18+ Peninggalan Zaman Praaksara di Indonesia Beserta Gambar - Zaman Praaksara merupakan salah satu zaman yang pernah dilewati oleh manusia dalam bertahan hidup ribuan tahun lalu. Apa itu zaman praaksara? Zaman praaksara ialah zaman dimana tulisan belum dikenal oleh manusia. Meski begitu terdapat beberapa bentuk peninggalan zaman praaksara yang terdapat di Indonesia.
Kata praaksara dapat dibagi menjadi dua kata yaitu kata "Pra" yang artinya "Sebelum" dan kata "Aksara" yang artinya "Tulisan". Untuk itulah pada masa praaksara ini manusia belum mengenal adanya tulisan. Meskipun demikian, ternyata ditemukan berbagai peninggalan zaman praaksara yang menandai sudah dimulainya era peradaban. Pada masa praaksara biasanya dapat dinamakan dengan zaman prasejarah karena asal mula manusia purba pada zaman sejarah terjadi setelah praaksara berakhir.
Menurut perkiraan zaman praaksara terjadi pada waktu 3 juta hingga 10 ribu tahun lamanya sampai masa sejarah yakni ketika manusia telah mengenal adanya tulisan. Kehidupan manusia dikala itu dilakukan secara purba yakni bertahan hidup dengan memanfaatkan benda benda alam yang terdapat disekitarnya. Pembuktian tentang cara hidup manusia purba ini terdapat dalam beberapa bentuk peninggalan pada masa praaksara yang telah ditemukan para arkeolog. Lalu apa saja bentuk peninggalannya? Nah dalam pembahasan kali ini saya akan membagikan tentang beberapa peninggalan zaman praaksara di Indonesia beserta gambar. Untuk lebih jelasnya dapat anda simak di bawah ini.
Kapak Perimbas
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua yang pertama berupa kapak perimbas. Kapak ini berasal dari batu dimana tidak menggunakan tangkai. Kapak perimbas dimanfaatkan dengan cara digenggam. Kemudian perimbas berfungsi sebagai alat memotong kayu, memecah tulang hewan buruan dan menguliti binatang. Di daerah Indonesia banyak sekali ditemukan kapak ini karena masih tergolong dalam kebudayaan Pacitan. Pada masa itu, manusia purba berjenis Pithecantropus masih menggunakan kapak genggam dan kapak perimbas dalam kehidupan sehari hari.
Kapak Genggam
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua selanjutnya berupa kapak genggam. Bentuk kapak genggam pada masa ini hampir menyerupai kapak perimbas dan kapak penetak. Tetapi bentuk kapak genggam jauh lebih kecil diantara kedua kapak tadi. Kapak genggam berfungsi sebagai alat untuk memotong daging hewan buruan, membelah kayu, menggali umbi umbian dan sebagainya. Kapak genggam ditemukan Ralph von Koenigswald pada tahun 1935 di Punung, Pacitan, Jawa Timur. Karena penemuannya berada di Pacitan maka dinamakan dengan Kebudayaan Pacitan.
Flakes (Alat Alat Serpih)
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua selanjutnya berupa flakes atau alat alat serpih. Peninggalan ini berguna untuk memotong daging, sebagai pisau, dan alat penusuk yang terbuat dari pecahan batu kecil. Penemuan alat alat serpih banyak berada di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Untuk itu alat alat serpih masih tergolong dalam Kebudayaan Ngandong.
Perkakas dari Tanduk dan Tulang
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu tua selanjutnya berupa perkakas dari tanduk dan tulang. Penemuan perkakas ini banyak berada di sekitar Ngandong, Ngawi, Jawa Tengah. Perkakas dari tanduk dan tulang tersebut berguna untuk mata tombak, alat penusuk maupun pengorek. Peninggalan ini termasuk kebudayaan Ngandong sesuai dengan penelitian para arkeologis. Pada masa itu, manusia purba berjenis Homo Wajakensis dan Homo Soloensis masih menggunakan alat alat dari tanduk dan tulang serta alat alat serpih dalam kehidupan sehari hari.
Pebble (Kapak Sumatra)
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya yang pertama berupa pebble atau kapak sumatra. Kapak sumatra berbentuk bulat dan berasal dari pembelahan batu kali menjadi dua bagian. Penemuan jenis kapak ini banyak berada di antara Medan dan Langsa (Aceh) atau lebih tepatnya di Sepanjang Pantai Timur Sumatra.
Hache Courte (Kapak Pendek)
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa Hache Courte atau kapak pendek. Jenis kapak ini masih termasuk kapak genggam pendek yang berbentuk setengah lingkaran. Penemuan kapak ini berada di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra.
Kjokkenmoddinger
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa Kjokkenmoddinger. Menurut bahasa Denmark, kata Kjokkenmoddinger dapat dibagi menjadi kata Kjokken yang artinya "Dapur" dan Modding yang berarti "Sampah". Maka dari itu Kjokkenmoddinger dapat diartikan sebagai sampah dapur yang selama beribu ribu tahun lamanya menumpuk seperti kulit kerang dan kulit siput sehingga membentuk bukit kecil yang tingginya beberapa meter. Di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra banyak ditemukan fosil dapur sampah tersebut.
Abris sous roche
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa Abris sous roche. Abris sous roche ialah ceruk atau gua batu karang yang berguna bagi manusia purba untuk tempat tinggal.
Lukisan di Dinding Gua
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa lukisan di dinding gua. Biasanya dalam abris sous roche banyak ditemukan lukisan seperti ini. Lukisan tersebut berisi gambaran cap tangan yang warnanya merah dan hewan buruan. Penemuan lukisan di dinding gua banyak berada di Gua Raha, Leang Leang, Pulau Muna, Danau Sentani, Sulawesi Selatan, Papua dan di Sulawesi Tenggara.
Kata praaksara dapat dibagi menjadi dua kata yaitu kata "Pra" yang artinya "Sebelum" dan kata "Aksara" yang artinya "Tulisan". Untuk itulah pada masa praaksara ini manusia belum mengenal adanya tulisan. Meskipun demikian, ternyata ditemukan berbagai peninggalan zaman praaksara yang menandai sudah dimulainya era peradaban. Pada masa praaksara biasanya dapat dinamakan dengan zaman prasejarah karena asal mula manusia purba pada zaman sejarah terjadi setelah praaksara berakhir.
Contoh Peninggalan Pada Zaman Praaksara |
18+ Peninggalan Zaman Praaksara di Indonesia Beserta Gambar
Pada zaman praaksara, manusia tetap dapat menggunakan pikirannya dalam memenuhi kehidupannya sehari hari seperti membuat perkakas atau peralatan bertahan hidup, meskipun di masa itu belum mengenal adanya tulisan. Perkakas dan peralatan tersebutlah yang menjadi bentuk peninggalan zaman praaksara yang ditemukan para arkeolog. Peninggalan masa praaksara tidak hanya itu saja, tetapi juga berbentuk kepercayaan, seni dan budaya yang pada saat itu dipercaya oleh manusia.Daftar Raja Raja Kerajaan Demak yang Pernah MemerintahPeninggalan peninggalan zaman praaksara banyak ditemukan pada zaman batu seperti kebudayaannya. Zaman batu tersebut memiliki beberapa kebudayaan yang dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti kebudayaan Neolitikum (zaman batu muda), kebudayaan Paleolitikum (zaman batu tua), dan kebudayaan Mesolitikum (zaman batu madya). Berikut penjelasan selengkapnya:
Kebudayaan Paleolitikum (Zaman Batu Tua)
Peninggalan zaman praaksara yang pertama terdapat pada masa batu tua (Paleolitikum). Pada masa ini terdapat beberapa bentuk peninggalan hasil kebudayaan yang berupa peralatan. Adapun bentuk bentuk peninggalan kebudayaan Paleolitikum (zaman batu tua) yaitu sebagai berikut:Kapak Perimbas
Gambar Kapak Perimbas |
Kapak Genggam
Gambar Kapak Genggam |
Flakes (Alat Alat Serpih)
Gambar Flakes (Alat Alat Serpih) |
Perkakas dari Tanduk dan Tulang
Gambar Perkakas dari Tanduk dan Tulang |
12 Peninggalan Peradaban Mesopotamia di Berbagai Bidang
Kebudayaan Mesolitikum (Zaman Batu Madya)
Peninggalan zaman praaksara selanjutnya terdapat pada masa batu madya (Mesolitikum). Tanda kebudayaan batu madya dapat ditunjukkn dalam bentuk penghalusan perkakas yang akan dibuat. Kebudayaan mesolitikum di Indonesia hampir sama dengan kebudayaan zaman Indochina yang terdapat di daerah Tonkin, Vietnam sesuai dengan penelitian para arkeologis. Asal mula kebudayaan batu madya menurut perkiraan dari kebudayaan Hoabind dan Bascon. Untuk itulah nama lain dari kebudayaan mesolitikum ialah Kebudayaan Bascon Hoabind. Adapun bentuk bentuk peninggalan kebudayaan mesolitikum (zaman batu madya) yaitu sebagai berikut:Pebble (Kapak Sumatra)
Gambar Pebble (Kapak Sumatra) |
Hache Courte (Kapak Pendek)
Gambar Hache Courte (Kapak Pendek) |
Kjokkenmoddinger
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu madya selanjutnya berupa Kjokkenmoddinger. Menurut bahasa Denmark, kata Kjokkenmoddinger dapat dibagi menjadi kata Kjokken yang artinya "Dapur" dan Modding yang berarti "Sampah". Maka dari itu Kjokkenmoddinger dapat diartikan sebagai sampah dapur yang selama beribu ribu tahun lamanya menumpuk seperti kulit kerang dan kulit siput sehingga membentuk bukit kecil yang tingginya beberapa meter. Di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatra banyak ditemukan fosil dapur sampah tersebut.
Abris sous roche
Gambar Abris sous roche |
Lukisan di Dinding Gua
Ilustrasi Lukisan di Dinding Gua |
Jenis Jenis Manusia Purba Beserta Ciri Cirinya
Kebudayaan Neolitikum (Zaman Batu Muda)
Peninggalan zaman praaksara selanjutnya terdapat pada masa batu muda (Neolitikum). Manusia pada masa ini mengalami kemajuan dalam kebudayaannya seperti alat alat yang dihasilkannya. Pembuatan alat tersebut masih dari batu namun terdapat sentuhan tangan manusia. Maka dari itu mengandung sentuhan pendek rasa seni, lebih halus dan lebih diasah. Adapun bentuk bentuk peninggalan kebudayaan neolitikum (zaman batu muda) yaitu sebagai berikut: Kapak Persegi
Gambar Kapak Persegi |
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda yang pertama berupa kapak persegi. Pembuatan kapak persegi berasal dari batu persegi. Jenis kapak ini berguna untuk menggarap tanah, upacara, dan mengerjakan kayu. Kebudayaan di masa ini banyak menyebut kapak persegi sebagai "Beliung Persegi Banyak" yang penemuannya berada di Nusa Tenggara, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan Selatan.
Kapak Lonjong
Gambar Kapak Lonjong |
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda selanjutnya berupa kapak lonjong. Bentuk kapak ini berupa lonjong, maka dari itu dinamakan dengan kapak lonjong. Ada kapak lonjong yang berukuran pendek, besar maupun kecil. Jenis kapak ini berguna untuk memotong pohon atau kayu dan menggarap sawah seperti mencangkul. Penemuan kapak lonjong banyak berada di Sulawesi Utara, Maluku dan Papua.
Mata Panah
Gambar Mata Panah |
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda selanjutnya berupa mata panah. Pembuatan mata panah berasal dari batu yang diasah dengan halus. Mata panah digunakan sebagai alat berburu dan banyak ditemukan di Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
Gerabah
Gambar Gerabah |
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda selanjutnya berupa gerabah. Pembuatan gerabah berasal dari tanah liat dan berguna untuk keperluan sehari hari.
Perhiasan
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda selanjutnya berupa perhiasan. Perhiasan pada zaman batu muda (neolitikum) ini dapat berupa anting anting, gelang dan kalung. Penemuan perhiasan zaman Neolitikum tersebut banyak berada di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Alat Pemukul Kulit Kayu
Peninggalan zaman praaksara pada masa batu muda selanjutnya berupa pemukul kulit kayu. Penggunaan alat pemukul kulit kayu tersebut berguna untuk memukul kulit kayu yang akan dijadikan sebagai bahan pembuatan pakaian. Peninggalan ini memberikan bukti bahwa pakaian telah digunakan oleh manusia di zaman praaksara.
Sekian beberapa peninggalan zaman praaksara di Indonesia beserta gambar yang dapat saya bagikan. Zaman praaksara adalah zaman dimana tulisan belum dikenal oleh manusia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda dan terima kasih telah berkunjung disini.
Advertisement