Mana yang Penting: IQ, EQ, atau AQ?
Kalau Albert Einstein terlalu jauh dibalik sejarah, mungkin Sobat Pintar lebih mengetahui tentang Stephen Hawking. Yang pasti, kedua tokoh dunia ini terkenal jenius. Konon, IQ mereka masing-masing adalah 190 dan 160.
?
Intelligence Quotient
Tingkat IQ mempengaruhi kemampuan berpikir dan menanggapi sesuatu. Seseorang dengan kemampuan nalar yang baik akan mampu bertindak logis dan terarah. Intelejensi seseorang juga memandunya untuk menguasai dan mengolah setiap kejadian di lingkungan disekitarnya dengan lebih efektif.
Tak heran, kepintaran seseorang sering diukur dengan IQ-nya karena angkanya menunjukkan kemampuan belajar, menggunakan bahasa, memahami gagasan, berpikir abstrak, hingga penyelesaian masalah.
Pengukuran IQ terbatas pada aspek kognitif saja. Jika hasil tes IQ mencapai angka diatas 140, maka Sobat Pintar disebut jenius.
?
Emotional Quotient
EQ, disisi lain, mengukur tingkat kecerdasan emosi seseorang. Kemampuan seseorang dalam mengendalikan, mengelola, menilai, dan menerima emosi dirinya serta orang-orang di sekitarnya merupakan wujud dari kecerdasan emosi.
Bila memiliki EQ yang tinggi, Sobat Pintar takkan kesulitan untuk memahami dan berempati dengan orang lain. Perhatian yang memadai pada emosi orang lain dapat membantumu berteman dengan banyak orang, Sobat.
Ketika dapat menyadari emosi diri sendiri dan dapat mengelolanya, serta peka pada emosi orang lain dan dapat menanggapinya dengan tepat, maka sudah bisa dikatakan Sobat Pintar memiliki EQ yang baik.
?
Adversity Quotient
Istilah AQ mengacu pada kemampuan seseorang untuk bertahan dalam tekanan. Seseorang dengan AQ yang baik mampu bersikap tenang dalam situasi sulit, sekaligus menemukan solusi untuk keluar dari situasi tersebut. Paul G Stolzmengklasifikasikan AQ menjadi tiga tingkat: quitters, campers, dan climbers.
You call someone a quitter whenever he just gives up in difficult time. Campers are those who halfheartedly work to accomplish something and mostly will stop striving as soon as the situation feels good enough. Another type of AQ is a climer who will keep pursuing his goal, no matter what.
?
Tipe intelejensi mana yang lebih penting? Tak ada salah satu yang lebih istimewa dibanding yang lain, Sobat. Apalah IQ yang tinggi bila EQ-mu rendah, misalnya ? atau sebaliknya.
Bagusnya sih, ketika kita dapat menyeimbangkan IQ, EQ, dan AQ. Dengan IQ yang baik, prestasi sekolah gemilang. Dengan EQ yang baik, Sobat Pintar mudah berteman dengan siapa saja. Dan, dengan AQ yang baik, kita mampu menjaga semangat untuk terus berjuang dan berusaha menghadapi berbagai rintangan.
Bagaimana kalau Sobat Pintar masih merasa kurang disalah satunya? Selain ditentukan oleh watak seseorang, keseimbangan IQ, EQ, dan AQ dipengaruhi juga oleh keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Seiring waktu, IQ, EQ, dan AQ Sobat dapat terus berubah ? semoga menjadi lebih baik, ya!
?
Intelligence Quotient
Tingkat IQ mempengaruhi kemampuan berpikir dan menanggapi sesuatu. Seseorang dengan kemampuan nalar yang baik akan mampu bertindak logis dan terarah. Intelejensi seseorang juga memandunya untuk menguasai dan mengolah setiap kejadian di lingkungan disekitarnya dengan lebih efektif.
Tak heran, kepintaran seseorang sering diukur dengan IQ-nya karena angkanya menunjukkan kemampuan belajar, menggunakan bahasa, memahami gagasan, berpikir abstrak, hingga penyelesaian masalah.
Pengukuran IQ terbatas pada aspek kognitif saja. Jika hasil tes IQ mencapai angka diatas 140, maka Sobat Pintar disebut jenius.
?
Emotional Quotient
EQ, disisi lain, mengukur tingkat kecerdasan emosi seseorang. Kemampuan seseorang dalam mengendalikan, mengelola, menilai, dan menerima emosi dirinya serta orang-orang di sekitarnya merupakan wujud dari kecerdasan emosi.
Bila memiliki EQ yang tinggi, Sobat Pintar takkan kesulitan untuk memahami dan berempati dengan orang lain. Perhatian yang memadai pada emosi orang lain dapat membantumu berteman dengan banyak orang, Sobat.
Ketika dapat menyadari emosi diri sendiri dan dapat mengelolanya, serta peka pada emosi orang lain dan dapat menanggapinya dengan tepat, maka sudah bisa dikatakan Sobat Pintar memiliki EQ yang baik.
?
Adversity Quotient
Istilah AQ mengacu pada kemampuan seseorang untuk bertahan dalam tekanan. Seseorang dengan AQ yang baik mampu bersikap tenang dalam situasi sulit, sekaligus menemukan solusi untuk keluar dari situasi tersebut. Paul G Stolzmengklasifikasikan AQ menjadi tiga tingkat: quitters, campers, dan climbers.
You call someone a quitter whenever he just gives up in difficult time. Campers are those who halfheartedly work to accomplish something and mostly will stop striving as soon as the situation feels good enough. Another type of AQ is a climer who will keep pursuing his goal, no matter what.
?
Tipe intelejensi mana yang lebih penting? Tak ada salah satu yang lebih istimewa dibanding yang lain, Sobat. Apalah IQ yang tinggi bila EQ-mu rendah, misalnya ? atau sebaliknya.
Bagusnya sih, ketika kita dapat menyeimbangkan IQ, EQ, dan AQ. Dengan IQ yang baik, prestasi sekolah gemilang. Dengan EQ yang baik, Sobat Pintar mudah berteman dengan siapa saja. Dan, dengan AQ yang baik, kita mampu menjaga semangat untuk terus berjuang dan berusaha menghadapi berbagai rintangan.
Bagaimana kalau Sobat Pintar masih merasa kurang disalah satunya? Selain ditentukan oleh watak seseorang, keseimbangan IQ, EQ, dan AQ dipengaruhi juga oleh keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar. Seiring waktu, IQ, EQ, dan AQ Sobat dapat terus berubah ? semoga menjadi lebih baik, ya!
Advertisement