Jika Anda ingin menjadi seorang pemimpin, kuncinya adalah menjadi seseorang yang berkualitas. Kepemimpinan adalah kemampuan menarik seseorang pada karunia, keahlian dan peluang yang Anda tawarkan sebagai pemilik, sebagai seorang manajer, sebagai orang tua. Jim Rohn menyebut kepemimpinpan adalah tantangan besar dalam kehidupan.
Yang penting dalam kepemimpinan adalah menyempurnakan keterampilan Anda. Semua pemimpin besar terus berusaha memperbaiki diri mereka sendiri hingga mereka menjadi efektif. Caranya sebagai berikut :
Ini adalah langkah ekstra yang harus Anda ambil untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat, mampu, dengan jangkauan yang luas. Sebagian orang menyamakan pemimpin kasar dengan pemimpin yang kuat. Kasar dan kuat sama sekali beda.
Kita tidak boleh keliru antara kebaikan dengan kelemahan. Kebaikan bukanlah kelemahan. Kebaikan adalah sejenis kekuatan. Kita harus cukup baik untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada seseorang. Kita harus cukup baik dan cukup peka untuk menjelaskan sesuatu. Kita harus cukup baik untuk mengatakan sesuatu sebagaimana adanya dan bukannya malah mengkhayal.
Diperlukan ketegasan untuk menjadi pemenang. Untuk membangun pengaruh, Anda harus berjalan di depan kelompok Anda. Anda harus bersedia mengambil anak panah pertama, menangani masalah pertama, menemukan tanda-tanda pertama adanya masalah.
Anda tak bisa mencapai yang tertinggi jika Anda pemalu. Sebagian orang menyamakan pemalu (timid) dengan rendah hati (humble). Kerendahan hati (humility) adalah sebuah kata yang hampir menyamai sifat Tuhan. Sebuah rasa kekaguman (a sense of awe) Sebuah rasa ingin tahu (a sense of wonder). Sebuah kesadaran akan jiwa dan rohani manusia. Sebuah pemahaman bahwa ada sesuatu yang unik tentang drama kemanusiaan versus sisa-sisa kehidupan. Kerendahan hati (humility) adalah sebuah pemahaman akan jarak antara kita dengan bintang-bintang, tapi pada saat yang sama kita merasakan bahwa kita adalah bagian dari bintang-bintang itu. Jadi kerendahan hati (humility) adalah sebuah kebajikan. Rasa malu (timidity) adalah sebuah penyakit. Rasa malu bisa disembuhkan , tapi rasa malu adalah sebuah masalah.
Anda perlu pede untuk menjadi pemenang. Anda perlu pede untuk membangun ambisi Anda. Anda perlu pede untuk tampil di mayarakat. Anda perlu pede untuk berjuang, untuk berhasil. Tapi kunci untuk menjadi seroang pemimpin yang baik adalah menjadi pede tetapi tidak menjadi arogan. Nyatanya, saya percaya arogansi yang paling buruk adalah arogansi yang berasal dari ketidaktahuan, yaitu jika Anda tidak tahu bahwa Anda tidak tahu. Arogansi jenis ini tidak bisa ditolerir. Jika seseorang pintar dan arogan, kita bisa mentolerirnya. Tetapi jika seseorang bodoh dan juga arogan, ini keterlaluan.
Ini penting bagi seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan, kita belajar bahwa koleh saja kita lucu, tetapi tidak boleh konyol. Boleh saja fun, tetapi tidak foolish.
Berbagilah dalam kebenaran. Bertahanlah dalam penderitaan. Terimalah hidup ini sebagai apa adanya. Hidup ini unik. Sebagian orang menyebutnya tragis, tapi saya lebih suka menyebutnya unik. Keseluruhan drama kehidupan ini adalah unik. Hidup ini menarik. Dan saya telah temukan bahwa skill-skill yang behasil dengan baik bagi seorang pemimpin boleh jadi tidak berhasil sama sekali bagi pemimpin yang lain. Tpi skill-skill dasar kepemimpinan bisa dipelajari dan diadaptasi oleh siapa saja: di tempat kerja, di dalam masyarakat, dan di rumah.
Yang penting dalam kepemimpinan adalah menyempurnakan keterampilan Anda. Semua pemimpin besar terus berusaha memperbaiki diri mereka sendiri hingga mereka menjadi efektif. Caranya sebagai berikut :
Kepribadian yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin
1. Belajarlah menjadi pemimpin yang kuat tapi tidak kasar
Ini adalah langkah ekstra yang harus Anda ambil untuk menjadi seorang pemimpin yang kuat, mampu, dengan jangkauan yang luas. Sebagian orang menyamakan pemimpin kasar dengan pemimpin yang kuat. Kasar dan kuat sama sekali beda.
2. Belajarlah menjadi pemimpin yang baik tapi tidak lemah
Kita tidak boleh keliru antara kebaikan dengan kelemahan. Kebaikan bukanlah kelemahan. Kebaikan adalah sejenis kekuatan. Kita harus cukup baik untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada seseorang. Kita harus cukup baik dan cukup peka untuk menjelaskan sesuatu. Kita harus cukup baik untuk mengatakan sesuatu sebagaimana adanya dan bukannya malah mengkhayal.
3. Belajarlah menjadi pemimpin yang tegas tapi tidak menggertak
Diperlukan ketegasan untuk menjadi pemenang. Untuk membangun pengaruh, Anda harus berjalan di depan kelompok Anda. Anda harus bersedia mengambil anak panah pertama, menangani masalah pertama, menemukan tanda-tanda pertama adanya masalah.
4. Anda harus belajar menjadi pemimpin yang rendah hati tapi tidak pemalu
Anda tak bisa mencapai yang tertinggi jika Anda pemalu. Sebagian orang menyamakan pemalu (timid) dengan rendah hati (humble). Kerendahan hati (humility) adalah sebuah kata yang hampir menyamai sifat Tuhan. Sebuah rasa kekaguman (a sense of awe) Sebuah rasa ingin tahu (a sense of wonder). Sebuah kesadaran akan jiwa dan rohani manusia. Sebuah pemahaman bahwa ada sesuatu yang unik tentang drama kemanusiaan versus sisa-sisa kehidupan. Kerendahan hati (humility) adalah sebuah pemahaman akan jarak antara kita dengan bintang-bintang, tapi pada saat yang sama kita merasakan bahwa kita adalah bagian dari bintang-bintang itu. Jadi kerendahan hati (humility) adalah sebuah kebajikan. Rasa malu (timidity) adalah sebuah penyakit. Rasa malu bisa disembuhkan , tapi rasa malu adalah sebuah masalah.
5. Jadilah pemimpin yang percaya diri tapi tidak arogan
Anda perlu pede untuk menjadi pemenang. Anda perlu pede untuk membangun ambisi Anda. Anda perlu pede untuk tampil di mayarakat. Anda perlu pede untuk berjuang, untuk berhasil. Tapi kunci untuk menjadi seroang pemimpin yang baik adalah menjadi pede tetapi tidak menjadi arogan. Nyatanya, saya percaya arogansi yang paling buruk adalah arogansi yang berasal dari ketidaktahuan, yaitu jika Anda tidak tahu bahwa Anda tidak tahu. Arogansi jenis ini tidak bisa ditolerir. Jika seseorang pintar dan arogan, kita bisa mentolerirnya. Tetapi jika seseorang bodoh dan juga arogan, ini keterlaluan.
6. Boleh humor tapi tidak boleh konyol
Ini penting bagi seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan, kita belajar bahwa koleh saja kita lucu, tetapi tidak boleh konyol. Boleh saja fun, tetapi tidak foolish.
7. Terakhir, terimalah kenyataan
Berbagilah dalam kebenaran. Bertahanlah dalam penderitaan. Terimalah hidup ini sebagai apa adanya. Hidup ini unik. Sebagian orang menyebutnya tragis, tapi saya lebih suka menyebutnya unik. Keseluruhan drama kehidupan ini adalah unik. Hidup ini menarik. Dan saya telah temukan bahwa skill-skill yang behasil dengan baik bagi seorang pemimpin boleh jadi tidak berhasil sama sekali bagi pemimpin yang lain. Tpi skill-skill dasar kepemimpinan bisa dipelajari dan diadaptasi oleh siapa saja: di tempat kerja, di dalam masyarakat, dan di rumah.
Advertisement