Info Populer 2022

Mau Kaya! : Ikuti 5 Hikmah Miliarder Terkaya Dunia Yang Awalnya Miskin

Mau Kaya! : Ikuti 5 Hikmah Miliarder Terkaya Dunia Yang Awalnya Miskin
Mau Kaya! : Ikuti 5 Hikmah Miliarder Terkaya Dunia Yang Awalnya Miskin
Anda pastinya sudah tidak abnormal lagi dengan nama Warren Buffett dan Bill Gates. Keduanya merupakan jajaran tiga besar orang terkaya di dunia. Tapi Anda niscaya belum terlalu dekat dengan Amancio Ortega. Pria asal Spanyol pemilik brand fesyen Zara ini termasuk ke dalam trio terkaya di dunia. Bahkan kekayaan Ortega telah jauh melampaui Warren Buffet, sehingga menempatkannya di belakang Bill Gates. Buffet dikenal sebagai pembicara ulung sehingga sering tampil di media. Sedangkan Gates merupakan guru bisnis dengan dongeng kesuksesan yang selalu ditunggu.

Namun Ortega justru terkesan menghindari media di ketika kekayaannya tumbuh hingga US$ 77 miliar. Tidak hanya itu saja, beliau juga mempunyai toko retail yang tersebar di 100 negara berbeda dan menjadi pemilik brand Massimo Dutti dan Pull & Bear.

Satu lagi, bahwa mereka awalnya bukan orang kaya atau anak orang kaya yang menjadi kaya sehabis mendapat warisan dari orang bau tanah mereka. Tapi mereka sanggup mengubah nasib mereka menjadi orang paling kaya di dunia. Tentu kesuksesan yang mereka capai ketika ini bukan dengan mudah, tapi dibumbui dengan kerja keras, kesungguhan, dan niat yang kuat

Anda yang berprofesi sebagai entrepreneur sanggup mengambil pelajaran lewat perjalanan sukses Amancio Ortega berikut ini yang dihimpun dari biografi dan aneka macam wawancara dikutip dari CekAja.com:

Pelajaran pertama: kecepatan yaitu segalanya

Anda pastinya sudah tidak abnormal lagi dengan nama Warren Buffett dan Bill Gates MAU KAYA! : Ikuti 5 Nasihat Miliarder Terkaya Dunia Yang Awalnya MiskinSaat Ortega mendirikan Zara di tahun 1975, beliau hingga harus terjungkal demi mendapat stok pakaian terbaru bagi Zara. Strategi Ortega yaitu untuk mengganti koleksi Zara setiap seminggu dua kali.

Kecepatan telah menjadi ciri khas dari bisnis Ortega. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Di ketika sebuah dress yang dipertontonkan di ajang Fashion Week gres ada di department store beberapa bulan kemudian, Zara sudah menjualnya dengan model persis sama seminggu kemudian.

Pelajaran kedua: terobsesi dengan impian konstumer

"Pelangganlah yang menggerakkan bisnis,” tulis Ortega dalam laporan tahunan Inditex tahun 2009. Dan beliau secara konsisten menjalankan prinsip ini.

"Pelanggan harus terus menjadi prioritas dan perhatian utama, baik dalam proses pembuatan koleksi busana dan desain toko, sistem logistik, dan acara lainnya."

Produk-produk Zara lahir dari pengamatan apa yang konsumen pakai dan mendengarkan apa yang mereka ingin pakai. Zara tidak menyetok persediaannya berdasarkan katalog fashion show, namun perusahaan melacak fesyen blogger dan mendengarkan pelanggan sebagai gantinya. Hal ini memungkinkan Zara untuk mengikuti keadaan dengan tren sesuai musim.

Namun prinsip ini rupanya tidak disetujui oleh CEO Amazon Jeff Bezos. Pada 2015, Bezos menulis surat kepada pemegang saham Amazon yang bunyinya: "Banyak perusahaan yang berfokus pada pelanggan, tapi bagi perusahaan teknologi, fokus pada kompetitor lebih penting.

Perusahaan teknologi melihat apa yang orang lain lakukan, dan kemudian bekerja cepat untuk mengikuti apa yang kompetitor lakukan.”

Pelajaran ketiga: mengontrol ketersediaan

Di ketika perusahan fesyen lain memproduksi pakaiannya di China alasannya upah buruh yang murah; Zara, Massimo Dutti dan Pull&Bear konsisten meproduksi produknya di Spanyol, Portugal, dan Mariko. Desain karya Ortega dibentuk di pabriknya sendiri dan dijaghit oleh penjahit lokal.

Cara ini menciptakan perusahaannya cepat tanggap terhadap tren terbaru. Inilah mengapa stok di toko-toko milik Ortega benar-benar produk yang diincar kostumer sehingga jarang tersisa.

Pelajaran keempat: Jangan jadi kacang lupa kulit

Ortega bukan berasal dari keluarga kaya. Dia putus sekolah semenjak usia 14 tahun untuk bekerja. Ayahnya merupakan pekerja kereta api dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ibunya pernah diusir oleh seorang pramuniaga toko alasannya ingin berutang demi membeli kebutuhan keluarga.  

Ortega tetap mempertahankan gaya hidup sederhana. Pria berusia 80 tahun ini berbaur dengan pegawainya di kantor pusa Inditex di kota kelahirannya La Coruna. Meski sudah berusia lanjut, beliau masih bekerja. Dia tidak pernah lelah meladeni ide-ide gres dari pegawainya.

Pelajaran kelima: Tidak pernah berhenti berinovasi

“Hal terburuk yang sanggup melemahkan seseorang yaitu rasa bepuas diri,” kata Ortega, “karena sukses bukan jaminan. Aku tidak pernah membiarkan diriku puas dengan apa yang telah kulakukan, dan saya selalu mencoba menanamkan hal ini pada setiap orang di sekitarku."

Karena menurutnya, ketika seseorang berpuas diri, orang tersebut akan berhenti berinovasi.  "Jika Anda ingin berinovasi, jangan berfokus pada hasil."
Advertisement

Iklan Sidebar