Info Populer 2022

Luka, penyebab, jenis, penanganan dan proses penyembuhan

Luka, penyebab, jenis, penanganan dan proses penyembuhan
Luka, penyebab, jenis, penanganan dan proses penyembuhan
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan.

Disaat luka timbul, beberapa efek akan muncul :
  • Respon stres simpatis
  • Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
  • Perdarahan & pembekuan darah
  • Kematian sel
  • Kontaminasi bakteri
Luka, penyebab, jenis, penanganan dan proses penyembuhan
Penyebab Luka.

luka dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu :
  • Mekanik contohnya trauma benda Tumpul, benda tajam, senjata api dan bahan peledak
  • Fisik contohnya Karena Paparan Suhu, Panas, dingin, dan aliran Listrik
  • Kimia contohnya paparan zat Asam dan Basa.

Jenis - jenis luka.

sebenarnya jenis - jenis luka ada banyak berdasarkan sifat kejadian, penyebab, tingkat kontaminasi, kedalaman dan luas hingga waktu penyembuhan.

untuk kali ini hanya akan dipaparkan jenis - jenis luka berdasarkan penyebabnya yaitu :

a. Luka mekanik (cara luka didapat dan luas kulit yang terkena)
  1. Luka insisi (Incised wound), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam. Luka dibuat secara sengaja, misal yang terjadi akibat pembedahan.
  2. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup oleh sutura setelah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (ligasi).
  3. Luka memar (Contusion Wound), adalah luka yang tidak disengaja terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh: cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak, namun kulit tetap utuh. Pada luka tertutup, kulit terlihat memar.
  4. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
  5. Luka tusuk (Punctured Wound), luka ini dibuat oleh benda yang tajam yang memasuki kulit dan jaringan di bawahnya. Luka punktur yang disengaja dibuat oleh jarum pada saat injeksi. Luka tusuk/ punktur yang tidak disengaja terjadi pada kasus: paku yang menusuk alas kaki bila paku tersebut terinjak, luka akibat peluru atau pisau yang masuk ke dalam kulit dengan diameter yang kecil.
  6. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi bila kulit tersobek secara kasar. Ini terjadi secara tidak disengaja, biasanya disebabkan oleh kecelakaan akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat. Pada kasus kebidanan: robeknya perineum karena kelahiran bayi.
  7. Luka tembus/luka tembak (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar, bagian tepi luka kehitaman.
  8. Luka bakar (Combustio), luka yang terjadi karena jaringan tubuh terbakar.
  9. Luka gigitan (Morcum Wound), luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagian luka.
b. Luka non mekanik : luka akibat zat kimia, termik, radiasi atau serangan listrik.

Diatas merupakan jenis - jenis luka berdasarkan penyebabnya untuk pemaparan jenis - jenis luka secara lengkap dapat dilihat pada artikel "jenis - jenis luka berdasarkan sifat kejadian, penyebab, tingkat kontaminasi kedalaman dan luas, juga waktu penyembuhan nya"


Macam - macam luka dan penanganannya

1. Vulnus excoriasi (Luka lecet)

Pengertian : Jenis luka yg satu ini derajat nyerinya umumnya lebih tinggi dibanding luka robek, mengingat luka jenis ini umumnya terletak di ujung-ujung syaraf nyeri di kulit.

Cara penanganan : Pertama yg mesti dilakukan yaitu membersihkan luka terlebih dulu memakai NaCl 0,9%, & bersiaplah mendengar teriakan pasien, dikarenakan jenis luka ini tidak memungkinkan kita melaksanakan anastesi, tetapi analgetik boleh diberikan. Setelah bersih, memberi desinfektan. Perawatan jenis luka ini merupakan perawatan luka terbuka, tetapi mesti tetap bersih, hindari penggunaan IODINE salep pada luka jenis ini, sebab hanya akan menjadi sarang kuman, & pemberian IODINE serta tidak perlu dilakukan tiap hari, dikarenakan bakal melukai jaringan yg baru terbentuk.

2. Vulnus punctum (Luka tusuk)

Pengertian : Luka tusuk rata rata yaitu luka akibat logam, nah yg mesti diingat sehingga kita mesti curiga adalanya bakteri clostridium tetani dalam logam tersebut.
Cara penanganan : Aspek mula-mula saat menonton pasien luka tusuk merupakan jangan sampai asal menarik benda yg menusuk, lantaran mampu mengakibatkan perlukaan area lain maupun berkaitan pembuluh darah. Jikalau benda yg menusuk telah dicabut, sehingga yg mesti kita melakukan yaitu membersihkan luka secara memanfaatkan H2O2, seterusnya didesinfktan. Lubang luka ditutup memakai kasa, tetapi dimodifikasi maka ada ajaran hawa yg berjalan.

3. Vulnus contussum (luka kontusiopin)

Pengertian : luka kontusiopin merupakan luka memar, pastinya jangan sampai diurut maupun ditekan-tekan, lantaran cuma aka mengakibatkan robek pembuluh darah makin lebar saja.

Cara penanganan : Yg butuh dilakukan yaitu kompres dgn air dingin, dikarenakan bakal mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah, maka memampatkan pembuluh-pembuluh darah yg robek.

4. Vulnus insivum (Luka sayat)

Pengertian : luka sayat merupakan jenis luka yg disababkan lantaran sayatan dari benda tajam, bisa logam ataupun kayu & lain sebagainya. Jenis luka ini umumnya tipis.

Cara penanganan : yg perlu dilakukan ialah membersihkan & memberikan desinfektan.

5. Vulnus schlopetorum

Pengertian : jenis luka ini disebabkan karena peluru tembakan, sehingga mesti segera dikeluarkan tembakanya. Cara penanganan : jangan sampai langsung mengeluarkan pelurunya, tetapi yg mesti dilakukan ialah membersihkan luka dengan H2O2, berikan desinfektan & tutup luka. Biarkan luka selama kurang lebih dalam waktu seminggu baru pasien dibawa ke ruangan operasi untuk dikeluarkan pelurunya. Di Harapkan dalam waktu seminggu posisi peluru telah mantap & tidak bergeser lantaran setidaknya sudah terbentuk jaringan bari disekitar lokasi peluru.

6. Vulnus combustion (luka bakar)

Pengertian : merupakan luka yg disebabkan akibat kontaksi antara kulit dengan benda/zat panas seperti air panas(air memdidih), api, dll. Cara penanganan : Penanganan paling awal luka ini ialah alirkan di bawah air mengalir, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Alirkan di bawah air mengalir untuk perpindahan kalornya. apabila terbentuk bula boleh dipecahkan, perawatan luka jenis ini ialah perawatan luka terbuka dengan terus menjaga sterilitas mengingat luka jenis ini amat sangat mudah terinfeksi. & ingat kebutuhan cairan pada pasien luka bakar.


7. Luka gigitan

Pengertian : luka jenis ini umumnya disebabkan dari luka gigitan binatang, seperti serangga, ular, & binatang buas lainya. Kali ini luka gigitan yg dibahas ialah jenis luka gigitan dari ular berbisa yg berbahaya.

Cara penanganan : mengeluarkan racun yg sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yg sudah tercemar sebagian besar bisa dikeluarkan dari luka tersebut. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini bisa membahayakan bagi pengisapnya, lebih-lebih yg mempunyai luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya ke luar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan buat mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh lainnya. Setelah Itu segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yg lebih maju untuk perawatan selanjutnya.

8. Laserasi/Luka Parut

Pengertian : Luka parut disebabkan sebab benda keras yg merusak permukaan kulit, contohnya lantaran jatuh waktu berlari. Kiat penanganan : Kiat mengatasi luka parut, kalau ada perdarahan dihentikan lebih-lebih dulu dgn trick menekan bidang yg mengeluarkan darah bersama kasa steril atau saputangan/kain bersih. Setelah Itu cuci & bersihkan lebih kurang luka dgn air & sabun. Luka dibersihkan bersama kasa steril atau benda lain yg pass bersih. Tonton kepada luka, jikalau dijumpai benda asing ( kerikil, kayu, atau benda lain ) keluarkan. Jikalau nyatanya luka terlampaui dalam, rujuk ke hunian sakit. Sesudah bersih bakal diberikan anti-infeksi lokal seperti povidon iodine atau kasa anti-infeksi.

9. Terpotong/Teriris

Pengertian : Terpotong ialah bentuk lain dari perlukaan yg disebabkan oleh benda tajam, bentuk lukanya teratur & dalam, perdarahan cukup banyak, terlebih bila ada pembuluh darah arteri yg putus terpotong.

Cara penanganan : menangani perdarahan terlebih dulu yaitu dilakukan dengan menekan bagian yg mengeluarkan darah dengan memanfaatkan kasa steril atau kain yg bersih. Kalau ada pembuluh nadi yg ikut terpotong, & cukup besar, dilakukan pembalutan torniquet. Pembalutan dilakukan dengan menempatkan tali/ikat pinggang/saputangan pada bagian antara luka & jantung secara melingkar, selanjutnya dengan menggunakan sepotong kayu/ballpoint tali/ikat pinggang/saputangan tadi diputar hingga lilitannya benar-benar kencang. Tujuan cara ini buat menghentikan aliran darah yg ke luar dari luka. selanjutnya, luka ditutup & rujuk ke rumah sakit. Pembebatan torniquet dilakukan pada lengan atas atau paha. Pembebatan di tempat lain tidak akan efektif. Pada luka yg teriris dioles anti infeksi selanjutnya ditutup kasa steril.

Baca Juga " SOP Perawatan Luka"

Penanganan luka secara umum

Dalam penanganan luka, sudah umum diketahui bahwa salah satu yg mesti dilakukan yaitu tindakan debridement. Debridement bertujuan untuk menciptakan luka menjadi bersih sehingga mengurangi kontaminasi pada luka & mencegah terjadinya infeksi. Debridement dapat dilakukan dengan beberapa cara, dari yg kurang invasif sampai invasif, yaitu debridement secara biologik, mekanik, otolitik, enzimatik, & surgical.


Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah proses yang komplek dan dinamis dengan perubahan lingkungan luka dan status kesehatan individu. Fisiologi dari penyembuhan luka yang normal adalah melalui fase hemostasis, inflamasi, granulasi dan maturasi yang merupakan suatu kerangka untuk memahami prinsip dasar perawatan luka. Melalui pemahaman ini profesional keperawatan dapat mengembangkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk merawat luka dan dapat membantu perbaikan jaringan. Luka kronik mendorong para profesional keperawatan untuk mencari cara mengatasi masalah ini. Penyembuhan luka kronik membutuhkan perawatan yang berpusat pada pasien ”patient centered”, holistik, interdisiplin, cost efektif dan eviden based yang kuat.

Penelitian pada luka akut dengan model binatang menunjukkan ada empat fase penyembuhan luka. Sehingga diyakini bahwa luka kronik harus juga melalui fase yang sama. Fase tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hemostasis

Pada penyembuhan luka kerusakan pembuluh darah harus ditutup. Pada proses penyembuhan luka platelet akan bekerja untuk menutup kerusakan pembuluh darah tersebut. Pembuluh darah sendiri akan konstriksi dalam berespon terhadap injuri tetapi spasme ini biasanya rilek. Platelet mensekresi substansi vasokonstriktif untuk membantu proses tersebut.

Dibawah pengaruh adenosin diphosphat (ADP) kebocoran dari kerusakan jaringan akan menimbulkan agregasi platelet untuk merekatkan kolagen. ADP juga mensekresi faktor yang berinteraksi dengan dan merangsang pembekuan intrinsik melalui produksi trombin, yang akan membentuk fibrin dari fibrinogen. Hubungan fibrin diperkuat oleh agregasi platelet menjadi hemostatik yang stabil. Akhirnya platelet juga mensekresi sitokin seperti ”platelet-derived growth factor”. Hemostatis terjadi dalam waktu beberapa menit setelah injuri kecuali ada gangguan faktor pembekuan.

2. Inflamasi

Secara klinik, inflamasi adalah fase ke dua dari proses penyembuhan yang menampilkan eritema, pembengkakan dan peningkatan suhu/hangat yang sering dihubungkan dengan nyeri, secara klasik ”rubor et tumor cum calore et dolore”. Tahap ini biasanya berlangsung hingga 4 hari sesudah injuri. Pada proses penyembuhan ini biasanya terjadi proses pembersihan debris/sisa-sisa. Ini adalah pekerjaan dari PMN’s (polymorphonucleocytes). Respon inflamasi menyebabkan pembuluh darah menjadi bocor mengeluarkan plasma dan PMN’s ke sekitar jaringan. Neutropil memfagositosis sisa-sisa dan mikroorganisme dan merupakan pertahanan awal terhadap infeksi. Mereka dibantu sel-sel mast lokal. Fibrin kemudian pecah sebagai bagian dari pembersihan ini.

Tugas selanjutnya membangun kembali kompleksitas yang membutuhkan kontraktor. Sel yang berperan sebagai kontraktor pada penyembuhan luka ini adalah makrofag. Makrofag mampu memfagosit bakteri dan merupakan garis pertahan kedua. Makrofag juga mensekresi komotaktik yang bervariasi dan faktor pertumbuhan seperti faktor pertumbuhan fibrobalas (FGF), faktor pertumbuhan epidermal (EGF), faktor pertumbuhan beta trasformasi (tgf) dan interleukin-1 (IL-1).

3. Proliferasi (proliferasi, granulasi dan kontraksi)

Fase granulasi berawal dari hari ke empat sesudah perlukaan dan biasanya berlangsung hingga hari ke 21 pada luka akut tergangung pada ukuran luka. Secara klinis ditandai oleh adanya jaringan yang berwarna merah pada dasar luka dan mengganti jaringan dermal dan kadang-kadang subdermal pada luka yang lebih dalam yang baik untuk kontraksi luka. Pada penyembuhan luka secara analoginya satu kali pembersihan debris, dibawah kontraktur langsung terbentuk jaringan baru.

Kerangka dipenuhi oleh fibroblas yang mensekresi kolagen pada dermal yang kemudian akan terjadi regenerasi. Peran fibroblas disini adalah untuk kontraksi. Serat-serat halus merupakan sel-sel perisit yang beregenerasi ke lapisan luar dari kapiler dan sel endotelial yang akan membentuk garis. Proses ini disebut angiogenesis. Sel-sel ”roofer” dan ”sider” adalah keratinosit yang bertanggungjawab untuk epitelisasi. Pada tahap akhir epitelisasi, terjadi kontraktur dimana keratinosit berdifrensiasi untuk membentuk lapisan protektif luar atau stratum korneum.

4. Remodeling atau maturasi

Setelah struktur dasar komplit mulailah finishing interior. Pada proses penyembuhan luka jaringan dermal mengalami peningkatan tension/kekuatan, peran ini dilakukan oleh fibroblast. Remodeling dapat membutuhkan waktu 2 tahun sesudah perlukaan.
Advertisement

Iklan Sidebar