Info Populer 2022

Laporan Pendahuluan / LP Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failure (ARF), Download Pdf dan Doc

Laporan Pendahuluan / LP Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failure (ARF), Download Pdf dan Doc
Laporan Pendahuluan / LP Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failure (ARF), Download Pdf dan Doc
Kami bagikan laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) pdf dan doc.

Teman perawat sekalian, terima kasih telah berkunjung ke bangsal sehat, semoga kami terus mampu menyediakan informasi dan materi tentang keperawatan, kalau sebelumnya telah kami share tentang laporan pendahuluan berbagai judul, pada kesempatan kali ini kami share laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF).

laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) ini telah kami susun selengkap mungkin berdasarkan beberapa referensi, mulai dari tinjauan teori hingga konsep ashuan keperawatan GGA.

Harapan kami laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) ini dapat mempermudah teman perawat dalam pembuatan tugas rutin yaitu LP.

laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) ini kami sediakan dalam dua format yaitu pdf dan doc, yang bisa teman-teman download melalui link unduhan yang telah kami sematkan diakhir artikel ini.

Laporan Pendahuluan / LP Gagal Ginjal Akut (GGA) atau Acute Renal Failure (ARF)


Pengertian
Gagal ginjal Akut (GGA) atau Acute renal failure (ARF) dapat didefinisikan sebagai sindrom klinis akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi yang nyata dan cepat serta terjadinya azotemia (Davidson, 1984). Biasanya penyakit ini disertai oliguria (pengeluaran kemih < 400 ml/ hari).

Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) adalah penurunan laju filtrasi glomerulus secara tiba-tiba, sering kali dengan oliguri, peningkatan kadar urea dan kreatinin darah, serta asidosis metabolic dan hiperkalemia. ( D. Thomson 1992 : 91 )


Anatomi fisiologi

Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna merah kebiruan. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum.

Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang di mulai dari ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan. Masing-masing ginjal memiliki panjang 11,25 cm, lebar 5-7 cm dan tebal2,5 cm.. Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram.

Ginjal ditutupi oleh kapsul tunikafibrosa yang kuat, apabila kapsul di buka terlihat permukaan ginjal yang licin dengan warna merah tua. Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula, dan bagian luar, korteks. Bagian dalam (interna) medula.Substansia medularis terdiri dari pyramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansahenle, vasa rekta dan duktuskoli gensterminal. Bagianluar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian dalam di antara pyramid dinamakan kolumnarenalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens.

Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal. Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron bias membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron dapat menerangkan fungsi dari ginjal.


Klasifikasi

Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) diklasifikasikan menjadi 3 kategori umum yaitu :

1. GGA atau ARF pre renal

GGA atau ARF pre renal adalah gangguan ginjal yang ada hubungannya dengan perfusi ginjal misal kekurangan volume, perpindahan volume, ekpansi volume dan dimanifestasikan oleh penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG).
 
2. GGA atau ARF renal

GGA atau ARF renal sebagai akibat penyakit ginjal primer : yaitu berkurangnya aliran darah ginjal keseluruh bagian atau sebagian ginjal hal ini dikarenakan keadaan pra renal yang tidak teratasi sedangkan penyebab lain karena stenosis arteri renalis sehingga mengurangi aliran darah keseluruh ginjal, iskemik lokal dapat terjadi bila terjadi penyakit vaskuler oklusif, glomerulonefritis akut, nefrosklerosis maligna, penyakit kolagen, angitis hipersensitif.

3. GGA atau ARF post renal

GGA atau ARF post renal adalah suatu keadaan dimana sebagai akibat dari obstruksi pada sepanjang saluran perkemihan dari tubulus sampai meatus uretral.


Etiologi

1. ARF Pre renal

a. Penurunan volume vaskuler
  • kehilangan darah/ plasma : perdarahan, luka bakar.
  • Kehilangan cairan ekstravaskuler : muntah diare

b. Kenaikan kapasitas vaskuler
  • sepsis
  • blokade ganglion
  • reaksi anafilaksis

c. Penurunan curah jantung/ kegagalan pompa jantung
  • renjatan kardiogenik
  • payah jantung kongestif
  • tamponade jantung
  • disritmia
  • emboli paru
  • infark jantung 

2.    ARF Renal (intrinsik): kerusakan struktur & fungsi ginjal
  • Hipoperfusi  berkepanjangan. 
  • Nekrosis tubular akut akibat : 
  • Hipotensi  : pasca bedah 
  • Hipovolemik  dan infeksi : luka bakar. 
  • Hipotensi akibat trauma berat 
  • Infeksi, nefrotoksis, penyakit parenkim ginjal (pielonefritis akut, glomerulonefritis akut) 

3.    Post renal (obstruktif).
  • Endapan asam urat, kristal sulfat. 
  • Obstruksi : batu KK, hipertrofiprostat, cancer kolon, cancer servik & uterus. 
  • Pembedahan ureter. 
  • Obstruksi uretra ; striktura uretra     


Patofisiologi
Pre renal azotemia
Penurunan fungsi ginjal akan mengaktifkan baroreseptor yang kemudian akan mengaktivasi sistem neurohumoral dan ginjal, agar tubuh dapat tetap mempertahankan tekanan darah, perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerular. Sistem renin- angiotensin- aldosteron, vasopresin, aktivasi sistem saraf simpatik akan mengakibatkan vasokonstriksi sistemik, retensi garam dan air sehingga tekanan darah dan volume intravaskuler dapat dipertahankan. Hanya saja bila sistem mekanisme adaptif ini tidak berhasil maka laju filtrasi glumerular menurun dan terjadilah azotemia pra renal.
Karena terjadi penurunan sirkulasi ginjal mengakibatkan peningkatan tonusitas medular yang selanjutnya memperbesar reabsorbsi dari cairan tubular distal. Oleh karenanya perubahan urine tipikal pada keadaan perfusi rendah. Volume urine menurun sampai kurang dari 400 ml/ hari, berat jenis urin meningkat dan konsentrasi natrium urin rendah ( biasanya < 5 mEq/ L).

Intra renal / renal
Bila perfusi ginjal yang lemah menetap selama periode yang cukup lama, ginjal dapat rusak sehingga pengembalian perfusi ginjal tidak lagi memberikan efek pada filtrasi glomerulus. Pada situasi ini terjadi gagal ginjal intrinsik (kategori intra renal seperti NTA, nefropati vasomotor dan nefrosis nefron bawah).

Post renal
Berbagai kondisi yang dapat menghambat aliran urin dari ginjal keluar dapat mengakibatkan azotemia post renal. Obstruksi ini dapat terjadi pada setiap tempat dalam saluran perkemihan. Bila urine tidak dapat melewati obatruksi, mengakibatkan kongesti yang akan menyebabkan tekanan retrograd melalui sistem kolagentes dan nefron. Keadaan ini memperlambat laju aliran cairan tubular dan menurunkan LFG. Sebagai akibatnya reabsorbsi natrium, air dan urea meningkat menyebabkan penurunan natrium urine dan meningkatkan osmolalitas dan BUN urine.

Fathway gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF)

Untuk mendownload fathway gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF), DISINI


Gejala klinis
Pada ARF pra renal sering ditandai dengan :
  • Vital sign rendah
  • Turgor kulit menurun
  • Tekanan vena sentral 
  • Hipotensi ortostatik

Pada ARF intra renal :

a. Fase oliguria berlangsung 7- 21 hari atau kurang dari 4 minggu. Apabila lebih dari 4 minggu perlu dilakukan biopsi ginjal.
  • Kesadaran : disorientasi, gelisah, apatis, letargi, somnolent sampai koma.
  • Gastro intestinal : anoreksia, mual, muntah, mulut terasa kering, stomatitis, perdarahan gastrointestinal.
  • Pernafasan : kusmaul, dyspnea, cheyne stokes bau nafas kha ureum/ pneumonia uremik.
  • Kulit/ mukosa : perdarahan, anemia, dermatitis uremik dijumpai adanya udem karena overhidrasi.
  • Kenaikan sisa metabolisme protein : uruem kreatinin, NPN, asam urat.
  • Gangguan keseimbangan asam basa asidosis metabolik
  • Gangguan keseimbangan elektrolit : hiperkalemia, hipernatriumia atau hiponatrium, hipokalsemia dan hiperfosfatemia.

b. Fase poliuria
  • Fase ini terjadi diuresis dimana volume urin lebih dari 1 liter/ 24 jam dan kadang dapat mencapai 4- 5 liter/ 24 jam. Poliuria terjadi karena efek diuretik ureum, disamping adanya gangguan faal tubuli dalam mereabsorbsi garam dan air.
  • Pada fase ini kadar ureum dan kreatini masih meningkat pada 3- 5 hari pertama. Setelah itu akan menurun dan diiringi perbaikan klinisnya, karena permulaan fase poliuria, LFG masih terlalu rendah. 
  • Pada fase ini banyak kehilangan cairan dan elektrolit sehingga perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit.

c. Fase penyembuhan

Penyembuhan secara sempurna faal ginjal akan berlangsung sampai 6- 21 bulan. Faal ginjal yang paling akhir adalah normal pada faal konsentrasi.

Pada post renal
Pada post renal sering diketahui tanda- tanda seperti :
  • Poliuria disertai anuria
  • Syndrom diabetes insipidus (pittesin- resisten diabetes insipidus )
  • Kolik, batu
  • Hidronefrosis bilateral

Pemeriksaan diagnostik

a. Laboratorium

ARF pra renal
  • Darah : ureum kreatinin, elektrolit serta osmolaritas.
  • Urine : ureum, kreatini, elektrolit, osmolaritas dan berat jenis urine.
 ARF renal : urine dan darah, uji diuretik.

ARF post renal
  • Darah : ureum, kreatinin dan elektrolit.
  • Urine : ureum, kreatini, elektrolit dan berat jenis urine.

b. USG

c. CT Scan abdomen


Penatalaksanaan
   
a. ARF pra renal
   
Mempertahankan diuresis diberikan manitolo dan furosemid.
   
b. ARF renal

Mengobati penyebab NTA, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah infeksi, pengelolaan konservatif.
   
c. ARF post renal

Tindakan pembedahan untuk dapat menghilangkan obstruksinya, perlu diperhatikan pula adanya kemungkinan terjadinya sindroma pasca obstruksi berupa poliuria hebat yang memerlukan koreksi cairan elektrolit 


Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan Gagal Ginjal Akut

Menurut Nursalam (2006. Hal. 42) pengkajian pada klien dengan Gagal Ginjal Akut adalah sebagai berikut :
  1. Kaji riwayat penyakit jantung, malignansi, sepsis, atau penyakit yang diderita sebelumnya.
  2. Kaji adanya paparan dengan obat yang berpotensi meracuni ginjal (antibiotik, nonsteroidal anti inflamasi NSAID's, zat kontras, dan benda cair lainnya)
  3. Lakukan pemeriksaan fisik secara terus menerus seperti turgor kulit, pucat, perubahan irama jantung (nadi), dan edema.
  4. Monitor volume urine

Diagnosa keperawatan

1. Pasien dengan Gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) azotemia pre renal :

Diagnosa Keperawatan :
  • Perubahan perfusi jaringan b/ d hipovolumia sekunder terhadap ARF

2. Pasien dengan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) intra renal/ renal :

Diagnosa Keperawatan :
  • Perubahan perfusi jaringan b/ d iskemik ginjal sekunder terhadap glomerulonefritis akut.
  • Resiko tinggi terhadap infeksi b/ d ARF
  • Kelebihan volume cairan b/d ARF, filtrasi buruk dan masukan intravena

3. Pasien dengan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) post renal :

Diagnosa Keperawatan
  • Perubahan eliminasi urine b/ d obstruksi sekunder terhadap kanker, prostat, obstruksi uretra.
  • Resiko tinggi terhadap perubahan rasa nyaman b/d inefektif eliminasi urine, kandung kemih penuh.
  • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/ d kerusakan sekunder sel tubulus.

Intervensi Keperawatan

1. Rencana / intervensi Asuhan keperawatan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) azotemia pre renal.

DP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan perfusi jaringan b/ d hipovolumia sekunder terhadap ARF













Pasien akan stabil secara hemodinamik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan kritria hasil :
Tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
- pantau TTV, tekanan desak kapiler pulmonari, tekanan vena sentral, curah jantung, indeks jantung setiap 1 jam sampai stabil kemudian tiap 2 jam.

- pantau hasil laboratorium (Na, K, Hb, Ht, Px koagulasi).

- monitor membran mukosa yang kering

- Validasi catatan cairan yang masuk dan keluar

- Pantau cairan yang masuk dan reaksi transfusi bila kelebihan

- Pantau adanya perubahan fungsi mental

Untuk mengetahui vital sign dan hemodinamika agar tetap stabil


Untuk mengetahui abnormalitas elektrolit

Untuk mengetahui adanya dehidrasi

Untuk mengetahui keseimbangan cairan elektrolit

Menghindari terjadinya oedem


Untuk mengetahui apakah pasien mengalami disorientasi tempat

2. Rencana / intervensi Asuhan keperawatan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) intra renal/ renal

DP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan perfusi jaringan b/ d iskemik ginjal sekunder terhadap glomerulonefritis akut.

Resiko tinggi terhadap infeksi b/ d ARF







Kelebihan volume cairan b/d ARF, filtrasi buruk dan masukan intravena



Pasien mampu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam tidak tampak tanda- tanda infeksi dengan KH :
Tidak terlihat tanda infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 jam volume cairan dapat dipertahankan dengan KH :
Output dan input cairan dalam keadaan seimbang.
- atur hidrasi dfan hindari terjadinya dehidrasi
- amati tanda dan gejala retensi cairan
- pantau nilai- nilai hasil pemeriksaan laboratorium Na, K, Cl, keseimbangan asam basa

- Amati tanda- tanda infeksi
- jaga keseterilan dalam melakukan prosedur tindakan invasif
- cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan





- Hitung jumlah cairan yang masuk dan keluar tiap 1 jam
- catat warna dan jumlah urine yang keluar setiap 1 jam.
Menghindari terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit




Mengurangi dan menghindari faktor – faktor pencentus erjadinya nosokomial infeksi.







Untuk memantau bila terjadi kelebihan volume cairan tubuh

3. Rencana / intervensi Asuhan keperawatan gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) potrenal

DP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Perubahan eliminasi urine b/d obstruksi sekunder terhadap kanker, prostat, obstruksi uretra.


Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kerusakan sekunder sel tubulus.

Resiko tinggi terhadap perubahan rasa nyaman b/d inefektif eliminasi urine, kandung kemih penuh.


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat mempertahankan eliminasi BAK

Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit




Pasien akan mempertahan kan rasa nyaman selama eliminasi urine
Pertahankan pemasangan urine kateter
Amati pola buang air kecil
Inspeksi urine terhadap dermaturi dan batu




Pertahankan validasi data haluaran urin yang keluar
Berikan asupan cairan elektrolit sesuai dengan program dokter




Pantau respon- respon yang menguntungkan dan merugikan terhadap segmen pengobatan
Berikan obat penghilang rasa nyeri sesuai dengan program dokter
Jaga privasi klien saat melakukan tindakan keperawatan
Lebih mudah dalam menghitung jumlah urine yang keluar





Untuk mempertahankan cairan dan elektrolit tubuh






Memberikan rasa nyaman sehingga pasien bisa mengalihkan perhatian  terhadap nyeri


Daftar pustaka
  • APrice, Sylvia and M. Wilson, Lorraine. 1992. Pathophysiology Fourth Edition. Mosby Year Book. Michigan
  • Doenges, Marylinn E. et al. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta. EGC.
  • Ignatavicius, Dona D and Bayna, Marylen V. 1991. Medical Surgical Nursing  A nursing proces Aproach Edisi I. WB Saunders Company. Philadhelpia.
  • Soeparman. Et al. (1990). Buku Ajar Penyakit Dalam, Edisi Ketiga. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Untuk mendownload laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) pdf dan doc, dibawah :
  • laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) pdf, (Ambil File)
  • laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF) doc, (Ambil File)
Link Alternatif 
Demikian laporan pendahuluan / LP gagal ginjal akut (GGA) atau acute renal failure (ARF), download pdf dan doc kami bagikan, semoga bisa menjadi referensi teman-teman dalam pembuatan tugas askep atau makalah, terima kasih.
Advertisement

Iklan Sidebar