Teman - teman perawat, postingan kali ini masih tentang laporan pendahuluan, yaitu kami bagikan laporan pendahuluan / LP tonsilitis.
kami bagikan laporan pendahuluan / LP tonsilitis ini, tak lain tujuan nya hanya lah untuk membantu teman sejawat sekalian dalam pembuatan tugas seperti asuhan keperawatan atau makalah tentang tonsilitis.
Kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP tonsil dalam bentuk file doc dan file pdf.
untuk mendownload silahkan klik link dibawah ini :
untuk melihat isi dari file laporan pendahuluan tonsilitis yang kami bagikan silahkan lihat dibawah ini :
Laporan Pendahuluan Tonsilitis
Definisi
Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsil yang masih bersifat ringan. Radang tonsil pada anak hampir selalu melibatkan organ sekitarnya sehingga infeksi pada faring biasanya juga mengenai tonsil sehingga disebut sebagai tonsilofaringitis. ( Ngastiyah,1997 )
Klasifikasi
Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006)
- Tonsillitis akut, Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians, dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
- Tonsilitis falikularis, Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi bercak putih yang mengisi kipti tonsil yang disebut detritus. Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.
- Tonsilitis Lakunaris, Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.
- Tonsilitis Membranosa (Septis Sore Throat), Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut menyerupai membran. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan berwarna putih kekuning-kuningan.
- Tonsilitis Kronik, Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok, makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan hygiene mulut yang buruk.
Etiologi
Penyebab tonsilitis bermacam – macam, diantaranya adalah yang tersebut dibawah ini yaitu :
- Streptokokus Beta Hemolitikus
- Streptokokus Viridans
- Streptokokus Piogenes
- Virus Influenza
Menurut Firman S (2006), penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.
Patofisiologi
Menurut Iskandar N (1993), patofisiologi tonsillitis yaitu :
Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakonaris.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.
Fathway
Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala tonsilitis akut yang sering ditimbulkan adalah :
- nyeri tenggorok
- nyeri telan
- sulit menelan
- demam
- mual
- anoreksia
- kelenjar limfa leher membengkak
- faring hiperemis
- edema faring
- pembesaran tonsil
- tonsil hiperemia
- mulut berbau
- otalgia ( sakit di telinga )
- malaise
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut adalah
pemeriksaan laboratorium meliputi :
- Leukosit : terjadi peningkatan
- Hemoglobin : terjadi penurunan
- Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat
Komplikasi
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu :
1. Abses pertonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.
2. Otitis media akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga.
3. Mastoiditis akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid.
4. Laringitis
5. Sinusitis
6. Rhinitis
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman S, 2006 :
- Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
- Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
- Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.
- Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
- Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
Menurut Mansjoer, A (1999) penatalaksanan tonsillitis adalah :
1. Penatalaksanaan tonsilitis akut
- Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
- Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.
- Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
- Pemberian antipiretik.
2. Penatalaksanaan tonsilitis kronik
- Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.
- Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil.
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. keluhan utama
sakit tenggorokan, nyeri telan, demam dll
2. riwayat penyakit sekarang : serangan, karakteristik, insiden, perkembangan, efek terapi dll
3. riwayat kesehatan lalu
- riwayat kelahiran
- riwayat imunisasi
- penyakit yang pernah diderita ( faringitis berulang, ISPA, otitis media )
- riwayat hospitalisasi
4. pengkajian umum
usia, tingkat kesadaran, antopometri, tanda – tanda vital dll
5. pernafasan
kesulitan bernafas, batuk
ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
- T0 : bila sudah dioperasi
- T1 : ukuran yang normal ada
- T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
- T3 : pembesaran mencapai garis tengah
- T4 : pembesaran melewati garis tengah
6. nutrisi
sakit tenggorokan, nyeri telan, nafsu makan menurun, menolak makan dan minum, turgor kurang
7. aktifitas / istirahat
anak tampak lemah, letargi, iritabel, malaise
8. keamanan / kenyamanan
kecemasan anak terhadap hospitalisasi
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada tonsilitis akut adalah :
- hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil
- nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
- resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
- intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
- gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii
Intervensi
Diagnosa. 1
hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil
Intervensi :
- Pantau suhu tubuh anak ( derajat dan pola ), perhatikan menggigil atau tidak
- Pantau suhu lingkungan
- Batasi penggunaan linen, pakaian yang dikenakan klien
- Berikan kompres hangat
- Berikan cairan yang banyak ( 1500 – 2000 cc/hari )
- Kolaborasi pemberian antipiretik
Diagnosa. 2
nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil
Intervensi :
- Pantau nyeri klien(skala, intensitas, kedalaman, frekuensi )
- Kaji TTV
- Berikan posisi yang nyaman
- Berikan tehnik relaksasi dengan tarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya pelan – pelan melalui mulut
- Berikan tehnik distraksi untuk mengalihkan perhatian anak
- Kolaborasi pemberian analgetik
Diagnosa. 3
resiko perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya anoreksia
Intervensi :
- Kaji conjungtiva, sclera, turgor kulit
- Timbang BB tiap hari
- Berikan makanan dalam keadaan hangat
- Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi seringsajikan makanan dalam bentuk yang menarik
- Tingkatkan kenyamanan lingkungan saat makan
- Kolaborasi pemberian vitamin penambah nafsu makan
Diagnosa. 4
intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi :
- Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktifitas
- Observasi adanya kelelahan dalam melakukan aktifitas
- Monitor TTV sebelum, selama dan sesudah melakukan aktifitas
- Berikan lingkungan yang tenang
- Tingkatkan aktifitas sesuai toleransi klien
Diagnosa. 5
gangguan persepsi sensori : pendengaran berhubungan dengan adanya obstruksi pada tuba eustakii
Intervensi :
- Kaji ulang gangguan pendengaran yang dialami klien
- Lakukan irigasi telinga
- Berbicaralah dengan jelas dan pelan
- Gunakan papan tulis / kertas untuk berkomunikasi jika terdapat kesulitan dalam berkomunikasi
- Kolaborasi pemeriksaan audiometri
- Kolaborasi pemberian tetes telinga
Daftar Pustaka
- Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001.
- Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta : EGC;1999
- Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001
- R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC ; 1997
Advertisement