Ini 7 Dampak Buruk Berbohong pada Diri Sendiri
Kesan, image, atau citra adalah yang tampak atau ditampilkan oleh seseorang. People usually make themselves look better than they actually are although it's not always the case. Bagi seseorang yang berusaha menampilkan dirinya lebih baik dari yang sesungguhnya, ternyata ada dampak buruk yang dialami, Sobat. Apa saja dampaknya?
1. Menderita Batin
Senantiasa berusaha menampilkan kesan yang bukan sebenarnya dapat membuat kita tak bahagia, Sobat. Kerap kali usaha untuk menampilkan kesan yang tak jujur tersebut disebabkan oleh keinginan untuk tampil sempurna.
Well, nothing's perfect. Semakin kita berusaha menutupi keadaan kita yang sebenarnya, semakin tak bahagia kita dibuatnya.
2. Gagal Mencapai Tujuan
Kalau Sobat menargetkan maksimal 5 soal salah pada Biologi UTBK, akuilah materi Biologi mana yang masih belum dikuasai dengan maksimal. Lalu, pelajari dan tingkatkan pemahaman pada materi tersebut. Begitulah analoginya bila Sobat tahu apa yang ingin dicapai dan apa saja persiapan yang diperlukan untuk mencapainya.
Persiapan yang baik dapat dilakukan hanya bila kita bisa jujur pada diri sendiri. Sebaliknya, bila terlalu sibuk dengan image yang ingin ditampilkan, kita dapat dengan mudah terdistraksi dari tujuan yang ingin kita capai.
3. Tak Merasa Tenang
Salah satu alasan orang membuat image yang baik adalah demi pujian. Misalnya, rajin menolong agar dikenal sebagai sosok yang ringan tangan dan baik hati. Tenaga dan waktupun dicurahkan demi pujian.
Bagaimana kalau tak ada yang memperhatikan? Bagaimana kalau tenaga dan waktu tersebut terbuang percuma? Kehawatiran seperti inilah yang akan terus meghantui. Is it worth it? Sobat Pintar pasti tahu jawabannya.
4. Mudah Kecewa Pada Kritik
Berharap pada imbalan, salah satunya berupa pujian, tak hanya membuat cemas. Lebih buruk lagi bila imbalan tak diperoleh, justru kritik yang didapat. When you expect good reward for what you've done, but then you receive criticism, you'll be disappointed.
Padahal, tak semua kritik selalu buruk. We may learn a thing or two from criticism, in fact. Tapi kalau mudah sakit hati dengan komentar yang sedikit saja tak mengenakkan, hubungan kita dengan orang lain dapat terganggu.
5. Mencemaskan Pandangan Orang Lain
Sedikit berbeda, dampak mencitrakan diri lebih baik dari yang sesungguhnya adalah mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain. Kalaupun tak ada yang memuji maupun mengkritik, misalnya, maka setidaknya kita dibuat bertanya-tanya apa yang dipikirkan orang lain tentang kita.
Terlalu mencemaskan pandangan orang lain membuat kita terlalu banyak berpikir. Setiap hal yang kita lakukan atau putuskan akan dipikirkan terlebih dahulu dari sudut pandangan semua orang. Isn't it tiring?Padahal, tak semua hal dalam hidup kita selalu terkait dengan orang lain.
6. Kehilangan jati diri
Karena begitu peduli pada apa yang dipikirkan orang lain dan bagaimana mereka bereaksi, kita jadi lupa memikirkan tentang diri sendiri. Misalnya, Sobat memilih sampul buku berwarna kuning karena teman-teman suka warna tersebut. Bagaimana dengan Sobat Sendiri? Do you like yellow?
Begitulah seterusnya, banyak pilihan dan keputusan dalam hidup, baik yang penting maupun tidak, yang diambil semata-mata karena orang lain. Alhasil, kitapun tak ingat lagi apa sebenarnya yang kita sukai, apa yang ingin kita lakukan, dan segala hal lain tentang diri sendiri.
7. Tak Punya Teman Yang Tulus
Menampilkan image yang tak real sebenarnya sama dengan berpura-pura. You may, or may not, unconsciously think other people pretend like you do. Disadari atau tidak, kecurigaan semacam ini cukup meresahkan.
Even when it's true, how sad the reality becomes. You're supposed to be with trusted friends around you. How uneasy it is to keep wondering about every single person in your circle. Bila kita tak tulus menjadi diri sendiri, bisa jadi kita juga memilih, disadari atau tidak, untuk berada ditengah orang-orang yang tak tulus.
Now, the question is how honest you are – not to others, but to yourself. Masih bingung menjawabnya? Memang tak selalu mudah, tapi Sobat bisa mencoba menemukan jawabannya bersama Konselor Aku Pintar.
1. Menderita Batin
Senantiasa berusaha menampilkan kesan yang bukan sebenarnya dapat membuat kita tak bahagia, Sobat. Kerap kali usaha untuk menampilkan kesan yang tak jujur tersebut disebabkan oleh keinginan untuk tampil sempurna.
Well, nothing's perfect. Semakin kita berusaha menutupi keadaan kita yang sebenarnya, semakin tak bahagia kita dibuatnya.
2. Gagal Mencapai Tujuan
Kalau Sobat menargetkan maksimal 5 soal salah pada Biologi UTBK, akuilah materi Biologi mana yang masih belum dikuasai dengan maksimal. Lalu, pelajari dan tingkatkan pemahaman pada materi tersebut. Begitulah analoginya bila Sobat tahu apa yang ingin dicapai dan apa saja persiapan yang diperlukan untuk mencapainya.
Persiapan yang baik dapat dilakukan hanya bila kita bisa jujur pada diri sendiri. Sebaliknya, bila terlalu sibuk dengan image yang ingin ditampilkan, kita dapat dengan mudah terdistraksi dari tujuan yang ingin kita capai.
3. Tak Merasa Tenang
Salah satu alasan orang membuat image yang baik adalah demi pujian. Misalnya, rajin menolong agar dikenal sebagai sosok yang ringan tangan dan baik hati. Tenaga dan waktupun dicurahkan demi pujian.
Bagaimana kalau tak ada yang memperhatikan? Bagaimana kalau tenaga dan waktu tersebut terbuang percuma? Kehawatiran seperti inilah yang akan terus meghantui. Is it worth it? Sobat Pintar pasti tahu jawabannya.
4. Mudah Kecewa Pada Kritik
Berharap pada imbalan, salah satunya berupa pujian, tak hanya membuat cemas. Lebih buruk lagi bila imbalan tak diperoleh, justru kritik yang didapat. When you expect good reward for what you've done, but then you receive criticism, you'll be disappointed.
Padahal, tak semua kritik selalu buruk. We may learn a thing or two from criticism, in fact. Tapi kalau mudah sakit hati dengan komentar yang sedikit saja tak mengenakkan, hubungan kita dengan orang lain dapat terganggu.
5. Mencemaskan Pandangan Orang Lain
Sedikit berbeda, dampak mencitrakan diri lebih baik dari yang sesungguhnya adalah mencemaskan apa yang dipikirkan orang lain. Kalaupun tak ada yang memuji maupun mengkritik, misalnya, maka setidaknya kita dibuat bertanya-tanya apa yang dipikirkan orang lain tentang kita.
Terlalu mencemaskan pandangan orang lain membuat kita terlalu banyak berpikir. Setiap hal yang kita lakukan atau putuskan akan dipikirkan terlebih dahulu dari sudut pandangan semua orang. Isn't it tiring?Padahal, tak semua hal dalam hidup kita selalu terkait dengan orang lain.
6. Kehilangan jati diri
Karena begitu peduli pada apa yang dipikirkan orang lain dan bagaimana mereka bereaksi, kita jadi lupa memikirkan tentang diri sendiri. Misalnya, Sobat memilih sampul buku berwarna kuning karena teman-teman suka warna tersebut. Bagaimana dengan Sobat Sendiri? Do you like yellow?
Begitulah seterusnya, banyak pilihan dan keputusan dalam hidup, baik yang penting maupun tidak, yang diambil semata-mata karena orang lain. Alhasil, kitapun tak ingat lagi apa sebenarnya yang kita sukai, apa yang ingin kita lakukan, dan segala hal lain tentang diri sendiri.
7. Tak Punya Teman Yang Tulus
Menampilkan image yang tak real sebenarnya sama dengan berpura-pura. You may, or may not, unconsciously think other people pretend like you do. Disadari atau tidak, kecurigaan semacam ini cukup meresahkan.
Even when it's true, how sad the reality becomes. You're supposed to be with trusted friends around you. How uneasy it is to keep wondering about every single person in your circle. Bila kita tak tulus menjadi diri sendiri, bisa jadi kita juga memilih, disadari atau tidak, untuk berada ditengah orang-orang yang tak tulus.
Now, the question is how honest you are – not to others, but to yourself. Masih bingung menjawabnya? Memang tak selalu mudah, tapi Sobat bisa mencoba menemukan jawabannya bersama Konselor Aku Pintar.
Advertisement