Info Populer 2022

Sisi Negatif Ketika Hobi Dijadikan Profesi

Sisi Negatif Ketika Hobi Dijadikan Profesi
Sisi Negatif Ketika Hobi Dijadikan Profesi
Ada yang bilang, tidak ada yang lebih menyenangkan selain hobi yang dibayar. Itu berarti, ia memilih pekerjaan dan karier yang dijalaninya berdasarkan hobi yang ia sukai. Tentunya kamu juga sering mendengar nasihat untuk memilih pekerjaan sesuai dengan passion.

 tidak ada yang lebih menyenangkan selain  Sisi Negatif Ketika Hobi Dijadikan Profesi

Padahal, ada sisi buruknya juga dari saran semacam ini. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada hobi yang menjadi pekerjaan dan kemudian malah memberikan tekanan berlipat ganda. Ini dampak buruk yang bisa kamu alami jika menjadikan hobi sebagai profesi.

1. Kamu tidak lagi punya pelarian yang menyenangkan


Jika pekerjaanmu berbeda dengan hobimu, kamu bisa punya pengalihan ketika stres karena kerja. Ketika hobimu menjadi pekerjaan, kamu bisa tidak lagi menikmati hobimu lagi. Apa yang selama ini membuatmu merasa lebih hidup menjadi alasan kamu merasa muak.

Sejatinya sebuah hobi adalah kegiatan seru yang menghibur dirimu darimu dari segala penat yang menyiksa. Bayangkan jika pekerjaan berdasarkan hobimu itu yang memberikan tekanan, ke mana lagi kamu harus berlari?

Ketika hobi menjadi kewajiban, akan ada keharusan di sana, yang bisa jadi menjadi keterpaksaan. Hal yang dijalani karena terpaksa tidak akan lagi menyenangkan.

2. Orientasi tidak lagi pemenuhan diri tapi tentang materi


Hobi biasanya dijalani untuk pemenuhan diri. Ketika menjadi pekerjaan, apa yang kamu kejar bisa menjadi berubah arah. Saat kamu pikir uang yang kamu dapatkan tidak sebanding, bisa saja kamu merasa karyamu begitu buruk. Ketika kamu mendapat tuntutan dalam pekerjaan, kamu pun terus menerus menuntut dirimu juga. Tuntutan inilah yang sangat mungkin membuat keseimbangan hidupmu menjadi terganggu. Tujuan pemenuhan diri terganti menjadi mengejar materi ketika kamu menjadikan hobi sebagai profesi.

3. Mengeringnya kreativitas


Pekerjaan bisa menjadi sesuatu yang membosankan, sementara hobi adalah hal yang menyegarkan. Ketika hobimu menjelma menjadi pekerjaan yang pada akhirnya bisa mendatangkan kebosanan, kreativitasmu bisa mengering. Tidak jarang kamu akan merasakan kebuntuan.

Ketika kamu melakukannya sebagai hobi semata, bisa jadi kamu lebih total menjalaninya karena tidak ada pengukuran hasil di sana. Ketika dijadikan pekerjaan, bisa jadi justru kamu mengerjakannya tidak sebaik ketika itu hanya menjadi hobi.

Hasil maksimal itu bisa didapat ketika kamu mengerjakannya sepenuh hati. Berbeda ketika kamu merasa wajib dan terpaksa, bisa jadi yang kamu hasilkan justru tampak setengah hati.

4. Tekanan ganda


Salah satu fungsi hobi adalah menciptakan keseimbangan dan stabilitas dalam kehidupan kamu. Bagaimana jika sesuatu yang kamu cintai berubah menjadi sumber kecemasanmu? Pasti ini akan mendatangkan tekanan yang berlipat ganda.

Karena ketika menjalani hobi, kamu tidak punya target apa-apa selain melakukannya semata untuk kesenangan. Ketika menjadi pekerjaan, ada target yang harus kamu raih. Belum lagi jika pekerjaan itu membuatmu harus lembur dan bekerja hingga larut malam, atau bahkan di hari libur! Bagaimana bisa kamu tidak merasa lebih tertekan?

Jalan keluarnya, buatkan waktu khusus untuk hobi di luar jam kerja atau cari hobi yang lain


Jika kamu sudah terlanjur bekerja berdasarkan hobi, temukan hobi lainnya. Jadikan hobi lainnya ini benar-benar menjadi penghibur jiwa. Lakukan tanpa terpaksa dan keharusan. Atau buatkan waktu khusus untuk hobimu itu yang tidak berkaitan sama sekali dengan pekerjaan. Misalnya, kamu hobi memotret dan pekerjaanmu adalah seorang fotografer. Kamu punya kewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan memotret sesuai tenggat waktu dan sebagainya.

Setelah kamu menyelesaikan pekerjaanmu, lakukan hobi itu untuk kepentingan dirimu sendiri. Berjalan-jalanlah sendiri di waktu luangmu dan rekamlah orang-orang atau suasana di sekitarmu untuk kamu nikmati sendiri.

Mike Rowe, pembawa acara serial TV Discovery Channel “Dirty Jobs”, mengatakan “Jangan mengikuti passion-mu. Tapi, bawalah hasrat itu bersamamu. Kamu dapat membawa passion-mu ke pekerjaanmu dan kamu bisa merasakan kepuasan sekaligus stabilitas keuangan. Sementara itu kamu juga bisa memberi cukup waktu untuk mengejar hobimu tanpa tekanan untuk menghasilkan uang darinya.”

Memang tidak semua orang mengalami dampak buruknya ketika menjadikan hobi sebagai profesi. Ada yang nyaman-nyaman saja dan menjadi lebih hidup ketika menjadikan hobi sebagai profesinya. Ada yang justru merasa jauh lebih tertekan karena tidak lagi punya pengalihan yang menyenangkan. Pada akhirnya, kita tetap butuh keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, juga antara idealisme dan realitas.

Ada yang lebih bahagia ketika hobi menjadi profesi, ada yang justru lebih merana. Sepenuhnya ada pada pilihanmu. Kamu yang paling tahu apa yang paling bisa membuat dirimu seimbang. Kalau kamu? Setujukah kamu menjadikan hobi sebagai profesi?
Advertisement

Iklan Sidebar