Info Populer 2022

MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional), Pengertian, Langkah Pelaksanaan / Implementasi Hingga Kelebihan Dan Kekurangan

MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional), Pengertian, Langkah Pelaksanaan / Implementasi Hingga Kelebihan Dan Kekurangan
MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional), Pengertian, Langkah Pelaksanaan / Implementasi Hingga Kelebihan Dan Kekurangan
Di era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan menuntut kita sebagai perawat agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, adapun salah satu upaya yang bisa ditempuh ialah dengan menerapkan model praktik keperawatan professional atau lebih sering disingkat dengan MPKP.

Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.

Sedangkan MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna Sitorus & Yulia (2006).


Tujuan Model praktik keperawatan professional  atau MPKP

Adapun tujuan MPKP atau model praktik keperawatan professional ialah sebagai berikut :
  • Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
  • Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
  • Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
  • Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
  • Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan

Karakteristik model praktik keperawatan professional atau MPKP
  • Penetapan jumlah tenaga keperawatan
  • Penetapan jenis tenaga keperawatan
  • Penetapan standar rencana asuhan keperawatan
  • Penggunaan metode modifikasi keperawatan primer

Komponen-komponen dalam metode praktik keperawatan professional (MPKP)

Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai–nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan. 

a. Nilai–nilai professional

Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai professional.

b. Hubungan antar professional

Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.

c. Metode pemberian asuhan keperawatan

Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.

d. Pendekatan manajemen

Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.

e. Sistem kompensasi dan panghargaan.

PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.


Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah

a. Pilar I : pendekatan manajemen keperawatan

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari
  • Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan)
  • Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.
  • Pengarahan, Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik
  • pengawasan
  • pengendalian.

b. Pilar II: sistem penghargaan

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.

c. Pilar III: hubungan professional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.

d. Pilar IV : manajemen asuhan keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan


Macam-macam metode penugasan MPKP

1. Metode Kasus

Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan yang pertama kali digunakan. Sampai perang dunia II metode tersebut merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yang paling banyak digunakan. Pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien. (Sitorus, 2006).

2. Metode Fungsional

Pada metode ini, kepala ruang menentukan tugas setiap perawat dalam satu ruangan. Perawat akan melaporkan tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode fungsional mungkin efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat sedikit, tetapi klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang diterimanya. (Sitorus, 2006).

3. Metode tim

Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1992). Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi. (Sitorus, 2006).

4. Metode perawatan primer

Menurrut Gillies (1989) “Keperawatan primer merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan, dimana terdapat hubungan yang dekat dan berkesinambungan antara klien dan seorang perawat tertentu yang bertanggungjawab dalam perencanaan, pemberian, dan koordinasi asuha keperawatan klien, selama klien dirawat.” (Sitorus, 2006).

Pada metode keperawatan primer perawat yang bertanggung jawab terhadap pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary nurse) disingkat dengan PP. (Sitorus, 2006).

Metode keperawatan primer dikenal dengan ciri yaitu akuntabilitas, otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan, dan 5K yaitu kontinuitas, komunikasi, kolaborasi, koordinasi, dan komitmen. (Sitorus, 2006).


Langkah-langkah Implementasi MPKP Agar Dapat Terealisasi Dengan Baik

Agar dapat terlaksana / terimplementasi dengan baik maka perlu dilakukan 3 tahapan dibawah ini

1. Tahap persiapan :
  • Pembentukan team
Terdiri dari coordinator departemen, kepala ruang rawat, perawat ruangan, ketua MPKP
  • Rancangan penilaian mutu
Kelompok kerja yang membuat rencana asuhan keperawatan yang meliputi kepuasan klien.
  • Presentasi MPKP
Untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang terlibat pada saat presentasi.
  • Penetapan tempat implementasi
Dalam menentukan tempat implementasi perlu memperhatikan : mayoritas tenaga perawat apakah ada staf baru.
  • Identifikasi jumlah klien
Kelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu : minimal, parsial, dan total)
  • Penetapan tenaga keperawatan
  • Penetapan jenis tenaga : kepala ruang rawat, clinical care manager, perawat primer, perawat asociate
  • Pengembangan standar asuhan keperawatan
Bertujuan untuk mengurangi waktu perawat untuk menulis, sehingga waktunya habis untuk melakukan tindakan keperawatan
  • Penetapan format dokumentasi keperawatan
  • Identifikasi fasilitas : Badge atau kartu  nama tim, Papan nama, Papan MPKP
2. Tahap pelaksanaan :
  • Pelatihan MPKP
  • Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi
  • Memberi bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA
  • Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar Renpra
  • Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien
  • Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim
  • Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA
  • Memberi bimbingan tentang dokumentasi keperawatan
3. Tahap evaluasi :
  • Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien / keluarga untuk setiap klien pulang
  • Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian
  • Penilaian infeksi nasokominal di ruang rawat
  • Penilaian rata-rata lama hari rawat

Kelebihan Dan Kekurangan Metode Praktik Keperawatan Profesional

Dalam setiap metode atau system pasti ada kelebihan dan kekurangan termasuk pada MPKP

Kelebihan model praktek keperawatan professional :
  • Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh. 
  • Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
  • Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberikan kepuasan pada anggota tim
  • bila diimplementasikan di RS dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
  • ruang MPKP merupakan lahan praktek yang baik untuk proses belajar
  • ruang rawat MPKP sangat menunjang program pendidikan Nursing
Kekurangan model praktek keperawatan professional :
  • Komunikasi antar anggota tim terutama dalam bentuk konferensi tim, membutuhkan waktu dimana sulit melaksanakannya pada waktu-waktu sibuk.
  • Akuntabilitas pada tim.Konsep
  • beban kerja tinggi
  • pendelegasian tugas terbatas
  • kelanjutan keperawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien tugas
Untuk mendownload File MPKP diatas dalam bentuk doc, DISINI
Advertisement

Iklan Sidebar