )
Dua minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh terasa lemas disluruh tubuh dan jantungnya terasa berdebar debar dan klien juga mengatakan kadang-kadang tubuh terasa sangat lemas sehingga pasien sulit untuk melakukan aktivitas seperti biasa.
v Problem
Ø Klien mengatakan tubuh terasa lemas
v Quality/quantity
Ø Rasa lemas dirasakan di seluruh tubuh sehingga membuat pasien bedrest di tempat tidur
v Region/radiation
Ø Rasa lemas di rasakan di seluruh tubuh
v Timing
Ø 2 minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh badan terasa lemas di seluruh tubuh
Riwayat kesehatan yang lalu:
Klien mengatakan pernah dirawat di RS dengan keluhan yang sama ± 1 tahun yang lalu
Riwayat kesehatan keluarga:
PEMERIKSAAN FISIK/BIOLOGIS
TD : 130/80 mmHg, T : 37,3 , RR : 20 x/menit, N : 110x/menit
KU : Sakit sedang
Kesadaran : compos Mentis
Kesadaran (√) CM ( )apatis ( )somnolent ( )soporo ( )koma
Kepala (√) t.a.k ( )mikrrosefal ( )asimetris ( )hematoma
Rambut (√) t.a.k ( )kotor ( )berminyak ( )kering ( )rontok
Muka (√) t.a.k ( )asimetris ( )bell’s palsy ( )kelainan congenital
Mata (√) t.a.k ( )gangguan penglihatan ( )sclera ikterik
( )konjungtiva anemis
Pupil ( )midrasis/miosis ( )tidak ada reaksi cahaya
Telinga (√) t.a.k ( )berdengung ( )nyeri ( )tuli ( )keluaran cairan
Hidung (√) t.a.k ( )asimetris ( )epistaksis ( )lain-lain
Mulut (√) t.a.k ( )simetris ( )asimetris ( )bibir pucat ()kelainan congenital
Gigi (√) t.a.k ( )karies ( )goyang ( )tambal ( )gigi palsu
Lidah (√) t.a.k ( )kotor ( )mukosa kering ( )gerakan asimetris
Tenggorokan (√) t.a.k ( )faring merah ()sakit menelan ( )tonsil besar
Leher ( ) t.a.k (√ )pembesaran tiroid ( )pembesaran vena jugularis
Masalah Keperawatan` :pembesaran kelenjar tiroid
Dada bentuk (√)simetris ( )asimetris ( )retraksi otot dada
( )kiposis( )funnel chest ( )pigeon chest ( )barel chest
Paru – paru (√ )vesikuler ( )ronchi ( )rales ( )wheezing ( )apnue
( )kusmaul
Jantung ( )gallop (√)murmur ()BJ1/BJ2 ( )palpitasi ( )ictus cordis terlihat
Lain –lain : nadi : 110x/ menit
Tangan terlihat gemetar
Masalah keperawatan: resiko penurunan curah jantung
Abdomen (√) t.a.k ( )nyeri tekan ( )benjolan ( )tympani
( )hypertimpani ( )distensi abdomen
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Integument (√)) t.a.k ( )turgor kulit jelek ( )dekubitus ( )fistula
( ) pucat
Ekstremitas ( ) t.a.k ( )parese ( )kelainan congenital ( )
lain-lain : klien mudah merasa lelah setelah beraktivitas
klien tampak lesu dan lemah
klien tampak bedrest di tempat tidur
klien mengatakan cepat lelah
kekuatan otot : 4444
Masalah Keperawatan: Intoleransi Aktifitas
4. Data Psikologis, sosiologi dan spiritual
Psikologis ( ) t.a.k (√ )gelisah ( )takut ( )sedih ( )rendah diri
( )hiperaktif (√ ) klien tampak bingung
( )acuh tak acuh ( )marah ( )mudah tersinggung
Sosiologi ( ) t.a.k ( )menarik diri ( )gelisah (√ )cemas
( )komunikasi
Spiritual ( )perlu dibantu dengan perribadatan
Lain- lain : klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang dideritanya
Klien sering bertanya tentang penyakitnya
Masalah keperawatan : Ansietas
Pola kebiasaan sehari-hari
No | Aktivitas | Keterangan | Di Rumah | Di rumah sakit | Masalah |
1 | Pola makan | Jumlah | 1 piring | 1 porsi | Tidak ada masalah |
Jenis | Nasi, lauk, sayuran | Nasi lunak | |||
Frekuensi | 3 x sehari | 3x sehari | |||
Cara pemberian | Via oral | Via oral | |||
2 | Pola minum | Jumlah | 6-7gelas | 5 gelas | Tidak ada masalah |
Jenis | air putih, air the | air putih, teh | |||
Frekuensi | >6x sehari | >5xsehri | |||
Cara pemberian | Oral | Oral | |||
3 | Pola eliminasi | BAB/konsistensi | Padat | Lunak | Tidak ada masalah |
Warna | Kuning | Kuning | |||
Frekuensi | 2x sehari | 1x sehari | |||
BAK/warna | Kuning jernih | Kuning jernih | |||
Jumlah | Tidak bias diukur | ±1000cc | |||
Frekuensi | ±7x sehari | ±5x sehari | |||
4 | Pola tidur | Lama | 8-10 jam | 8-10jam | Tidak ada masalah |
5 | Pola kebersihan | Mandi | 2x sehari | 2x sehari | Tidak ada masalah |
Gosok gigi | 2x sehari | 2x sehari | |||
Berpakaian | 2x sehari | 2x sehari |
Data penunjang
Tanggal | Jenis pemeriksaan | Hasil pemeriksaan | Nilai normal |
17-12-2014 | Darahh lengkap Hb Leukosit Bse Differential counter Basopil Eosinopil Myeloccyt Meta myelocyyt Band Segment Lymphocyte Monoccyt Trombosit Hematokrit Bss | 12,6 gr% 10.300mm3 20 mm/jam 0% 0% 0% 0% 0% 55% 24% 2% 390.000/mm3 45% 158 | 12,0 – 16,0gr% 5.000-10.000mm3 1-15 mm/jam 0-1% 2-4% 0% 0% 3-5% 55-65% 25-35% 4-8% 150.000-400.000/mm3 38-48% <200 |
Tanggal | Pemeriksaaan | Hasil | Nilai Normal |
17-12-2014 | T3 | ng/ml | 0,8- 2,0 ng/ml |
17-12-2014 | T4 | µg/dl | 5,0- 13,0 µg/dl |
17-12-2014 | TSH | 5,6 µIU/ml | 0,4- 7,0 µIU/ml |
17-12-2014 | Free T4 | 2,5 ng/dl | O,8- 2,0 ng/dl |
Therapy
Tanggal | Theraphy yang diberikan | Keterangan |
17-12-2014 | IVFD Rl gtt 20 x/m Inj. pantomex 1x 1 vial Oral. Propanolol 10 mg 1x1 PTU 1x100 mg Neurodex 1x1 |
ANALISA DATA
No | Data | Etiologi | Masalah |
1 | DS: Klien mengatakan jantungnya berdebar – debar Klien mengatakan cepat lelah DO: TD : 130/80mmHg ND : 110 x / menit Akral dingin Klien tampak mudah lelah Tangan terlihat gemetar | Produksi hormone tiroid meningkat Penurunan curah Jantung | Resiko tinggi Penurunan curah Jantung |
2 | DS : Klien mengatakan mudah lelah seteah melakukan aktivitas DO : KU : sakit sedang Klien lemah Tampak lesu Klien tampak bedrest di tempat tidur Kekuatan otot 4 4 | Intoleransi Aktifitas | Intoleransi Aktifitas |
3 | DS : Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang sedang dideritanya DO : · Klien tampak cemas · klien sering bertanya tentang penyakitnya · klien tampak bingung | Ansietas | Ansietas |
MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
2. Intoleransi Aktifitas
3. Ansietas
PRIORITAS MASALAH
No | Tanggal | Prioritas masalah | Paraf |
1 | 17-12-2014 | Intoleransi Aktifitas | |
2 | 17-12-2014 | Ansietas | |
3 | 17-12-2014 | Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung |
, 2014
Perawat yang mengkaji
(YN)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi Aktifitas berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy, kelelahan dan kelemahan otot
2. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
3. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
RENCANA / INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID
No | Tgl/jam | Diagnosa keperawatan | Tujuan/hasil yang diharapkan | Intervensi | Rasional |
1 | 17-12-2014 | Intoleransi aktifitas berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,kelelahan dan kelemahan otot DS : Klien mengatakan mudah lelah setelah melakukan aktivitas DO : KU : sakit sedang Klien lemah Tampak lesu Klien tampak bedrest di tempat tidur Kekuatan otot 4 4 | Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam, diharapkan intoleransi aktifitas teratasi dengan criteria hasil : 1. Klien mengatakan tidak mudah lelah setelah melakukan aktifitas 2. KU: baik 3. Klien tampak tidak lemah 4. Klien tampak segar 5. Klien tidak bedrest di tempat tidur lagi 6. Kekuatan otot 5 5 | 1. obs tanda-tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktifitas 2. ciptakan lingkungan yang tenang 3. sarankan pasien mengurangi aktifitas 4. Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage | 1. nadi secara luas meningkat dan bahkan istirahat, takikardi mungkin ditemukan 2 Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan imsomnia 3. Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolis 4. meningkatkan relaksasi |
2 | 17-12-2014 | Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik DS : Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang sedang dideritanya DO : · Klien tampak cemas · klien sering bertanya tentang penyakitnya · klien tampak bingung | Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam , diharapkan kecemasan klien berkurang dengan criteria hasil : 1. melaporkan ansietas menurun sampai tingkat teratasi 2. tampak rileks 3. klien tampak tidak bingung | 1. Evaluasi tingkat ansietas, catat verbal dan non verbal pasien 2. Berikan informasi tentang penyakit 3. Anjurkan keluarga untuk menemani disamping klien 4. Jelaskan kepada klien tentag tindakan yang akan dilakukan 5. Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan kehawatira 6. Berikan kesempatan klien untuk bertanya tentang penyakitnya | 1. untuk mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan klien 2. informasi yang tepat dapat menurunkan kecemasan dan menambah pengetahuan pasien tentang penyakit 3. mengurangi kecemasan klien 4. Memberikan informasi yang akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi 5. Mengurangi tingkat kecemasan 6. Dengan adanya informasi yang lebih banyak klien mampu mengurangi rasa ketatukan tentang penyakit yang diderita |
3 | 17-12-2014 | Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung DS: Klien mengatakan jantungnya berdebar – debar Klien mengatakan cepat lelah DO: TD:130/80mmHg ND : 110 x / menit Akral dingin Tangan terlihat sering gemetar Klien tampak mudah lelah | Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 1x 24 jam , diharapkan pasien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan kriteria hasil: 1. jantung klien tidak berdebar- debar lagi 2. klien mengatakan tidak lelah lagi 3. TTV dalam batas normal 60- 90 Nd : 60- 100x/mnt - Akral hangat - Klien tampak tidak lelah - Tangan tidak terlihat gemetar 1 | 1.observasi tanda-tanda vital 2.observasi KU pasien 3. kaji nadi dan denyut jantung terutama adanya bunyi jantung tambahan 4.lakukan pemerikasaan EKG 5.kolaborasi pemberian obat 6.Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium | 1. hipotensi umum dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi 2. untuk menilai keadaan umum pasien 3. hipertiroid ditandai adanya peningkatan kerja jantung diakibatkan penngkatan metabolimse tubuh 4 terjadi kecepatan atau irama pada jantung 5.membatasi produksi hormone tiroid 6.memastikan keadaan dan lokasi masalah |
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT Telp. | CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN |
Nama Lengkap | Ny. H | No. Rekam Medik | 12.00.54.85 |
Umur | 31 Tahun | Ruang | Muzdalifah |
Jenis Kelamin | Perempuan | Diagnosa Medis | Hipertiroid |
No | Tanggal | Diagnosa Keperawatan | Implementasi | Evaluasi | Paraf | |
1 | 17 -12-2014 | Intoleransi aktifitas berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,kelelahan dan kelemahan otot DS : Klien mengatakan mudah lelah setelah melakukan aktivitas DO : KU : sakit sedang Klien lemah Tampak lesu Klien tampak bedrest di tempat tidur Kekuatan otot 4 4 | 1. Mengobs tanda-tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktifitas 2. Menciptakan lingkungan yang tenang 3. menyarankan pasien mengurangi aktifitas 4. Memberikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage | S : klien mengatakan aktivitas dilakukan sendiri O : - klien masih tampak lemas - Klien sudah mulai beraktivitas meskipun sering istirahat - Klien tampak agak rileks - N:102x/m - 4 4 A : masalah teratasi sebagian P : intervensi diteruskan 1-4 | ||
2 | 17-12-2014 | Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik DS : Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang sedang dideritanya DO : · Klien tampak cemas · klien sering bertanya tentang penyakitnya · klien tampak bingung | 1.Mengevaluasi tingkat ansietas, catat verbal dan non verbal pasien 2.Memberikan informasi tentang penyakit 3.Menganjurkan keluarga untuk menemani disamping klien 4.Menjelaskan kepada klien tentag tindakan yang akan dilakukan 5.Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan kehawatiran 6. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya tentang penyakitnya | S: Klien mengatkan paham tentang penyakit hipertiroid O: - Klien mampu menyebutkan apa yang diketehui tentang Hipertiroid - Klien tampak kooperatif - Klien tidak bingung lagi tentang penyakit yang diderita - Klien tidak banyak bertanya lagi A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan | ||
3 | 17-12-2014 | Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung DS: Klien mengatakan jantungnya berdebar – debar Klien mengatakan cepat lelah DO: TD:130/80mmHg ND : 110 x / menit Akral dingin Tangan terlihat sering gemetar Klien tampak mudah lelah | 1. mengobservasi tanda-tanda vital 2. mengobservasi KU pasien 3. mengkaji nadi dan denyut jantung terutama adanya bunyi jantung tambahan 4. melakukan pemerikasaan EKG 5. mengkolaborasi pemberian obat 6. mengkolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium | S : klien mengatakan rasa berdebar-debar bekurang O : TD :110/80mmHg ND : 102 x / menit Klien terlihat rileks Klien mampu istirahat Akral hangat A :masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan 1-6 | ||
4 | 18-12-2014 | Intoleransi aktifitas berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi,kelelahan dan kelemahan otot DS : klien mengatakan aktivitas dilakukan sendiri DO : - klien masih tampak lemas - Klien sudah mulai beraktivitas meskipun sering istirahat - Klien tampak agak rileks - N:102x/m - 4 4 | 1. Mengobs tanda-tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktifitas 2. Menciptakan lingkungan yang tenang 3. menyarankan pasien mengurangi aktifitas 4. Memberikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massage | S : klien mengatakan aktivitas dilakukan sendiri O : - klien tidak lemas lagi - Klien beraktivitas seperti biasa - Klien tampak rileks - N:84x/m - 5 5 A : masalah teratasi | ||
5 | 18-12-2014 | Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung DS : klien mengatakan rasa berdebar-debar bekurang DO : TD :110/80mmHg ND : 102 x / menit Klien terlihat rileks Klien mampu istirahat Akral hangat | 1. Mengobservasi tanda-tanda vital 2. Mengobservasi KU pasien 3. Mengkaji nadi dan denyut jantung terutama adanya bunyi jantung tambahan 4. Melakukan pemerikasaan EKG 5. Mengkolaborasi pemberian obat 6. Mengkolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium | S : klien mengatakan rasa berdebar-debar hilang O : TD :110/70mmHg ND : 84 x / menit - Klien terlihat rileks - Klien mampu istirahat Akral hangat A:masalah teratasi P:intervensi dihentikan |
IV. PEMBAHASAN
Perawat melakukan asuhan keperawatan pada Ny”H” dengan kasus Hipertiroid di ruang Rawat Musdalifah. menggunakan teori yang ada dan membandingkan dengan kondisi pasien Secara konsep teoritis banyak diagnosa keperawatan yang mungkin timbul yaitu:
- Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol,keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
- Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
- Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
- Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
- Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
- Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung dengan tidak mengenal sumber informasi.
Namun berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, diagnosa keperawatan yang timbul pada Ny”H” terdapat 3 diagnosa keperawatan yaitu:
- Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
- Kelelahan otot berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energy
- Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung .
Diagnosa ini muncul karena ditemukan data subjektif, klien mengatakan jantungnya terasa berdebar- debar dan tubuh terasa mudah lelah. Data objektif yang ditemukan yaitu ND 110x/m, klien tampak lelah, akral dingin, TD 130/80 mmhg. Diagnosa ini menjadi perioritas utama dikarenakan adanya gangguan pada jalan napas yaitu berupa secret, jika jalan napas tidak bersih jadi ekspansi paru meningkat dan kebutuhan akan oksigen meningkat. Sepanjang periode penanganan perawata mengajarkan bagaimana latihan batuk efektif supaya pengeluaran secret bisa dikeluarkan dengan mudah dan tidak mempengaruhi otot abdomen dan meng akibatkan nyeri abdomen..
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru. Diagnosa ini diangkat berdasarkan hasil pengkajian didapat dimana data subjektifnya klien mengatakan sesak napas, dan data objektifnya yang muncul adalah RR 37x/m, retraksi dinding dada (+), napas cepat dan dalam, terdapat wheezing, dan ronchi (+), pada saat implementasi perawat membantu mengatur posisi semifowler, membantu mengajarkan tehnik bnapas dalam dan memberikan oksigen.
Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk. Biasanya diagnosa ini muncul pada pasien asma di karenakan batuk pada malam hari, akibat batuk pola tidur pasien terganggu. Dari hasil pengkajian didapatkan data subjektif klien mengeluh sulit tidur karena pada malam hari klien sering terbangun akibat batuk.
Pada tahap implementasi, asuhan keperawatan dilakukan sesuai dengan teori dan membandingkan tindakan keperawatan yang ada di lapagan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan. Didapatakan bahwa klien memberikan respon menuju perbaikan kesehatan dan keluarga klien kooperatif dalam melakukan keperawatan terhadap klien, implementasi dilakukan selama pasien dirawat diruangan musdalifah, tindakan dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan.
Tahap evaluasi merupakan tahap akhirr dari asuhan keperawatan. Evaluasi adalah tindakan yang disengaja dan terus menerus serta melibatkan klien dengan keluarganya, perawat serta anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah mengetahui tentang tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk pengkajian ulang (lismidar, 1990).
Dari hasil yang didapatkan dalam tindakan keparawatan yang diberikan kepada klien Ny”H”, bahwa masalah teratasi sesuai dengan kriteria hasil pada saat intervensi. Pada tanggal 23 Juli 2014 klien dibolehkan pulang dengan rawat jalan.
V. KESIMPULAN
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708)
Terdapat dua tipe hipertiroidisme yaitu penyakit graves dan goiter nodular toksik. Penyakit Graves adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody terhadap antigen tiroid (Dorland, 2005).
Sedangkan goiter nodular toksik yaitu Peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pubertas atau kehamilan.(Elizabeth J. Corwin, 2009 )
VI. DAFTAR PUSTAKA
- Barbara, C. Long.1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan ),Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran: Bandung
- Corwin, E,J, 2000, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
- Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
- Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
- http://www.scribd.com/doc/64809543/ASKEP-HIPERTIROID
- Greenspan S. Francis,2000. Endokrinologi dasar dan klinik
Advertisement