Info Populer 2022

Laporan Pendahuluan Batu Saluran Kemih (Ureterolithiasis), Download File Pdf Dan doc

Laporan Pendahuluan Batu Saluran Kemih (Ureterolithiasis), Download File Pdf Dan doc
Laporan Pendahuluan Batu Saluran Kemih (Ureterolithiasis), Download File Pdf Dan doc
Teman-teman perawat dimanapun berada, kali ini kami bagikan laporan pendahuluan batu saluran kemih (ureterolithiasi) yakni tinjauan teori hingga konsep asuhan keperawatan tentang penyakit batu saluran kemih.

Pada kesempatan ini kami  share laporan pendahuluan batu saluran kemih ( ureterolithiasis) lengkap dalam format pdf dan doc, dengan tujuan agar selalu dapat mempermudah teman-teman perawat sekalian dalam pembuatan tugas akademik perawat.

Untuk mendapatkan file laporan pendahuluan batu saluran kemih (ureterolithiasis) dalam format pdf dan doc siap edit, telah kami sediakan link unduhan diakhir artikel ini :

Laporan Pendahuluan Batu Saluran Kemih (Urolithiasis)


Pengertian

Adanya batu pada saluran perkemihan dalam ginjal, ureter, atau kandung kemih yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.

Batu dapat menyebabkan obstruksi, infeksi atau oedema pada saluran perkemihan, kira-kira 75% dari semua batu yang terbentuk terdiri atas; kalsium

Faktor resiko batu ginjal meliputi;stasis perkemihan,infeksi saluran perkemihan, hiperparatiroidismempenyakit infeksi usus, gout, intake kalsium dan vit D berlebih, immobilitas lama dan dehidrasi.

Batu saluran kemih adalah adanya batu di traktus urinarius. (ginjal, ureter, atau kandung kemih, uretra) yang membentuk kristal; kalsium, oksalat, fosfat, kalsium urat, asam urat dan magnesium.(Brunner & Suddath,2002).

Batu saluran kemih atau Ureterolithiasis adalah adanya batu di dalam saluran kemih. (Luckman dan Sorensen). Dari dua definisi tersebut diatas saya mengambil kesimpulan bahwa batu saluran kemih adalah adanya batu di dalam saluran perkemihan yang meliputi ginjal,ureter,kandung kemih dan uretra.


Faktor –faktor yang mempengaruhi pembentukan batu;

a. Faktor intrinsik

Hereditair (keturunan), umur 30-50 tahun, Jenis kelamin laki-laki > perempuan

b. Faktor ekstrinsik

Geografik, Iklim dan temperatur, Asupan air , Diet (banyak purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.


Teori terbentuknya batu

a. Teori Intimatriks

Terbentuknya BSK. memerlukan adanya substansi organik sebagai inti .Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoproptein A yang mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.

b. Teori Supersaturasi

Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti; sistin,santin,asam urat,kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.

c. Teori Presipitasi-Kristaliasi

Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substasi dalam urine .Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin,santin,asam dan garam urat,urine alkali akan mengendap garam-garam fosfat..

d. Teori Berkurangnya faktor penghambat

Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid fosfat, pirofosfatpolifosfat, sitrat magnesium.asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya BSK.


Etiologi

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya batu pada saluran kemih yaitu:

a. Infeksi

Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing . Infeksi bakteri akan memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urine menjadi alkali.

b. Stasis dan Obstruksi urine

Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan batu saluran kencing.

c. Jenis kelamin

Pria lebih banyak daripada wanita

d. Ras

Pada daerah tertentu angka kejadian batu saluran kemih lebih tinggi daripada daerah lain, Daerah bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu saluran kemih.

e.Keturunan

di duga diturunkan dari orang tuanya..

f. Air minum

Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu ,sedangkan kurang minum menyebabkan kadar semua substansi dalam urine meningkat

g. Pekerjaan

Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu daripada pekerja yang lebih banyak duduk.

h.Suhu

Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air minum meningkatkan insiden batu saluran kemih

i. Makanan

Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas BSk berkurang .Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih sering menderita BSK ( buli-buli dan Urethra )


Patofisologi

Menurut (Dinda, 2011: hal 2) Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adnya kelainan bawaan pada pelvikalises, divertikel, obstruksi infravesika kronis seperti pada hyperplasia prostat berigna, striktura, dan buli-buli neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadi pembentukan batu. (Dinda, 2011: hal 2)

Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organic yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan metastable (tetap larut) kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar, agregat Kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat Kristal menempel pada epitel saluran kemih, dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada 3 agregat itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih. (Dinda, 2011: hal 2)

Kondisi metasble di pengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine, kosentrasi solute di dalam urine, laju aliran di dalam saluran kemih, atau adanya koloid di dalam urine, kosentrasi solute di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti batu. (Dinda, 2011: hal 2)

Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat, sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium ammonium fosfat, batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya. Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu di atas hampir sama, tetapi suasana di dalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak sama. Misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam suasana asam, sedangkan batu magnesium amonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa. (Dinda, 2011: hal 2)

Fathway batu saluran Kemih



Pemeriksaan Diagnostik.
  • Urinalisa; warna mungkin kuning ,coklat gelap,berdarah,secara umum menunjukan SDM, SDP, kristal ( sistin,asam urat,kalsium oksalat), ph asam (meningkatkan sistin dan batu asam urat) alkali ( meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat), urine 24 jam :kreatinin, asam urat kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat), kultur urine menunjukan ISK, BUN/kreatinin serum dan urine; abnormal (tinggi pada serum/rendah pada urine) sekunder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
  • Darah lengkap: Hb,Ht,abnormal bila psien dehidrasi berat atau polisitemia.
  • Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal ( PTH. Merangsang reabsobsi kalsiumm dari tulang, meningkatkan sirkulasi s\erum dan kalsium urine.
  • Foto Rntgen; menunjukan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal dan sepanjang urewter.
  • IVP.: memberukan konfirmasi cepat urolithiasis seperti penyebab nyeri,abdominal atau panggul.Menunjukan abnormalitas pada struktur anatomik (distensi ureter).
  • Sistoureterokopi;visualiasi kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu atau efek obstruksi.
  • USG ginjal: untuk menentukan perubahan obstruksi,dan lokasi batu. :


Komplikasi:
  • Infeksi
  • Obstruksi
  • Hidronephrosis.

Penatalaksanaan;
  • Menghilangkan obstruksi
  • Mengobati infeksi
  • Menghilangkan rasa nyeri.
  • Mencegah terjadinya gagal ginjal dan mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi

Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian Data Dasar Pada Pasien Dengan Batu Saluran Kencing

1) Aktivitas/istrirahat

Kaji tentang pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu tinnggi,keterbatasan aktivitas ,misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera pada medulla Spinalis.

2) Sirkulasi

Kaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan ;nyeri,ansietas atau gagal ginjal.Daerah ferifer apakah teraba hangat(kulit) merah atau pucat.

3) Eliminasi

Kaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus)
Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar saat BAK. Keinginan /dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria, piuri atau perubahan pola berkemih.

4) Makanan / cairan;

Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan tidak cukup minum, terjadi distensi abdominal, penurunan bising usus.

5) Nyeri/kenyamanan

Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya pada panggul di regio sudut kostovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke lipat paha’genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.

6) Keamanan

Kaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat demam atau menggigil.

7) Riwayat Penyakit :

Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D.


Diagnosa Keperawatan

  1. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada saluran kemih
  2. Perubahan pola eliminasi: urine berhubungan dengan obstruksi karena batu.
  3. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
  4. Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi 





Rencana Asuhan Keperawatan 


No
Diagnosa
Tujuan/KH
Intervensi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi pada saluran kemih
Hasil yang diharapkan:
-            Pasien bebas dari rasa nyeri
-            Pasien tampak rileks, bisa tidur dan istirahat.
1. Kaji karakteristik nyeri ( lokasi, lama, intensitas dan radiasi)
2.Observasi tanda-tanda vital, tensi, nadi, cemas
3.       Jelaskan  penyebab rasa nyeri
4.       Ciptakan lingkungan yang nyaman
5.       Bantu untuk mengalihkan rasa nyeri: teknik napas dalam.
6.       Beri kompres hangat pada punggung
7.       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
1.      membantu mengevaluasi perkembangan dari obstruksi.
2.      nyeri hebat ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
3.      mengurangi kecemasan pasien.
4.      meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
5.      meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri.
6.      mengurangi ketegangan otot.
7.      analgetik menghilangkan rasa nyeri.
2.
Perubahan pola elminasi: urine berhubungan dengan inflamasi, obstruksi karena batu.
Hasil yang diharapkan:
-            Pola eliminasi urine dan output dalam batas normal.
-            Tidak menunjukkan tanda-tanda obstruksi (tidak ada rasa sakit saat berkemih, pengeluaran urin lancar).
1.       Monitor intake dan output.
2.       Anjurkan untuk meningkatkan cairan per oral 3 – 4 liter per hari.
3.       Kaji karakteristik urine
4.       Kaji pola Bak normal pasien, catat kelainnya.
1.      menginformasikan fungsi ginjal.
2.      mempermudah pengeluaran batu, mencegah terjadinya pengendapan.
3.      adanya darah merupakan indikasi meningkatnya obstruksi/iritasi ureter.
4.      batu dapat menyebabkan rangsangan mervus yang menyebabkan sensasi untuk buang air kecil
3.
Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Hasil yang diharapkan:
-           Keseimbangan cairan adekuat
-            Turgor kulit baik
1.       Monitor intake dan output
2.       Berikan intake cairan 3 – 4 liter per hari.
3.       Monitor tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa.
4.       Berikan cairan intra vena sesuai intruksi dokter.
5.       Kalau perlu berikan obat anti enemik.
1.      membandingkan secara aktual dan mengantisipasi output yang dapat dijadikan tanda adanya renal stasis
2.      menjaga keseimbangan cairan untuk homeostasis.
3.       dapat menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
4.      menjaga keseimbangan cairan bila intake per oral kurang.
5.      mengurangi mual dan muntah.
4.
Ketidakefektifan management regiment terapeutik tentang perawatan post operasi dan pencegahan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi
Hasil yang diharapkan:
-            Pasien mengungkapkan proses penyakit, faktor-faktor penyebab.
-            Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan.
1.       Kaji pengetahuan pasien/tanyakan proses sakit dan harapan pasien.
2.       Jelaskan pentingnya peningkatan cairan per oral 3 – 4 liter per hari.
3.       Jelaskan dan anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas secara teratur.
4.       Identifikasi tanda-tanda nyeri, hematuri, oliguri.
5.       Jelaskan prosedur pengobatan dan perubahan gaya hidup.
1.      mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan memimih cara untuk komunikasi yang tepat.
2.      dapat mengurangi stasis urine dan mencagah terjadinya batu.
3.      kurang aktivitas mempengaruhi terjadinya batu.
4.      mendeteksi secara dini, komplikasi yang  serius dan berulangnya penyakit.
5.      membantu pasien merasakan, mengontrol melalui apa yang terjadi dengan dirinya.


Daftar Pustaka
  • Carpenito, Linda Juall (1995) Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan ( terjemahan) PT EGC, Jakarta.
  • Doenges,et al, (2000). Rencana Asyuhan Keperawatan ( terjemahan), PT EGC, Jakarta
  • Soeparman, ( 1990), Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
  • Purnomo, B.B., 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke 3, CV. Sagung Seto, Jakarta. Pilasri C., 2007. 
  • Depkes RI., 2005. Distribusi Penyakit-Penyakit Sistem Kemih Kelamin Pasien Rawat Inap Menurut Golongan Sebab Sakit Indonesia.
Untuk mendownload laporan pendahuluan batu saluran kemih (Ureterolithiasis) pdf dan doc dibawah :
  • Laporan pendahuluan batu saluran kemih (ureterolithiasis) doc (Ambil File)
  • Laporan pendahuluan batu saluran kemih (ureterolithiasis) pdf (Ambil File)
Link Alternatif
Advertisement

Iklan Sidebar