Info Populer 2022

Prinsip 6 Benar Pemberian Obat Yang Penting Untuk Keselamatan Pasien

Prinsip 6 Benar Pemberian Obat Yang Penting Untuk Keselamatan Pasien
Prinsip 6 Benar Pemberian Obat Yang Penting Untuk Keselamatan Pasien
Selamat datang di bangsal sehat. pada kesempatan kali ini admin akan sedikit berbicara tentang sesuatu yang biasa kita lakukan setiap hari didalam kehidupan kita, sebagai tenaga kesehatan, berhubungan dengan obat-obatan dan pasien adalah hal yang selalu kita lakukan. ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menjaga keselamatan pasien. salah satunya adalah hal yang akan kita bahas pada artikel kali ini.

Prinsip 6 Benar Pemberian Obat
pada tulisan kali ini kami akan sedikit menjelaskan bagaimana cara memberikan obat dengan baik dan benar, atau dalam dunia kesehatan lebih dikenal dengan kaidah prinsip 6 benar dalam pemberian obat. 

bagi teman - teman kesehatan mungkin hal ini adalah sesuatu yang sudah sangat teman - teman pahami, namun izinkan kami sedikit membahas tentang prinsip 6 benar pemberian obat, agar mungkin bisa dijadikan sebuah referensi bagi teman - teman sejawat.

pemberian obat kepada pasien harus dilakukan dengan tepat. tidak boleh sedikitpun ada kekeliruan dalam pemberiannya, karena kalau keliru dampaknya akan sangat buruk bagi pasien dan juga sangat buruk bagi kita petugas kesehatan.

baiklah langsung saja kita ke pokok bahasan kita, yaitu prinsip 6 benar pemberian obat, bagi teman - teman yang sudah faham silahkan dibaca dan berikan komentar apabila penjelasan kami kurang pas. dan bagi teman - teman yang baru mengetahui tentang prinsip 6 benar pemberian obat silahkan dibaca dan bandingkan dengan referensi yang lain agar pengetahuan tentang prinsip 6 benar pemberian obat lebih luas.


Prinsip 6 benar Pemberian obat Pasien

  • Benar Pasien 
prinsip pertama yang harus kita pastikan untuk pemberian obat adalah benar pasien. untuk memastikan bahwa pasien yang akan kita berikan obat. identitifikasi pasien harus harus dilakukan yaitu dengan cara menanyakan nama dan identitas kepada pasien kepada pasien yang sadar, dengan pertanyaan aktif atau kepada keluarga pasien apabila pasien tidak sadar, setelah itu periksa identitas pasien seperti papan identitas di tempat tidur, gelang identitas, dan medical record yang tertulis digelang pasien.

  • Benar Obat 
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi. 

obat harus diperiksa dengan seksama karena sering kali kita menjumpai obat yang memiliki nama yang hampir sama ataupun tampilan yang hampir sama jadi haruslah sangat teliti. istilah ini dalam dunia kesehatan dikenal dengan "Look a Like, Sound a Like"

  • Benar Dosis 
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. karena dosis sangat penting. kalau dosis tidak sesuai, kelebihan misalnya dapat menyebabkan over dosis dan kalau kekurangan dosis, obat tidak akan bekerja dengan maksimal, apabila sediaan obat dosis nya tidak sesuai dengan permintaan dokter, kita sebagai perawat haruslah dapat menghitung dosis yang diperlukan.

Untuk menghitung dosis pemberian obat pada bayi dan anak - anak dapat anda lihat dibawah
"Cara menghitung dosis obat pada bayi dan anak - anak"


  • Benar Cara/Rute 

  • Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

    1. Oral 

    Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN. 

    2. Parenteral 

    Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus). 

    3. Topikal 

    Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata. 

    4. Rektal 

    Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria. 

    5. Inhalasi 

    Yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. 

    • Benar Waktu 
    Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat. dan juga pemberian obat harus sesuai dengan anjuran yang telah diberikan oleh dokter misal pasien mendapatkan obat 3 kali sehari. berarti obat tersebut harus masuk setiap 8 jam sekali, interval pemberiannya tidak boleh kurang ataupun lebih karena dapat mengurangi efektivitas obat tersebut.

    • Benar Dokumentasi 
    Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, adapun hal yang harus ditulis dalam pendokumentasian meliputi, nama pasien, jenis obat, dosis, rute, waktu dan petugas yang memberikan obat tersebut.

    Bila pasien menolak untuk dimasukkan obat, pasien harus menandatangani surat penolakan dan petugas kesehatan harus mecatat nya juga dipendokumentasian, catat juga alasannya dan dilaporkan.

    Kesimpulan nya Pemberian Obat harus benar-benar tepat. sesuai dengan prinsip 6 benar pemberian obat diatas agar mendapatkan hasil obat yang maksimal, dan tetap menjaga keselamatan pasien.
    Advertisement

    Iklan Sidebar