Info Populer 2022

Laporan Pendahuluan / LP Persalinan Normal Lengkap dengan Konsep Askep, Download Doc Dan Pdf

Laporan Pendahuluan / LP Persalinan Normal Lengkap dengan Konsep Askep, Download Doc Dan Pdf
Laporan Pendahuluan / LP Persalinan Normal Lengkap dengan Konsep Askep, Download Doc Dan Pdf
Teman - teman sejawat dimanapun berada, pada postingan kali ini kami bagikan laporan pendahuluan / LP persalinan normal yaitu sebuah tugas keperawatan berbentuk makalah yang berisikan tinjauan teori hingga konsep askep tentang keperawatan maternitas yaitu persalinan normal.

Laporan pendahuluan ini telah kami susun dengan lengkap mulai dari tinjauan teori hingga konsep askep berdasarkan beberapa refferensi terpercaya yang telah kami sertakan dalam daftar pustaka.

Untuk mempermudah teman - teman perawat sekalian lp persalinan / partus normal ini kami sediakan dalam format doc dan pdf, yang bisa didownload menggunakan link unduhan yang telah kami sediakan. dan juga kami sediakan pathway persalinan normal dalam bentuk doc yang bisa diedit.

Laporan pendahuluan persalinan normal

Pengertian 

Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.


Klasifikasi

  • Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
  • Persalinan buatan  : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar yaitu alat forceps, vacum, dan sectio caesarea
  • Persalinan anjuran : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain. (Manuaba, 1998; 157)

       
Etiologi

Penyebab persalinan belum diketahui secara pasti, namun dibawah ini ada beberapa teori yang menyatakan penyebab seuatu proses persalinan terjadi.

  • Teori keregangan : Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu oleh karena itu setelah melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.
  • Teori penurunan progesteron : Proses  penuaan plasenta, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi kebuntuan menyebabkan produksi progesteron mengalami penurunan.
  • Teori oxcytoksin internal : Keseimbangan progesteron dan estrogen, meningkatkan pengeluaran oxcytoksin dan mengakibatkan peningkatan aktivitas kontraksi rahim.
  • Teori prostaglandin : Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15 minggu dikeluarkan decidua dan prostaglandin sebagai pemicu terjadinya persalinan.
  • Tekanan  kepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken house dapat menimbulkan kontraksi rahim dan reflek mengejan. (Manuaba, 1998; 158 – 159)

Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu:

  • Hormon estrogen : Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme.
  • Hormon progesteron : Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.


Fisiologi
    
Tahap-tahap Selama proses persalinan terbagi menjadi 4 tahap (kala), yaitu:

Kala I

Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena servik mulai membuka dan mendatar. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :

1. Fase laten    : dari pembukaan 0 – 3 cm ( 7- 8 jam)

2. Fase aktif    : dibagi menjadi tiga :

  • Fase Akselerasi  : 3 – 4 cm ( 2 jam )
  • Fase Delatasi Maksimal : 4 – 8 cm ( 1- 2 jam)
  • Fase Deselerasi : 9 - 10 cm (1½ - 2 jam ) 

Kala II

Kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruangan panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasa seperti ingin buang air besar, karena tekanan pada rektum dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perinium meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti seluruh badan bayi.

Kala III
    
Setelah bayi lahir kontraksi rahim beristirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian datang pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dengan waktu 10-15 menit seluruh plasenta terlepas didorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan diatas symphisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-10 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100–200 cc.  

Kala IV

Masa dua jam setelah persalinan, masa ini untuk melakukan observasi karena sering terjadi perdarahan  2 jam pertama setelah persalinan. Hal-hal yang perlu diobservasi adalah:

  • Keadaan umum ibu
  • Tanda-tanda vital
  • Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
  • Jumlah perdarahan
  • Selama persalinan perdarahan yang normal tidak lebih dari 400 cc.

(Mochtar Rustam,1990;103)


Mekanisme persalinan

Pada minggu terakhir kehamilan segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin terutama pada primi dan juga pada multipara saat partus mulai.

Urutan turunnya kepala janin:

  • Pada permulaan persalinan kepala anak tepat diatas PAP dengan posisi ubun-ubun depan dan belakang sama (SYNCLITISMUS)
  • Ubun – ubun dengan tertahan symphisis sehingga ubun –ubun belakang lebih rendah karena bagian belakang ada lengkungan sakrum (ASYNTICLISMUS POSTERIOR)
  • Dengan adanya his kepala makin turun sehingga tekanan symphisis terlepas dan kepala berputar lagi sampai ubun-ubun depan dan ubun-ubun belakang sama tinggi (ASYNTICLISMUS)
  • Akhirnya sampai pintu bawah panggul dengan posisi kepala ubun-ubun depan lebih rendah (ASYINTICLISMUS ANTERIOR) sehingga posisi kepala dalam keadaan flexi
  • Karena ruangan pintu bawah panggul lebih longgar dan lunak kepala mengadakan PUTAR PAKSI  dalam sehingga ubun-ubun kecil berada dibawah symphisis, saat ini akan terjadi  moulase kepala janin
  • Dengan kekuatan his dan mengejan kepala makin maju dan mengadakan ekstensi dan defleksi (membuka pintu) dengan ubun-ubun kecil sebagai hypomuclion (pusat putaran) dan lahirlah ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya
  • Kemudian kepala mengadakan putar paksi (RESTITUSI) sesuai dengan letak punggung
  • Selanjutnya melahirkan badan anak. (Mochtar Rustam, 1998; 94)


Patofisiologi

Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.  Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.

Pathway persalinan normal doc

Untuk mendownload pathway pesalinan normal doc, DISINI

Manifestasi Klinis

Tanda-tanda Persalinan akan terjadi, maka menunjukkan tanda khusus bahwa persalinan sudah dekat yaitu :

1. Terjadi lightening

Menjelang kehamilan 36 minggu pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi mulai masuk PAP yang disebabkan oleh :

  • Adanya kontraksi uterus Braxton Hick
  • Ketegangan dinding perut
  • Ketegangan ligamen rotundum
  • Gaya berat janin dimana kepala ada di bawah

Semua ini dirasakan oleh ibu dengan rasa sesak berkurang, bagian bawah rasa berat, terjadi kesulitan berjalan dan sering kencing.

2. Terjadi his palsu / pendahuluan

Makin tuanya kehamilan pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sehingga menimbulkan kontraksi lebih sering yang disebut his palsu, sifatnya :

  • Pasien nyeri ringan di perut bagian bawah
  • Datangnya tidak teratur dan durasinya lebih pendek
  • Tidak bertambah bila beraktivitas

Gejala-gejala Persalinan

  1. Adanya his (kontraksi rahim) : Sering dan teratur dengan frekuensi yang makin pendek dan sifatnya hilang timbul, his dirasakan dari perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan berpengaruh terhadap pembukaan servik.
  2. Pengeluaran lendir dan darah : Adanya his terjadi perubahan servik berupa pendataran, penipisan dan pembukaan sehingga timbul perdarahan akibat kapiler yang pecah, tanda ini disebut Bloody Show.
  3. Adanya ketuban pecah : Pecahnya ketuban diharapkan persalinan terjadi dalam 24 jam.
  4. Adanya perubahan servik : servik makin lunak, penipisan dan pembukaan.


Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada saat ibu hamil akan melakukan persalinan ialah sebagai berikut
1. Pemeriksaan Laboratorium

  • Pemeriksaan urine protein (Albumin) : Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
  • Pemeriksaan urin gula : Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
  • Pemeriksaan darah

2. Ultrasonografi (USG)

Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.

3. Stetoskop Monokuler

Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.

4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)

Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama


Penatalaksanaan

Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his dengan cara tarik nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma membantu otot dinding rahim mendorong ke arah jalan rahim.

  • Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
  • Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal ini agar perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat
Menolong melahirkan kepala


  • Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
  • Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak terjadi robekan.
  • Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari kotoran
  • Melahirkan bayi

Periksa tali pusat

Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka diklem pada dua tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak.

Melahirkan anak dan anggota seluruhnya

  • Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)
  • Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan ke atas untuk melahirkan bahu belakang
  • Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh seluruhnya.

Merawat bayi

  • Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
  • Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung bayi
  • Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem kedua 2 cm dari klem pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit atau ditali, dibungkus kasa betadin atau kasa alkohol 70%

Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan robekan perinium. Jika ada dilakukan penjahitan.

Konsep Askep persalinan normal

Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)

a. Data dasar pengkajian

  1. Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (>100 kali per menit)
  2. Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
  3. Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
  4. Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
  5. Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
  6. Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
  7. Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
  8. Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
  9. Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.


Diagnosa keperawatan 

  1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan,penggunaan energi berlebihan 
  2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi rahim & regangan pada jaringan 
  3. Penurunan cardiak out put berhubungan dengan peningkatan kerja jantung sekunder penggunaan energi berlebih.
  4. Resiko terjadi gangguan kesimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan banyak 
  5. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomi.


Interrvensi keperawatan 

Diagnosa Keperawatan. 1

Pola napas tidak efektif  b.d penggunaan energi berlebihan

Tujuan :  Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.

Intervensi Keperawatan

  • Observasi TTV selama jalannya persalinan. Rasional Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan secara tepat & cepat.
  • Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan. Rasional : Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur pernapasan scr benar. 
  • Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi. Rasional : Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga
  • Ajarkan cara mengedan yg benar. Rasional : Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng cepat.

Diagnosa keperawatan. 2

Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan jaringan 

Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Intervensi keperawatan

  • Observasi skala nyeri dng skala 1 – 10, intensitas & lokasi. Rasional : Mengetahui tingkat nyeri & ketergantungan klien serta kualitas nyeri
  • Ajarkan tehnik relaksasi & menarik napas panjang. Rasional : Meningkatkan relaksasi & rasa nyaman
  • Berikan penjelasan ttg penyebab nyeri & kapan hilangnya. Rasional : Meningkatkan pengetahuan sehingga mengurangi kecemasan,klien menjadi kooperatif
  • Ajarkan cara mengedan yg benar jika pembeukaan sudah lengkap. Rasional : Mengurangi kelelahan & mempercepat proses persalinan.
  • Anjurkan klien u/ istirahat miring kiri jika tdk sedang kontraksi. Rasional : Mengurangi penekanan vena cava, meminimalkan hipoksia jaringan.


Diagnosa keperawatan.3

Penurunan Cardiak output b.d peningkatan kerja jantung 

Tujuan : Cardiak out put dalam batas normal, TD= 120/80 mmHg,Nadi=80 x/mnt

Intervensi

  • Observasi TTV. Rasional : Mengetahui perkembangan/perubahan yg terjadi pada  klien
  • Observasi perubahan sensori. Rasional : Mengetahui ketidak adekuatan perfusi cerebral.
  • Observasi penggunaan energi & irama jantung. Rasional : Mengetahui tingkat ketergantungan klien.

Diagnosa keperawatan.4

Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi

Tujuan : Tidak terkadi infeksi

Intervensi 

  • Observasi TTV & tanda-tanda infeksi. Rasional : Deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi sehingga segera diatasi.
  • Lakukan vulva hygiene 2 x sehari (pagi – sore). Rasional : Luka kotor mempengaruhi proses penyembuhan 
  • Anjurkan klien u/ menganti pembalut setiap habis kencing atau kotor. Rasional : Kebersihan mempercepat proses penyembuhan & mencegah masuknya organisme.
  • Anjurkan klien u/ segera mobilisasi (duduk,berdiri & jalan serta menyusui bayinya ). Rasional : Mencegah sisa perdarahan/kotoran membendung dng mobilisasi sisa kotoran dpt keluar sehingga mempercepat proses penyembuhan disamping itu mem-perlancar sirkulasi darah keluka.


Daftar Pustaka

  • Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. 1993. Obstetri. Elstar. Bandung.
  • Carpenito,Lynda Juall. 2001 Buku Saku Diagnosa Keperawatan. ed.8.EGC. Jakarta
  • Prawiro Harjo. 1995. Bedah Kebidanan. Bina Pustaka. Jakarta.
  • Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media Aesculapius. Jakarta
  • Carpenito, Lynda juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta
  • Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta
  • Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi, EGC. Jakarta
  • Jones. (2001). Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi,  Edisi 6. Alih Bahasa Hadyanto. Jakarta

Untuk mendownload laporan pendahuluan / lp persalinan normal doc dan pdf silahkan dibawah.
Link alternatif
Demikian laporan pendahuluan / LP persalinan normal, download doc dan pdf kami bagikan semoga bisa menjadi refferensi teman - teman perawat maupun bidan dalam pembuatan tugas - tugas kuliah. Terima kasih.
Advertisement

Iklan Sidebar