Teknik Pembuatan Alat-Alat Perunggu, terbagi dua macam atau jenis teknik seperti teknik cetakan lilin (A Cire Perdue) dan Teknik Cetakan Setangkup (Brivalve), dari dua teknik atau cara tersebut dalam proses pembuatan alat-alat perunggu berbeda satu sama lain. Teknik pembuatan alat-alat perunggu terdapat pada zaman perunggu dimana zaman tersebut terdapat berbagai macam peninggalan berupa alat-alat dari perunggu, artinya pada zaman perunggu telah mengenal tembaga yang bertujuan untuk menghasilkan perunggu, perunggu merupakan campuran antara tembaga dan timah. Untuk mengetahui teknik dalam pembuatan alat-alat perunggu, dapat dilihat dibawah ini.
Teknik-Teknik Pembuatan Alat-Alat Perunggu
1. Teknik Cetakan Setangkup (Bivalve)
Teknik setangkup (bivalve) menggunakan dua cetakan yang dapat ditangkupkan (dirapatkan). Cetakan tersebut diberi lubang pada bagian atasnya. Dari lubang itu dituangkan logam cair. Bila perunggu sudah dingin maka cetakan dibuka. Bila membuat benda berongga maka digunakan tanah liat sebagai intinya yang akan membentuk rongga setelah tanah liat itu dibuang. Cetakan ini dapat digunakan berkali-kali. Teknik cetakan setangkup biasanya untuk benda-benda yang pejal atau tidak berongga.
2. Teknik Cetakan Lilin (A Cire Perdue)
Teknik a Cire Perdue adalah teknik mengolah logam dengan membuat model benda dari lilin. Lilin ini kemudian dibungkus dengan tanah liat yang di atasnya diberi lubang. Tanah liat yang diberi lilin ini kemudian dibakar sehingga lilin akan mencair dan keluar dari lobang yang telah dibuat. Bentuk rongga itu sama dengan bentuk lilin yang dibuat. Jadilah tanah yang berongga itu menjadi cetakan yang ke dalam di masukkan logam yang sudah mencair. Setelah dingin dan kental, tanah liat pembungkus itu dihancurkan dan diperoleh benda yang dikehendaki dari logam tersebut sesuai dengan cetakakannya. Cetakan demikian hanya dapat dipakai sekali dan hanya untuk benda-benda kecil, seperti arca kecil, dan nekara.
Advertisement