Info Populer 2022

Laporan Pendahuluan Abortus Imminen, Pdf dan Doc

Laporan Pendahuluan Abortus Imminen, Pdf dan Doc
Laporan Pendahuluan Abortus Imminen, Pdf dan Doc
Salam teman - teman sejawat sekalian dimanapun berada, pada kesempatan kali ini kami akan bagikan laporan pendahuluan imminen.

Laporan pendahuluan ini dikhususkan kepada teman - teman perawat ataupun bidan yang lagi membutuhkan laporan pendahuluan imminen untuk pembuatas tugas seperti makalah, askep, laporan pedahuluan dan juga laporan kasus.

Laporan pendahuluan imminen ini kami bagikan dalam bentuk file pdf dan doc, yang bisa kalian download secara gratis.

untuk mendownload silahkan klik dibawah ini :
untuk isi dari file yang kami bagikan silahkan lihat dibawah ini :


Laporan Pendahuluan Abortus Imminen

Pengetian

Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)

Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat ( Mansjoer, Arif M, 1999)

Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada paruh pertama kehamilan ( William Obstetri, 1990).


Etiologi

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :

1.Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
  • Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
  • Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
  • Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol

2.kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun

3.faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.

4.kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.


Gambaran Klinis
  1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
  2. pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
  3. perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
  4. rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
  5. pemeriksaan ginekologi :
  • Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
  • Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
  • Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri.

Patofisiologi.

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

Fathway Abortus Imminen

Fathway Abortus Imminen
Untuk mendownload pathway doc, DISINI


Pemeriksaan penunjang
  1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
  2. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
  3. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
Data laboratorium
  • Tes urine
  • hemoglobin dan hematokri menghitung trombosit
  • kultur darah dan urine

Komplikasi : 
  1. Perdarahan, perforasi syok dan infeksi 
  2. pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.

Penatalaksanaan

Istirahat – baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
  • Anjurkan Untuk tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan atau melakukan hubungan seksual.
  • Bila perdarahan:
  1. Berhenti: Lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi.
  2. Terus Berlangsung: Nilai kondisi janin (uji kehamilan / USG).Lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola hidatitosa)
  3. Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan ginekologi

Terapi defesiensi hormon pada abortus iminen
  • Asam mefenamat
Digunakan sebagai anti prostaklandin dan penghilang nyeri tetapi efektifitasnya dalam mengatasi ancaman abortus, belum dapat dikatakan memuaskan.
  • Penenang : penobarbital 3x30 gram valium
  • Anti pendarahan: Adona ,Transami
  • Vit B Komplek
  • Hormon progesteron
  • Penguat plasenta: gestanom,dhopaston
  • Anti kontraksi Rahim:Duadilan,papaverin


Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.

Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :

1) Biodata :

mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat

2) Keluhan utama :

Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang

3) Riwayat kesehatan , yang terdiri atas :
  • Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
  • Riwayat kesehatan masa lalu
4) Riwayat pembedahan :

Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

5) Riwayat penyakit yang pernah

Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.

6) Riwayat kesehatan keluarga :

Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.

7) Riwayat kesehatan reproduksi :

Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya

8) Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas :

Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.

9) Riwayat seksual :

Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.

10) Riwayat pemakaian obat :

Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.

11) Pola aktivitas sehari-hari :

Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

Pemeriksaan fisik, meliputi :

Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

Hal yang diinspeksi antara lain :

mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya

Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
  • Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
  • Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
  • Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
  • Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
  • Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin. (Johnson & Taylor, 2005 : 39)

Pemeriksaan laboratorium :
  • Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
  • Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
Data lain-lain :
  • Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di RS.Data psikososial.
  • Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
  • Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
  • Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.

Diagnosa keperawatan
  1. Cemas berhubungan dengan pengeluaran konsepsi 
  2. nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus 
  3. resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan 
  4. kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi 
  5. intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri

Intervensi Keperawatan

Diagnosa I:

Cemas berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi

Intervensi :
  • Siapkan klien untuk reaksi atas kehilangan
  • Beri informasi yang jelas dengan cara yang tepat

Diagnosa II:

nyeri berhubungan dengan kontraksi uteri

Intervensi
  • Menetapkan laporan dan tanda-tanda yang lain. Panggil pasien dengan nama lengkap. Jangan tinggalkan pasien tanpa pengawasan dalam waktu yang lama
  • Rasa sakit dan karakteristik, termasuk kualitas waktu lokasi dan intensitas
  • Melakukan tindakan yang membuat klien merasa nyaman seperti ganti posisi, teknik relaksasi serta kolaburasi obat analgetik

Diagnosa III:

Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan

Intervensi :
  • Kaji perdarahan pada pasien, setiap jam atau dalam masa pengawasan
  • Kaji perdarahan Vagina : warna, jumlah pembalut yang digunakan, derajat aliran dan banyaknya
  • kaji adanya gumpalan
  • kaji adanya tanda-tanda gelisah, taki kardia, hipertensi dan kepucatan
  • monitor nilai HB dan Hematokrit

Diagnosa IV :

Kehilangan berhubungan dengan pengeluaran hasil konsepsi

Intervensi :
  • Pasien menerima kenyataan kehilangan dengan tenang tidak dengan cara menghakimi
  • Jika diminta bisa juga dilakukan perawatan janin
  • Menganjurkan pada pasien untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME

Diagnosa V :

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri

Intervensi
  • Menganjurkan pasien agar tiduran
  • Tidak melakukan hubungan seksual

Daftar pustaka
  • Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
  • EGC, Jakarta
  • Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta
  • Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta
Advertisement

Iklan Sidebar