Tak henti-hentinya kami selalu berinovasi untuk dapat menyediakan tugas-tugas keperawatan, seperti askep dan laporan pendahuluan.
Pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP kanker ovarium /Ca Ovarium yaitu sebuah pertumbuhan sel-sel yang tidak lasim pada bagian indung telur atau ovarium. kasus ini merupakan kasus kebidanan, pada keperawatan akan kita temui kasus ini pada keperawatan maternitas.
Laporan pendahuluan / LP kanker ovarium / Ca ovarium ini telah kami susun dengan lengkap mulai dari tinjauan teori : pengertian, etiologi, stadium, patofis dan pathway, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan hingga konsep asuhan keperawatan : pengkajian, diagnosa, intervensi, dan juga daftar pustaka berdasarkan beberapa refferensi terpercaya dan terbaru.
Dengan tujuan mempermudah teman sejawat sekalian, laporan pendahuluan / LP kanker ovarium / Ca ovarium ini kami sediakan dalam format doc dan pdf, yang bisa didownload melalui link unduhan yang telah kami sematkan diakhir artikel ini.
Laporan pendahuluan Kanker ovarium
Pengertian
Kanker indung telur atau kanker ovarium (Ca Ovarium) adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel yang tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur (Conectique.com, 2008, diakses tanggal 28 Mei 2009).
Kanker indung telur atau kanker ovarium (Ca Ovarium) adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit di diagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995).
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-2009).
Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative surgeri in ovarian cancer 2005)
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium (Ca Ovarium) adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur. dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Etiologi
Kanker ovarium juga bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu wanita nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35 tahun dan wanita yang mempunyai keluarga dengan riwayat kanker ovarium, kanker payudara atau kanker kolon.
Disamping itu, Selain gizi dengan jumlah lemak tinggi faktor diet dengan nilai gizi rendah juga cenderung dapat meningkatkan terjadinya kanker ovarium (Manuaba, 2001 : 670).
Resiko terbesar terjadinya kanker ovarium adalah ovulasi yang terus berlangsung tanpa entrupsi dalam waktu lama. Penggunaan metode pil KB, kehamilan multiple dan menyusui yang menurunkan frekuensi dari ovulasi tampaknya memberikan proteksi terhadap kejadian kanker (Donielle & Jane, 2000 : 165).
Patofisiologi
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar menyebabkan berbagai keluhan seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi dirongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan asites. Kanker ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Manuaba, 2001 : 400).
Kanker ovarium juga bisa menyebabkan penekanan pada kandung kemih dan rektum yang dapat menyebabkan perasaan buang air kecil (dalam pengertia bila tidak menderita biasanya setiap melakukan buang air kecil sekitar 400 cc, maka pada penderita kanker ovarium ini baru 200 cc buang air kecil biasanya akan kembali lagi buang air kecil dan apabila tumor semakin besar keluhan dapat dirasakan antara lain perut bagian bawah tegang dan membesar, kemudian adanya penekanan terhadap organ-organ dalam rongga panggul lainnya yang dapat menyebabkan nyeri pada saat senggama. Dan nyeri yang hebat juga dapat dirasakan apabila tumor pecah atau terpuntir sedangkan pada stadium lanjut dapat terjadi penimbunan cairan dalam rongga perut atau rongga dada yang dapat menyebabkan keluhan sesak nafas, yang kemudian dapat menimbulkan penjalaran tumor kebagian organ-organ rongga panggul dan rongga perut seperti usus, omentum, hati, dan limfa serta dinding perut.
Pathway
Stadium Kanker Ovarium
Stadium Ca Ovarium Menurut Klinik FIGO
Stadium I : Pertumbuhan terbatas pada ovarium.
- Ia : Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium tidak ada tumor pada permukaan luar, kapsul ovarium inteke
- Ib : Kedua ovarium tanpa asites, inteke tumor pada permukaan luar, kapsul ovarium inteke.
- Ic : Tumor pada permukaan luar pada satu atau dua ovarium dengan kapsul ruptor atau dengan asites yang mengandung sel-sel ganas atau peritonial washing positif.
Stadium II : Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan penyebaran pelvik.
- IIa : Penyebaran atau metastase ke uterus atau tuba.
- IIb : Penyebaran keorgan pelvik lain.
- IIc : Seperti stadium IIa dan IIb, tetapi dengan tumor pada permukaan, kapsul ruptur atau dengan asites mengandung sel ganas atau peritonial washing positif.
Stadium III : Tumor pada satu atau dua ovarium dengan implantasi teritonium diluar pelvis dan adanya nodus retroperinal atau iguinal. Metastase pada hepar superfisial juga stadium III. Secara makros tumor terbatas pada panggul sejati, tetapi secara histologik terbukti terdapat penyabaran ganas keusus halus.
- IIa : Secara makros tumor terbatas pada panggul sejati tanpa nodus, namun secara histologik terbukti terdapat penyebaran mikroskopis kepermukaan peritorium abdomen.
- IIIb : Tumor pada satu atau dua ovarium terbukti secara histologik terdapat pertumbuhan pada permukaan peritonium abdomen dengan diameter kurang dari 2 cm. Tanpa nodus.
- IIIc : Terdapat implantasi abdomen lebih dari 2cm, dengan nodus retropenial atau inguinal positif.
Stadium IV : Terdapat metastase jauh. Sitologi positif pada cairan pleura. Metastase ke parenkim hepar.
Manifestasi klinis
Tidak ada tanda dan gejala awal yang spesifik dari kanker ovarium. Ini adalah merupakan alasan utama dimana begitu banyak tumor ditemukan hanya bila tumor meluas (Danielle & Jane, 2000 : 165).
Kanker ovarium sering kali baru terdiagnosa pada stadium yang lebih lanjut dimana masa tumor sudah mulai menekan organ-organ disekitarnya. Namun tanda dan gejala kanker ovarium dapat berupa :
- Rasa tidak enak diperut
- Gangguan saluran cerna yang terus menerus, seperti diare, kembung, sembelit.
- Rasa nyeri dan berat dirongga panggul.
- Peningkatan atau penurunan berat badan yang tidak jelas penyebabnya.
- Pembengkakan perut yang tidak nyeri
- Perdarahan melalui vagina yang tidak lazim
- Mual muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Sering buang air kecil.
- Sesak nafas.
- Demam.
- Nyeri saat berhubungan intim.
Pemeriksaan Penunjang
Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksan secara berkala yang meliputi :
- Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau pembesaran ovarium lainnya.
- Pembesaran Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk mendeteksi aliran darah.
- CT-Scaning/MRI bila dianggap perlu.
- Pemeriksaan petanda tumor(tumor marker).
Komplikasi
Komplikasi pada pasien karsinoma ovarium seringkali sulit untuk dibedakan hal-hal yang disebabkan oleh pengobatan. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien wanita premenopause. Kemoterapi dengan cisplatin dihubungkan dengan mual, muntah dan suspresi sumsum tulang, mungkin juga muncul masalah potensial ototoksik, nefrotoksik dan neurotoksik. penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus, asites, fistula dan edema ekstrimitas bawah. (Danielle & Jane, 2000 : 166).
Penatalaksanaan
Umumnya pengelolaan tumor ganas ovarium didasarkan atas tingkat klinis, jenis tumor dan gambaran histopatologik.
Pada tingkat klinis I dan II dilakukan pembedahan dasar dengan pengangkatan uterus, adneks, omentum dan apendiks. Pada tingkat klinis III dan IV dilakukan pembedahan dasar yaitu pengangkatan melalui tindakan pembedahan histerektomi total dengan pengangkatan tuba fallopi dan ovarium (Smelzer & Bare, 2002 :1569).
Perawat juga harus memberikan asuhan kerperawatan secara komprehensif meliputi aspek fisik, psikologi, serta dampak emosi pasien dan keluarga karena mengingat bahwa juga bahwa pasien kanker ovarium untuk harapan hidup dan angka kesembuhan yang rendah, lamanya perawatan serta biaya pengobatan tinggi, maka peran perawat sangat penting sebagai motivator dengan memberikan dukungan, perhatian, meningkatkan kepercayaan diri pasien serta menganjurkan pasien berdoa sesuai kepercayaan nya untuk mendorong semangat hidup pasien dengan tetap melibatkan keluarga (Smeltzer & Bare, 2002 : 1570).
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)
a. Dasar data pengkajian
1. Kanker/Post Operasi
2. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres tinggi.
3. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
4. Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
5. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
6. Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
7. Neurosensori
Gejala : Pusing
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
9. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
10. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
11. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi seksual dini, herpes genital.
12. Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
13. Histerektomi/post operasi
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kerja aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan, pola tidur (contoh tidur tengkurap).
b. Sirkulasi
Gejala : Kongestis unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)
c. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
d. Integritas ego
Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah, stres/takut tentang diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
e. Nyeri/keamanan
Gejala : Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan lucu pada jaringan abdomen. abdomen berat, nyeri pasca menopause biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.
f. Keamanan
Tanda : Massa pada abdomen, edema, pada kulit sekitar .
g. Seksualitas
Gejala : Adanya pembengkakan : perubahan pada konsistensi. Perubahan pada warna kulit abdomen atau suhu, gatal, rasa terbakar atau abdomen meregang. Riwayat manarche dini (lebih mudah dari 12 tahun), menopause lambat (setelah 50 tahun) kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun).
Masalah tentang seksualitas/keintiman.
Tanda : Perubahan pada konsistensi, kemerahan atau panas pada daerah abdomen. Terasa nyeri dan berat pada abdomen terus meningkat kemungkinan kanker, khususnya bila disertai sering berkemih).
b. Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit meningkat, ureum dan kreatinin meningkat.
- Pemeriksaan urine : Ureum dan kreatinin meningkat.
Diagnosa Keperawatan
- Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder akibat luka post operasi.
- Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, dan hubungan dengan pasangan dan keluarga.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dari imunosupresan.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunber luka oprerasi.
- Resiko syok hipovelamik berhubungan denan perdarahan sekunder ca.ovarium.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan. 1
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder akibat luka post operasi.
Tujuan : Rasa nyaman nyeri berkurang.
Kriteria hasil : Eskspresi wajah klien rileks, skala nyeri berkurang, tanda-tanda vital stabil.
Intervensi :
- Kaji pencetus intensitas, kualitas, lokasi, dan durasi nyeri.
- Monitor tanda-tanda vital.
- Berikan informasi kepada klien bahwa rasa nyeri hal yang wajar.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
- Berikan posisi yang nyaman. (Carpenito,2001 : 45)
Diagnosa Keperawatan. 2
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan seksualitas, fertilitas, dan hubungan dengan pasangan dan keluarga.
Tujuan : Klien menerima diri setelah kehilangan ovarium.
Kriteria hasil : Klien dapat menerima keadaanya.
Intervensi :
- Kaji pengetahuan lkien.
- Beri informasi tentang efek samping histerektomi.
- Beri suprot mental pada klien.
- Dengarkan kelihan klien.
- Anjurkan keluarga memberikan dukungan dan menerima klienapa adanya. (Smeltzer & Bare, 2001 : 1563)
Diagnosa Keperawatan. 3
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketrbatasan beraktifitas.
Tujuan : Klien mampu mencukupi kebutuhan ADL mandiri
Kriteria hasil : Terjadi peningkatan latihan dan aktivitas
Intervensi :
- Kaji kemampuan pola aktivitas klien
- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sehari.
- Bantu pasien latihan pasif aktif secara bertahap.
- Berikan terapi sesuai advis dokter
- Libatkan keluarga dalam perawatan pasien. (Carpenito,2001: 2)
Diagnosa Keperawatan. 4
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dari imunosupresan.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
- Kaji adanya tanda-tanda infeksi
- Monitor tanda-tanda vital.
- Tingkatkan prosedur cuci tangan.
- Kolaborasi pemberian antibiotik.
- Kolaborasi pengecekan darah rutin. (Doengoes, 2000: 1010)
Diagnosa Keperawatan. 5
Resiko tnggi infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunber luka oprerasi.
Tujuan : Tidak terjad Infeksi.
Kriteria hasil : Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, luka operasi sembuh sesuai dengan tahap penyembuhan luka, tanda-tanda vital nomal.
Intervensi :
- Kaji tanda-tanda infeksi.
- Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.
- Pantau hasil laboratorium.
- Berikan antibiotik sesuai advis. (Carpenito, 2001 : 2004)
Diagnosa Keperawatan. 6
Resiko syok hipovelamik berhubungan denan perdarahan sekunder kanker ovarium.
Tujuan : Syok hipovolemik tidak terjadi
Kriteria hasil : Tekanan darah sistole 110 – 120 mmHg, diastole 80 – 85 mmHg, nadi 60 -80 x/menit, pernafasan 16 – 24 x/menit, akral hangat, tidak keluar keringat dingin
Intervensi :
- Monitor tanda-tanda syok hipovolemik.
- Kaji adanya tanda-tanda syok hipovolemik.
- Monitor pengeluaran pervagina.
- Memonitor tanda-tanda vital. (Doengoes, 1999 : 1008)
Daftar Pustaka
- Carpenito, Lindo Juall (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8. Jakarta : EGC
- Doengoes, E. Marilgnn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed. 3 Jakarta : EGC
- Long, Barbara (1996) Perawatan Medikal Bedah 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
- Manuaba, Ida Bagus. (2001). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita : Jakarta : Arcan
- Price & Wikon (1995). Patofisiologi. Eda. Buku 2. Jakarta : EGC
- Sjamsuhidajat (1997). Buku Ajaran Ilmu Bedah : Jakarta : EGC
- Smeltzer & Bare (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 2 eed 8. Jakarta:EGC
- Wikrjosastro. Hanifa. (1997). Ilmu Kandungan: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo : Jakarta.
- Wikrjosastro. Hanifa. (1999). Ilmu Kandungan.: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo : Jakarta
Untuk mendownload laporan pendahuluan Kanker Ovarium / Ca Ovarium doc dan pdf dibawah :
- Laporan pendahuluan Kanker ovarium doc, (Ambil File)
- Laporan pendahuluan Kanker ovarium pdf, (Ambil File)
Link alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP kanker ovarium / Ca ovarium lengkap dan terbaru, Download doc dan pdf kami bagikan, semoga bisa menjadi reffernsi teman sejawat sekalian dalam menyelesaikan tugas kebidanan ataupun keperawatan tentang kanker ovarium. terima kasih.
Advertisement