12 Peninggalan Zaman Neolitikum Beserta Fungsi dan Penjelasan - Pertama kali manusia hidup pada zaman prasejarah. Pada masa itu tercatat sebagai masa pertama muncul anatomi dan perilaku manusia hingga menjadi sebuah sejarah yang dibuktikan dengan adanya penemuan aksara. Zaman prasejarah tersebut dapat dibagi menjadi beberapa masa. Salah satunya ialah masa Neolitikum. Masa ini ditemukan dengan adanya beberapa peninggaan pada masa Neolitikum tersebut. Peninggalan tersebutlah yang menjadi bukti bahwa manusia prasejarah hidup dan berkembang dengan kebudayaan dan revolusi kehidupan mereka.
Zaman Neolitikum ialah zaman prasejarah yang orang orangnya telah berevolusi dan membangun kebudayaan baru tetapi pada saat tersebut belum terbentuk sebuah kerajaan di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa masa Neolitikum merupakan zaman perubahan gaya hidup, perilaku, mata pencaharian dan sebagainya. Meskipun begitu manusia pada zaman tersebut belum mengenal adanya pra aksara atau aksara. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa peninggalan zaman Neolitikum beserta penjelasannya. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.
Peninggalan zaman Neolitikum |
12 Peninggalan Zaman Neolitikum Beserta Fungsi dan Penjelasan
Zaman Neolitikum sering disebut sebagai zaman Batu Muda. Pada masa ini manusia mulai berubah dari segi perilakunya, banyak yang mulai tinggal menetap dalam satu tempat, mata pencahariannya juga berubah, dan masih banyak lagi. Masa itu juga terjadi pengenalan aksara dan bahasa baru yang digunakan untuk berkomunikasi pertama kali. Mata pencaharian pada masa Neolitikum mulai berubah menjadi bercocok tanam, berkebun, membuat tembikar, berternak, dan sebagainya. Dibawah ini terdapat beberapa peninggalan zaman Neolitikum. Berikut penjelasan selengkapnya:
Kapak Persegi
Kapak Persegi |
Peninggalan zaman Neolitikum yang pertama ialah kapak persegi. Kapak persegi ini berasal dari batu yang dibentuk menjadi persegi. Kapak persegi pada masa Neolitikum digunakan untuk memahat kayu maupun digunakan sebagai pacul atau cangkul untuk bercocok tanam. Pada masa ini, manusia telah bertahan hidup dengan cara bercocok tanam. Selain itu mereka telah membuat baju yang berasal dari kayu yang dipahat dan dipukul. Pakaian pada zaman Neolitikum memang berasal dari serat serat kayu yang dipahat dan dipukul menggunakan kapak persegi untuk dibuat menjadi sebuah baju. Penemuan kapak kayu ini berada di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Nusa Tenggara dan sekitarnya.
Kapak Lonjong
Kapak Lonjong |
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah kapak lonjong. Kapak ini berasal dari batuan Nefrit yang telah dihaluskan. Jenis kapak tersebut dijadikan sebagai ikon dari Zaman Batu Muda. Kapak loncong dibuat dengan tekstur yang halus sehingga memaparan bahwa zaman Neolitikum telah berkembang pesat. Jenis kapak ini bahkan termasuk dalam kapak modern jika dibandingkan dengan jenis kapak lainnya. Kapak loncong berbeda dengan kapak persegi meskipun bentukya hampir sama. Letak perbedaannya terdapat pada salah satu bagian sisi kapak loncong yang lebih tajam dan meruncing. Sedangkan kapak persegi memiliki bagian sisi yang sama rata. Penemuan kapak lonjong tidak hanya berada di Indonesia, tetapi juga ditemukan di negara Cina, Vietnam, Filipina dan negara Asia lainnya.
Gerabah
Gerabah Zaman Neolitikum |
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah gerabah. Gerabah ialah kerajinan dari pasir dan tanah liat yang proses pembuatannya menggunakan tangan. Tanah liat tersebut diaduk dan ditumbuk sampai membentuk tekstur yang padat. Setelah itu dirapikan dan dihaluskan menggunakan batu. Gerabah pada masa Neolitikum berguga untuk alat minum dan makan sehari hari karena bentuknya yang menyerupai wadah kecil. Manusia pada zaman Neolitikum telah mengalami kemajuan dalam hal kreativitas meskipun hasil gerabahnya masih kasar. Gerabah tersebut ditemukan tidak hanya berbentuk alat minum dan makan saja, tetapi juga berbentuk mainan maupun celengan. Gerabah ditemukan di Indonesia disekitar wilayah Bogor, Sulawesi, Tangerang, Banyuwangi dan sebagainya.
Pakaian
Peninggalan pada masa Neolitikum selanjutnya ialah pakaian. Manusia purba pada masa Neolitikum menggunakan pakaian yang berasal dari serat kayu. Pengenalan pakaian ini bermula ketika mereka merasa kedinginan saat malam hari tiba. Mereka menggunakan kapak persegi untuk memotong kayu dan menghaluskannya dengan kapak lonjong hingga menjadi sebuah baju yang layak untuk dipakai.
Perhiasan
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah perhiasan. Manusia purba pada masa zaman tersebut ingin memperindah dirinya dengan membuat perhiasan. Penemuan perhiasan ini diteliti oleh para Arkeolog dan dapat diperkirakan bahwa berasal dari Zaman Neolitikum. Salah satu bentuk perhiasannya ialah gelang yang berasal dari batu yang dipukul pukul sampai tipis. Kemudian bentuk gelang tersebut dibuat gepeng dan bulat. Bahkan mereka juga mengasah dan menggosoknya sampai menjadi mengkilap. Dengan menggosok gelang tersebut, diharapkan perhiasan tadi dapat lebih mengkilap. Penemuan gelang ini berasal dari daerah Tasikmalaya yang berupa bebatuan seperti Batu Japis aneka warna (Putih, Hitam, Merah, Kuning, Hijau, Coklat), Batu Agate dan Batu Kalsedon.
Peninggalan zaman Neolitikum seperti gelang ini tidak hanya ditemukan dalam satu jenis saja. Tetapi penemuan gelang tersebut memiliki ukuran yang berbeda beda. Untuk ketebalannya sekitar 6 sampai 17 mm dengan diameter 24 sampai 25 mm. Karena ukuran yang berbeda beda tersebut, para peneliti menduga bahwa kemungkinan peninggalan neolitikum ini tidak hanya berupa gelang. Tetapi juga berupa anting, kalung dan benda kecil yang dipercaya mereka sebagai jimat.
Perahu
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah perahu. Perahu pada zaman Neolitikum berasal dari batang pohon yang dibuat sebagai tiang layar perahu dan badan perahu. Perahu ini dibuat secara sederhana dengan menganut paham Dinamisme dan Animisme. Sebelum menjadi perahu, pohon tersebut didoakan terlebih dahulu dan pemotongannya menggunakan ritual tertentu. Teknik pembuatan perahu ini dimulai dari sisi luarnya terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan ke sisi dalamnya. Setelah itu dipasangkan dengan katik agar perahu seimbang dan tidak terbalik. Perahu buatan manusia purba tersebut juga ditambahkan dengan layar yang pembuatannya menggunakan teknik pembuatan pakaan. Layar perahu pada masa Neolitikum sering disebut sebagai layar Sudu.
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah anyaman. Pada zaman batu Muda, anyaman tersebut berasal dari bahan dasar rotan, bambu maupun rumput. Hasil anyaman ini digunakan sebagai tempat meletakkan dan menyimpan makanan. Selain itu mereka juga telah mengenai transaksi berupa barter yaitu tukar menukar barang seperti kerang yang indah, anyaman, ikan, garam, hasil cocok tanam, perhiasan dan sebagainya.
Kapak Bahu
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah kapak bahu. Kapak bahu ini berbeda dengan kapak persegi yaitu terletak pada tangkai yang diikatkan dengan bagian kapaknya. Penemuan kapak bahu tersebut bukan di Indonesia, melainkan dinegara Filipina, Malaysia, dan Jepang.
Tembikar
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah tembikar. Tembikar tersebut biasanya digunakan untuk menyimpan hasil panen. Meskipun tidak jarang adapula tembikar yang isinya tulang. Kemungkinan besar penggunaan tembikar untuk menyimpan makanan sehari hari seperti hasil laut, hasil buruan, hasil panen dan lain lain. Pertama kali tembikar ditemukan di daerah Perbukitan Sumatera. Tetapi pada saat itu hanya ditemukan sebagian kecil dari bagian tembikar tersebut. Dibagian dalam tembikar terdapat hiasan dan gambar yang menunjukan zaman sudah maju dengan kreativitas yang maju pula. Maka dari itu kemungkinan besar tembikar ini berasal pada masa Neolitikum.
Penguburan Mayat
Peninggalan zaman Neolitikum yang terakhir ialah penguburan mayat. Jenis penguburan mayat pada zaman Neolitikum tersebut dilakukan dengan cara penguburan tidak langsung maupun penguburan langsung. Untuk posisi mayatnya juga dapat dilakukan dengan cara posisi merungkup ataupun dilipat. Penguburan langsung pada masa Neolitikum dilakukan dengan upacara kebudayaan selayaknya penguburan mayat biasa yang diletakkan didalam tanah. Arah penguburan tersebut menghadap kepegunungan yang dipercaya sebagai tempat arwah para leluhur. Mayat tersebut dibekali dengan manik manik, ayam dan sebagainya yang dipercaya digunakan sebagai transportasi dan bekal ketika sudah meninggal.
Peninggalan zaman Neolitikum seperti penguburan tidak langsung dilakukan dengan menguburkan mayat tersebut kemudian digali lagi jika tubuhnya sudah mengering. Mereka percaya bahwa arwah tersebut ditempatkan sesuai besar upacara yang dilakukan dan perbuatan mereka dikala masih hidup. Mayat yang sudah digali tersebut diambil tulang tulangnya untuk diawetkan dan disimpan di tempat tempayan.
Sekian beberapa peninggalan zaman Neolitikum yang dapat saya bagikan. Pada zaman Neolitikum (zaman Batu Muda), manusia purba mulai berkembang pesat jika dibandingkan dengan zaman batu tua maupun batu madya. Manusia pada zaman Neolitkum telah mengenal adanya Tuhan, Seni, Aksara, keindahan dan sebagainya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Perhiasan
Perhiasan Zaman Neolitikum |
Peninggalan zaman Neolitikum seperti gelang ini tidak hanya ditemukan dalam satu jenis saja. Tetapi penemuan gelang tersebut memiliki ukuran yang berbeda beda. Untuk ketebalannya sekitar 6 sampai 17 mm dengan diameter 24 sampai 25 mm. Karena ukuran yang berbeda beda tersebut, para peneliti menduga bahwa kemungkinan peninggalan neolitikum ini tidak hanya berupa gelang. Tetapi juga berupa anting, kalung dan benda kecil yang dipercaya mereka sebagai jimat.
Perahu
Perahu Zaman Neolitikum |
Ciri Ciri Masyarakat Nomaden Pada Zaman Prasejarah LengkapAnyaman
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah anyaman. Pada zaman batu Muda, anyaman tersebut berasal dari bahan dasar rotan, bambu maupun rumput. Hasil anyaman ini digunakan sebagai tempat meletakkan dan menyimpan makanan. Selain itu mereka juga telah mengenai transaksi berupa barter yaitu tukar menukar barang seperti kerang yang indah, anyaman, ikan, garam, hasil cocok tanam, perhiasan dan sebagainya.
Kapak Bahu
Peninggalan zaman Neolitikum selanjutnya ialah kapak bahu. Kapak bahu ini berbeda dengan kapak persegi yaitu terletak pada tangkai yang diikatkan dengan bagian kapaknya. Penemuan kapak bahu tersebut bukan di Indonesia, melainkan dinegara Filipina, Malaysia, dan Jepang.
Tembikar
Tembikar Zaman Neolitikum |
Penguburan Mayat
Peninggalan zaman Neolitikum yang terakhir ialah penguburan mayat. Jenis penguburan mayat pada zaman Neolitikum tersebut dilakukan dengan cara penguburan tidak langsung maupun penguburan langsung. Untuk posisi mayatnya juga dapat dilakukan dengan cara posisi merungkup ataupun dilipat. Penguburan langsung pada masa Neolitikum dilakukan dengan upacara kebudayaan selayaknya penguburan mayat biasa yang diletakkan didalam tanah. Arah penguburan tersebut menghadap kepegunungan yang dipercaya sebagai tempat arwah para leluhur. Mayat tersebut dibekali dengan manik manik, ayam dan sebagainya yang dipercaya digunakan sebagai transportasi dan bekal ketika sudah meninggal.
Peninggalan zaman Neolitikum seperti penguburan tidak langsung dilakukan dengan menguburkan mayat tersebut kemudian digali lagi jika tubuhnya sudah mengering. Mereka percaya bahwa arwah tersebut ditempatkan sesuai besar upacara yang dilakukan dan perbuatan mereka dikala masih hidup. Mayat yang sudah digali tersebut diambil tulang tulangnya untuk diawetkan dan disimpan di tempat tempayan.
Sekian beberapa peninggalan zaman Neolitikum yang dapat saya bagikan. Pada zaman Neolitikum (zaman Batu Muda), manusia purba mulai berkembang pesat jika dibandingkan dengan zaman batu tua maupun batu madya. Manusia pada zaman Neolitkum telah mengenal adanya Tuhan, Seni, Aksara, keindahan dan sebagainya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Advertisement