Pada postingan kali ini kami bagikan tentang laporan pendahuluan faringitis lengkap, kami lengkapi pula dengan file yang berbentuk pdf dan doc yang bisa didownload secara gratis.
laporan pendahuluan / LP faringitis ini bertujuan untuk membantu teman - teman perawat sekalian dalam membuat tugas seperti laporan pendahuluan, makalah dan askep.
untuk medownload laporan pendahuluan / LP faringitis dalam bentuk doc dan pdf silahkan download dibawah ini :
untuk melihat isi file yang kami bagikan silahkan lihat dibawah ini :
Laporan pendahuluan / LP faringitis
Pengertian Faringitis
Faringitis adalah keadaan inflamasi pada struktur mukosa, submukosa tenggorokan. Jaringan yang mungkin terlibat antara lain orofaring, nasofaring, hipofaring, tonsil dan adenoid.
Faringitis Akut yaitu radang tenggorok yang disebabkan oleh organisme virus hampir 70% dan streptokakus group A adalah organisme bakteri yang umum berkenaan dengan faringitis akut yang kemudian disebut sebagai “streepthroat” (Brunner & Suddarth, 2001).
Faringitis kronik umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja/tinggal dengan lingkungan berdebu, menggunakan suara berlebihan, menderita akibat batuk kronik, penggunaan habitual alkohol dan tembakau.
Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononucleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faritingitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium, neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala faringitis dibedakan berdasarkan etiologinya, yaitu:
a. Faringitis yang disebabkan oleh virus
Jarang ditemukan tanda dan gejala yang spesifik. Faringitis yang disebabkan oleh virus menyebabkan rhinorrhea, batuk, dan konjungtivitis. Gejala lain dari faringitis penyebab virus yaitu demam yang tidak terlalu tinggi dan sakit kepala ringan. Pada penyebab rhinovirus atau coronavirus, jarang terjadi demam, dan tidak terlihat adanya adenopati servikal dan eksudat faring.
Pada penyebab virus influenza, gejala klinis bisa tampak lebih parah dan biasanya timbul demam, myalgia, sakit kepala, dan batuk. Pada penyebab adenovirus, terdapat demam faringokonjungtival dan eksudat faring. Selain itu, terdapat juga konjungtivitis. Pada penyebab HSV, terdapat inflamasi dan eksudat pada faring, dan dapat ditemukan vesikel dan ulkus dangkal pada palatum molle.
Pada penyebab coxsackievirus, terdapat vesikel-vesikel kecil pada palatum molle dan uvula. Vesikel ini mudah ruptur dan membentuk ulkus dangkal putih. Pada penyebab CMV, terdapat eksudat faring, demam, kelelahan, limfadenopati generalisata, dan splenomegali. Pada penyebab HIV, terdapat demam, myalgia, arthralgia, malaise, bercak kemerahan makulopapular yang tidak menyebabkan pruritus, limfadenopati, dan ulkus mukosa tanpa eksudat.
b. Faringitis yang disebabkan oleh bakteri
Faringitis dengan penyebab bakteri umumnya menunjukkan tanda dan gejala berupa lelah, nyeri/pegal tubuh, menggigil, dan demam yang lebih dari 380C. Faringitis yang menunjukkan adanya mononukleosis memiliki pembesaran nodus limfa di leher dan ketiak, tonsil yang membesar, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, pembesaran limpa, dan inflamasi hati.
Pada penyebab streptokokus grup A, C, dan G, terdapat nyeri faringeal, demam, menggigil, dan nyeri abdomen. Dapat ditemukan hipertrofi tonsil, membran faring yang hiperemik, eksudat faring, dan adenopati servikal. Batuk tidak ditemukan karena merupakan tanda dari penyebab virus. Pada penyebab S. Pyogenes, terdapat demam scarlet yang ditandai dengan bercak kemerahan dan lidah berwarna stoberi.
Patofisiologi
Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara langsung menginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan kemudian cendrung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak lebih ke lateral, menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus dan Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring akibat sekresi nasal.
Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu invasi lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari Group A streptococcus memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks antigen-antibodi.
Fathway Faringitis
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus.
b. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit.Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga.
c. Pemeriksaan Laboratorium
- Sel darah putih (SDP), Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
- Analisa Gas Darah, Untuk menilai fungsi pernapasan secara adekuat, perlu juga mempelajari hal-hal diluar paru seperti distribusi gas yang diangkut oleh sistem sirkulasi.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap faringitis dapat mengurangi risiko demam reumatik, menurunkan durasi gejala, dan mengurangi risiko penularan penyakit. Pada faringitis dengan penyebab bakteri, dapat diberikan antibiotik, yaitu:
- Penicillin benzathine; diberikan secara IM dalam dosis tunggal
- Penicillin; diberikan secara oral
- Eritromisin
- Penicillin profilaksis, yaitu penicillin benzathine G; diindikasikan pada pasien dengan risiko demam reumatik berulang. Sedangkan, pada penyebab virus, penatalaksanaan ditujukan untuk mengobati gejala, kecuali pada penyebab virus influenza dan HSV. Beberapa obat yang dapat digunakan yaitu:
- Amantadine
- Rimantadine
- Oseltamivir
- Zanamivir; dapat digunakan untuk penyebab virus influenza A dan B
- Asiklovir; digunakan untuk penyebab HSV
Faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya ditangani dengan istirahat yang cukup, karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, dibutuhkan juga mengkonsumsi air yang cukup dan hindari konsumsi alkohol. Gejala biasanya membaik pada keadaan udara yang lembab. Untuk menghilangkan nyeri pada tenggorokan, dapat digunakan obat kumur yang mengandung asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin). Anak berusia di bawah 18 tahun sebaiknya tidak diberikan aspirin sebagai analgesik karena berisiko terkena sindrom Reye.
Pemberian suplemen dapat dilakukan untuk menyembuhkan faringitis atau mencegahnya, yaitu:
- Sup hangat atau minuman hangat, dapat meringankan gejala dan mencairkan mukus, sehingga dapat mencegah hidung tersumbat.
- Probiotik (Lactobacillus), dapat digunakan untuk menghindari dan mengurangi demam.
- Madu, dapat digunakan untuk mengurangi batuk.
- Vitamin C, dapat digunakan untuk menghindari demam, namun penggunaan dalam dosis tinggi perlu pengawasan dokter.
- Seng, digunakan dalam fungsi optimal sistem imun tubuh, karena itu seng dapat digunakan untuk menghindari demam, dan penggunaan dalam spray dapat digunakan untuk mengurangi hidung tersumbat. Namun, penggunaannya perlu dalam pengawasan karena konsumsi dalam dosis besar dan jangka waktu yang lama dapat berbahaya.
Komplikasi
Beberapa penyakit komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh faringitis adalah sebagai berikut :
- Otitis media akut
- Abses peri tonsil
- Abses para faring
- Toksenia
- Septikinia
- Bronkitis
- Nefritis akut
- Miokarditis
- Artritis
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
- Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya: batuk, pilek, demam.
- Riwayat alergi dalam keluarga
- Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi
- Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan
- Ada/tidak riwayat merokok
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pernapasan
Pernapasan dangkal, dipneu, takipneu, tanda bunyi napas ronchi halus dan melemah, wajah pucat atau sianosis bibir atau kulit
b. Aktivitas atau Istirahat
Kelelahan, malaise, insomnia, penurunan toleransi aktivitas, sirkulasi takikardi, dan pucat
c. Makanan dan cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, disfagia, mual dan muntah.
Tanda : Hiperaktivitas bunyi usus, distensi abdomen, turgor kulit buruk.
3. Observasi
- Adanya retraksi atau pernapasan cuping hidung
- Adanya kepucatan atau sianosis warna kulit
- Adanya suara serak, stridor, dan batuk
- Perilaku: gelisah, takut
- Adanya sakit tenggorok, adanya pembesaran tiroid, pengeluaran sekret, kesulitan menelan.
- Tanda-tanda: nyeri dada, nyeri abdomen, dispnea
Diagnosa Keperawatan
- Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa pada mukosa
- Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang kurang sekunder dengan kesulitan menelan ditandai dengan penurunan berat badan, pemasukan makanan berkurang, nafsu makan kurang, sulit untuk menelan, HB kurang dari normal
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang kental ditandai dengan kesulitan dalam bernafas, batuk terdapat kumpulan sputum, ditemukan suara nafas tambahan
- Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan demam, ketidakcukupan pemasukan oral ditandai dengan turgor kulit kering, mukosa mulut kering, keluar keringat berlebih
- Resiko tinggi penularan penyakit berhubungan dengan kontak, penularan melalui udara
- Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, inflamasi ditandai dengan suhu tubuh lebih dari normal, pasien gelisah, demam.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa. 1
Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa pada mukosa
Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dan kolaboratif untuk pemberian analgetik
Intervensi Keperawatan:
- Kaji lokasi,intensitas dan karakteristik nyeri
- Identifikasi adanya tanda-tanda radang
- Monitor aktivitas yang dapat meningkatkan nyeri
- Kompres es di sekitar leher
- Kolaborasi untuk pemberian analgetik
Diagnosa. 2
Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang kurang sekunder dengan kesulitan menelan ditandai dengan penurunan berat badan, pemasukan makanan berkurang, nafsu makan kurang, sulit untuk menelan, HB kurang dari normal
Tujuan: gangguan pemenuhan nutrisi teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan yang efektif
Intervensi Keperawatan :
- Monitor balance intake dengan output
- Timbang berat badan tiap hari
- Berikan makanan cair / lunak
- Beri makan sedikit tapi sering
- Kolaborasi pemberian roborantia
Diagnosa. 3
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret yang kental ditandai dengan kesulitan dalam bernafas, batuk terdapat kumpulan sputum, ditemukan suara nafas tambahan
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif ditujukkan dengan tidak ada sekret yang berlebihan
Intervensi Keperawatan :
- Identifikasi kualitas atau kedalaman nafas pasien
- Monitor suara nafas tambahan
- Anjurkan untuk minum air hangat
- Ajari pasien untuk batuk efektif,/li>
- Kolaborasi untuk pemberian ekspektoran
Diagnosa. 4
Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan demam, ketidakcukupan pemasukan oral ditandai dengan turgor kulit kering, mukosa mulut kering, keluar keringat berlebih
Tujuan: Resiko tinggi defisit volume cairan dapat dihindari
Intervensi Keperawatan :
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor timbulnya tanda-tanda dehidrasi
- Berikan intake cairan yang adekuat
- Kolaborasi pemberian cairan secara parenteral (jika diperlukan)
Diagnosa. 5
Resiko tinggi penularan penyakit berhubungan dengan kontak, penularan melalui udara
Tujuan: Resiko tinggi penularan penyakit dapat dihindari
Intervensi keperawatan
- Mengajarkan pasien tentang pentingnya peningkatan kesehatan dan pencegahan infeksi lebih lanjut:
- Menganjurkan pasien untuk istirahat
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang terkena infeksi pernafasan
- Menutup mulut bila batuk / bersin
- Mencuci tangan
- Makan- makan bergisi
- Menghindari penyebab iritasi
- Oral hygine
Diagnosa. 6
Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, inflamasi ditandai dengan suhu tubuh lebih dari normal, pasien gelisah, demam Tujuan: Suhu tubuh dalam batas normal, adanya kondisi dehidrasi, inflamasi teratasi
Intervensi keperawatan
- Ukur tanda-tanda vital
- Monitor temperatur tubuh secara teratur
- Identifikasi adanya dehidrasi, peradangan
- Kompres es disekitar leher
- Kolaborasi pemberian antibiotik, antipiretik
Daftar Pustaka
- Bulecheck, Gloria M, dkk (Ed). 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition. Missouri: Elsevier.
- Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1. Jakarta : EGC.
- Carpenito, Lynda Jual. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 11. Jakarta: EGC
- Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
- Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000, Buku Ajar Ulmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan
- Engel, Joyce. 2008. Pengkajian Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC
- Herdman, T. Heather (Ed). 2012. NANDA International: Nursing Diagnosis 2012-2014. Oxford: Wiley
- Kusuma, Hardhi, dkk. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta : Media Action Publlishing
- Mansjoer, Arif et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid I FKUI : Media Aescukpius.
- Moorhead, Sue, dkk (Ed). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition. Missouri: Elsevier.
- Potter, Patricia A. 1956. Pengkajian Kesehatan. Jakarta : EGC.
Advertisement