Sebuah cerita fiksi karya Syabillah Nur Pratiwi & Rona Febriana |
Aku Jane Nadira Ayumi panggil saja jane, aku gadis keturunan jepang . Ibuku dari Indonesia dan ayahku dari jepang. Orang yg baru mengenalku pasti berpikir aku ini gadis yg kasar dan tak tau aturan, tapi jika kau mengenaliku lebih dalam aku ini hanya gadis yang sedikit ceroboh dan hatiku lembut tak sekasar yg kalian pikir.
Sekarang aku kuliah di salah satu universitas ternama di JAKARTA. Selama aku SMA dulu, banyak kenangan manis dan pahit yang bersarang dihatiku. Dan aku pikir masa SMA tanpa adanya cinta itu bagaikan sayur tanpa garam.
Mari kuceritakan beberapa kisah masalaluku.
Perkenalkan dia adalah Jevon kakak kelasku. Ketika aku pertama kali melihatnya, aku sudah jatuh hati kepadanya. Tak heran karena dia adalah lelaki yang tampan, cool, dan idaman para wanita.
Waktu itu pertandingan sepakbola.
"Jen! Awas! " Teriak rara temanku. Saat itu juga aku tak sadarkan diri semua gelap.
Dan aku berakhir disini.
Ruang UKS lebih tepatnya
Jevon sudah berada didepanku dia memperlihatkan wajah khawatirnya .
"Gapapa dek?" Tanyanya
"Gapapa kak cuman pusing aja"
"Sebagai tanda maaf dari kaka, pulangnya biar kakak anter yah" entah kenapa aku cuman mengangguk mendengarnya, dia tersenyum lalu pergi.
Dari situ kita mulai dekat satu sama lain dan dia sering mengirimiku pesan.
Suatu hari dia mengajakku pergi dinner.
"Kenapa ya kak kok ngajak aku kesini" kataku gugup karena cafe yang dia pesan benar benar dirancang sebagus ini.
Lampu lampu dan balon balon disekitarnya nampak indah menambah kesan romantis.
"i love u" ucapnya lirih
"Hah apa? Aku gasalah denger ya kak"
" whould you be mine jane?" Ucapnya sambil memberikan sebucket mawar mewar diselipi tulisan will u be mine
Hati wanita mana yg tidak luluh , aku tersenyum melihat nya .
" jangan bercanda kak"
"aku serius"
Malam itu adalah malam terindah yang pernah aku rasakan, entah kenapa aku jadi tambah semangat sekolah.
Bukan karena suka dengan pelajaran di sekolah, tetapi aku senang bisa bertemu setiap hari dengan ka Jevon, kekasihku.
Setelah beberapa hari kita berpacaran, nampak ada yang berubah dari Jevon. Tidak ada lagi jevon yang menyenangkan. Dia tak pernah mengirimiku pesan manis lagi, tak pernah seperhatian dulu, dan selalu menghindar setiap bertemuku.
Dan akhirnya kita mengakhiri hubungan itu, semua kisah yang baru kita awali harus sirna begitu saja tanpa alasan yg pasti.
Dan satu pesan yang aku ingat saat kita bertengkar dan akhirnya kita putuskan berpisah
"Kemaren sebenernya gue ikut tarohan sama anak futsal buat dapetin lo, dan lo sebenernya cuman mainan gue . galebih, sorry" ucapnya lalu lantas meninggalkanku sendiri ditaman.
dan itu sangat menyakiti hatiku
Dari situ, aku menjadi lebih pengurung dan lebih pendiam.
Aku lebih suka menyendiri di taman belakang, dan terkadang aku menghabiskan waktuku diperpustakaan untuk sekedar membaca buku pelajaran atau novel.
"Beberapa hari ini tumben gak ke kantin, biasanya bareng jevon" suara berat seseorang membuyarkan pikiranku.
"Brisik lagi di perpus.." ucapku pelan
"Lo putus ya sama jevon, babang tampan udah tau semuanya kok neng" ucapnya terus mengganggu kosentrasi ku .
"Bilang aja sih kalo galau karena putus hahahahaha.."
"Na bisa diem gasih!" Akhirnya aku muak dengan tingkah nana yang terus menggangguku
Nana adalah teman dekatku, dia selalu menemaniku dikala apapun. Tapi tingkah menyebalkannya selalu membuat aku darah tinggi.
"Lo mending ke kantin aja sama gangga dia kan temen lo tuh, ada juga yg betah temenan sama lo selain gue" kataku sambil focus membaca novel favoriteku.
Tiba tiba dia merampas novelnya "udah, jangan so sibuk baca, gue tau lo lagi galau. Lo jadi bahan tarohan anak futsal kan gue tau semuanya"
Aku melihat wajah nana, wajahnya lebam seperti habis tawuran.
Ah masa bodo, akupun tak menanyakan hal itu.
"Lo tau dari siapa? Jangan jangan lo juga ikutan"
"Jevon udah terkenal bangsatnya jen, gue awalnya mau ngelarang lo jadian sama dia tapi , gue kan hanya temen lo kalo lo bahagia gua ikut bahagia."
"Lo ga ikutan kan" tanyaku selidik.
Dia menggeleng pelan
"Mencintai orang bukan main main, apa gunanya ikutan tarohan kalo kita masih bisa usaha"
"Usaha buat?"
"Buat ngajak lo ke kantin, lo galiat apa badan lo kurus gini yuk makan , gue traktir dah"
"Heh gak ngaca yaa lo Na, badan lo juga kurus kaya karet gelang!" Jawabku dengan sedikit berteriak
"Wah badan gue lentur dong ya hahahaha.. udah ayo ke kantin, kalo gak mau, gue batalin nih traktirnya"
"Eitss jangan donggg.."
Aku berjalan menuju kantin sambil tersenyum, akhirnya aku kembali ceria berkat Nana.
Setelah proses panjang melupakan tragedi taruhan, aku jatuh cinta lagi dengan anak mading yang sering kutemui di perpustakaan.
Dia mendekatiku lalu sekarang resmi jadi pacarku.
Namanya Raga. dia datang meyembuhkan luka lamaku, dia hadir seperti cahaya yang menerangi gelapku saat itu.
Sekarang aku menunggu kedatangannya diparkiran.
Dia datang, aku pun tersenyum melihat dia menghampiriku.
Tampan, ucapku dalam hati.
"Jane kamu pulang sama nana yah , aku disuruh mamah beli roti kesukaannya gpp kan?" Kata raga yang terlihat buru buru.
Senyumku memudar, beberapa minggu ini dia selalu alasan begitu.
Aku mengangguk "iya gpp kok" dia mengelus rambutku lalu pergi.
Aku tersenyum melihat kepergiannya.
"Balik sendiri lagi nih yee"
"Nana! Ngagetin aja gue tampol juga lu" jawabku dengan sedikit kesal
Nana hanya tertawa renyah
"Haha santai dong neng, ayo balik sama abang" dia memberikan helmnya kepadaku.
Saat ditengah perjalanan bensin nana habis dan akhirnya kita berdua mendorong sepeda motor nana.
"Eh tunggu" kata nana membuat langkahku berhenti
"Apalagi, capek nih dorong motor lo"
Nana memperhatikan salon yg berada diseberang jalan.
"Itu bukannya raga yah, ngapain dia kesalon?" Tunjuk dia.
Aku menengok dan memperhatikan arah yang dia tunjuk.
Benar, terlihat dipintu kaca seorang laki laki duduk disana .
Itu raga dan tiba tiba wanita menghampiri dia, mereka berdua keluar dari salon itu.
Aku ingin menghampirinya tapi adegan selanjutnya membuat aku tidak bisa bergerak apapun.
Wanita itu mencium raga tepat dibibirnya , lalu mereka masuk mobil dan pergi meninggalkan salon.
Setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk berpisah dari raga.
Sakit hati yang sempat terkubur dalam-dalam akhirnya muncul kembali ke permukaan, galau yang sempat menghilang kini datang kembali.
Satu pembelajaran yang aku dapatkan. Pastikan seseorang itu datang menjadi penyembuh luka lama, bukan pembuat luka baru.
Aku mulai kapok dengan yg namanya cinta, kejadian waktu itu didepan salon sangat membuatku trauma.
Waktu terus berjalan, hingga sampailah pada saat aku dinyatakan lulus dari sekolahku.
Sama hal nya seperti sekolah-sekolah lain, disinipun aku merayakan kelulusan. Suasananya sangat haru sekaligus menyenangkan.
Setelah kelulusan, aku tak pernah bertemu dengan nana.
Dia hilang tak ada kabar apapun.
Dan aku hanya tau gangga, teman dekat nana. Jadi kuputuskan untuk menghubungi gangga.
Kita bertemu dicafe biasa aku dan nana bertemu.
Gangga tipikal laki laki pendiam, dia jarang bergaul dan berinteraksi dengan orang lain kecuali nana.
Semenjak gangga berteman dengan nana, dia banyak berubah yang tadinya dia hanya berteman dengan buku buku kini dia berteman dengan banyak orang.
Termasuk aku. Kini kita berdua duduk berhadapan memulai apa yg ingin dibahas sebelumnya.
"Mulai dari mana?" Tanya gangga.
"Nana kemana?" Tanyaku langsung to the point.
"Loh kamu gatau nana udah lepasin kamu?"
"Maksudnya?"
"Nana lepasin kamu dan relain kamu mangkanya dia ambil beasiswa ke luar negeri, dia ga izin sama kamu karena dia takut buat kamu gafokus tes ujian masuk kuliah" jelas gangga.
Aku terkejut, marah, kecewa , kesal semua tercampur aduk didalam diri ini.
"Ja..jadi selama ini.." kataku terbata bata membuat bulir bening dari mataku jatuh deras.
"Iya, nana sudah menaruh hati sama kamu tapi dia memilih diam. Beberapa kali dia memendam semua kesakitannya sendiri bahkan saat tau kamu jadi bahan taruhan dia berantem sama anak anak futsal sampe muka dia babak belur. Dia marah karena kamu dimainin dan dia juga berantem sama raga karena dia orang pertama yg tau bahwa raga selingkuh dari kamu tapi dia gamau bilang takut kamu sedih" jelas gangga panjang lebar.
Air mataku terus mengalir deras mendengar penjelasan itu.
Jahat, itu kata yg pantas aku dapatkan.
"Terus..yang disalon dia tau?" tanyaku
"Dia sengaja mogokin motornya , dia mau kamu sadar bahwa raga bukan orang baik buat kamu. Akhirnya kamu melihat sendiri kejelekan raga"
"Naaa.." gumamku disela tangisanku.
"Terus kapan dia balik kesini?" Tanyaku.
"Entahlah, tapi dia sempat bilang bahwa dia gabakal pulang sebelum dia lulus kuliah diluar negeri" jawab gangga.
Mendengar jawaban itu membuatku semakin terpukul, bahkan aku sempat berpikir taakan bertemu nana lagi..
Hari-hari selanjutnya aku tak pernah mendengar lelucon nana lagi, tak pernah dibuat marah lagi.. aku rindu nana..
Begitulah cerita masalalu percintaanku. Aku secara tidak sadar telah mengubur perasaan seseorang. Tapi biarlah itu menjadi cerita masa laluku.
Sekarang aku sudah kuliah di salah satu universitas di Jakarta.
Pada saat itu, aku berjalan sendiri di parkiran.
"Sayang!" Teriak seseorang dari arah belakang.
Aku tersenyum pada pria yang kini sedang menghampiriku.
Dia tersenyum juga ke arahku.
entah karena masalalu yang buruk , aku banyak belajar bahwa cinta itu datang darimana saja dan dimana saja. Entah itu teman lama atau teman baru
tidak perlu jauh jauh mencari jodoh, siapa tau orang terdekatmu adalah jodohmu
sejahatnya masalalu dia akan memberikan masa depan yg jauh lebih indah untukmu, Bersabarlah.
"Udah mikirin masalalunya?" Tanya dia sambil meledek
"Udah sayang, kalo dipikir pikir dulu kita lucu yah" aku menggangguk
"Lucu sampai kita dipertemukan sebagai pasangan begini, kamu beruntung punya aku tapi aku ga beruntung punya kamu soalnya kamu makannya banyak"
"Ih gangga!!" Teriakku.
Akhirnya kita tertawa bersama.
Iya, dia gangga. Lelaki yang bulan kemarin menyatakan perasaannya kepadaku.
Lebih tepatnya dia kekasihku. Semenjak gangga memberi tahu semuanya, nana menelponku dan dia bilang dia jatuh cinta pada wanita bule disana.
Aku bahagia dengan gangga, nana bahagia dengan wanita bule disana.
Cerita ini usai.
Aku dan gangga dipertemukan karena dia, teman dekatku, Nana.
Comingsoon season 2….
Penulis cerita :
Syabillah Nur Pratiwi @syasyaaazn
Rona Febriana @ronafbrn
Advertisement